Bab 1

335 33 0
                                    

"Hoamh...!" Pemuda yang baru saja bangun dari tidurnya itu sedang mengusap matanya. Matahari pagi yang baru saja menusuk indra penglihatannya membuatnya tersadar, memang hari sudah cukup siang.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.10 dan sekolah sudah mulai pelajaran sejak pukul tujuh tadi. Namun pemuda yang bernama Aeron itu baru saja bangun dari tidurnya.

Siapa yang tak kenal dengan berandal tengil dengan perawakan tubuh lumayan pendek sekitar 169 cm ditambah aksesoris anting yang dia kenakan di telinga kirinya membuatnya terlihat tampan dan manis dalam waktu bersamaan. Tetapi semua kelebihan yang sedikit itu tertutupi dengan semua tingkah lakunya yang sangat abnormal. Berbagai masalah sudah dia lakukan selama sekolah di SMA Bhakti Melia.

Bertengkar dengan sesama murid sudah biasa ia lakukan, gonta-ganti pacar, membully anak-anak culun, dan banyak hal-hal negatif lainnya sudah ia lakukan sampai-sampai banyak guru yang sudah angkat tangan dengan tingkah lakunya ini.

Seperti sekarang ini, niatnya sih Aeron mau membolos tapi kalau dia bolos nanti gak ketemu sama geng nya itu. Ya, benar, Aeron punya geng pembully yang suka buat onar di lingkungan sekolah. Sebenarnya bukan hanya lingkungan sekolah saja, melainkan di lingkungan luar juga. Orang tuanya tak melarang Aeron melalukan hal-hal itu, atau bisa dibilang mereka terlalu memanjakannya sejak kecil. Yang selalu ia ingat dari pesan kedua orang tuanya adalah ia bebas melakukan apapun yang terpenting jangan sampai anak orang bunting.

Aeron melirik ke jam yang berada di meja samping tempat tidurnya, "anjing udah jam segini, hoamh...! Males banget gua ke sekolah tapi nanti guru sialan itu ngadu ke bokap, bisa-bisa uang saku bulanan gua dipotong! Mau ditaro mana muka gua ke cewe-cewe gua kalau gua miskin," gumamnya masih dengan keadaan setengah sadar, kemudian ia berajak dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama akhirnya dia siap untuk berangkat ke sekolah, kedua orang tuanya sebenarnya sudah menyiapkan supir pribadi untuk mengantar jemputnya ke sekolah. Tetapi kalian tahu sendiri Aeron gak mau diatur-atur dan gak bebas hidupnya, jadi ia menyogok supir pribadinya dengan beberapa rokok-rokok mahal supaya dia dibiarkan berangkat sendiri ke sekolah menggunakan motor kesayangannya.

Akhirnya setelah 25 menit ia sampai di depan gerbang sekolah, sudah lebih dari setengah jam dari jam pelajaran pertama dimulai, namun Aeron baru saja sampai di sekolah.

Pak Mushyid, satpam SMA itu hanya memutar bola matanya jengah dengan tingkah salah satu murid langganan telat, "hari ini tidak boleh masuk! Saya sudah capek ditegur terus sama wakil kepsek gara gara ngelolosin kamu masuk ke area sekolah ter-"

Aeron hanya memutar bola matanya malas dan merogoh saku jaket hitam yang ia kenakan, setalah mendapatkan apa yang ia cari, Aeron segera mengarahkan dua lembar uang berwarna biru itu di depan muka Pak Mursyid. Dan benar saja Pak Mursyid berhenti berbicara dan segera menyaut uang itu.

Wajah Pak Mursyid berseri-seri, "nah gitu dong! Kalau ada money kamu boleh masuk sekolah kapan saja! Hehehe..." Ujarnya dengan menciup uang-uang itu.

"Yaelah pak uang tua tetep aja mata duitan!"

"Tapi btw makasih pak! Biar sama-sama mudah gitu saya doain bapak panjang umur sampe saya lulus nanti!" Ujar Aeron dengan tersenyum khas miliknya.

Akhrinya ia melajukan motornya menuju ke parkiran sekolah.

***

"Anjinglah gua udah lama banget gak kumpul sama yang lainnya! Gua kangen memacu adrenalin sambil balapan," Aeron menatap ke arah temen sebangkunyae yang sekaligus jadi bestpren porepernya sejak zigot.

Gugun yang denger itu cuma memutar bola matanya malas, "lu denger ya anjeng! Lu belum ada 24 jam yang lalu balapan sama tuh om-om mata duitan, sama mata bokongan!" Gugun menoleh dan membanting pulpen yang ia gunakan menulis barusan.

THE ONE THAT GOT AWAY [ELRON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang