Bab 5

329 39 7
                                    

Aeron berjalan santai masuk ke dalam rumah karena ia pikir kedua orang tuanya belum pulang, namun ketika ia membuka pintu ia mendengar sebuah suara dentingan piring dan sendok dari arah ruang makan. Pikirannya mulai kemana-mana, ia pikir ada maling di rumahnya jadi ia berjalan mengendap-endap dengan membawa sebuah pot bunga untuk ia pukulkan ke kepala maling itu. Ketika beberapa langkah menuju ruang makan, ia mendengar sebuah suara yang amat ia kenal sejak lahir.

"Dari mana saja son?" Sebuah suara menusuk indra pendengarannya, suara elegan dengan nada datar namun penuh arti yang membuat bulu kuduk Aeron seketika merinding.

Aeron menyembunyikan pot itu di belakangnya, "emm Aeron baru pulang kerja kelompok kok mom! Ya kerja kelompok di rumah Kyou, karena banyak banget tugasnya jadi Aeron gak pulang terus nginep di rumah Kyou!" Jawabnya cepat.

Sedangkan orang yang dipanggil mom itu hanya menghela nafas pelan dan sedikit membanting garpu dan sendok yang dia pakai makan.

"Udah gak usah alasan, daddy kamu pasang alat pengintai di mobil kamu! Tapi sekarang mobilnya kemana?" Tunjuknya sebuah handphone yang menampilkan titip merah di club yang Aeron datangi kemarin malam.

Mata Aeron membulat terkejut, "fuck, gua lupa kemarin bawa mobil!" Gumamnya pelan. Untung saja tidak didengar oleh kedua orang tuanya.

Daddy Aeron telah selesai makan, kemudian ia menoleh ke arah Aeron dengan tatapan datar seperti biasanya, "jangan terlalu banyak main, kamu harus belajar yang bener biar bisa lanjutin perusahaan daddy nanti!" Ujarnya yang membuat Aeron hanya memutar bola matanya malas.

Aeron berjalan ke meja makan dengan menghentakkan kakinya kesal, "kan udah Aeron bilang kalau Aeron gak mau ngurusin bisnis itu bisnis ini, susah tau! Aeron kan mau jadi pembalap!" Ujarnya bangga sembari duduk dan bersiap untuk makan.

"Shhh...!" Rintihnya pelan saat pantatnya menapak ke tempat duduk di ruang makan itu.

Mommy nya mengernyit heran, "apa kamu sakit? Kenapa kayak kesakitan itu pas duduk?" Tanyanya.

"N–nggak! Aeron abis jatuh aja tadi jadi masih agak sakit," jawabnya sedikit terbata. Mana mungkin ia mengaku habis di apa-apain sama anak culun itu, bisa gawat reputasinya dan bakal malu banget kalau sampai ketahuan.

Mommynya hanya menggelengkan kepalanya pelan, "ya udah nanti mommy panggil dokter ke sini buat periksa kamu!" Ujarnya.

"Nggak usah...!" Teriak Aeron yang membuat kedua orang tuanya terperanjat kaget.

Aeron tersenyum canggung setelah ia sadar baru saja teriak, "maksud aeron gak usah mom! Tadi di rumah Kyou udah diobatin kok sama temen-temen jadi gak perlu khawatir kek gitu, lagian Aeron juga laki-laki jadi harus kuat!" Ujarnya dengan mengangkat kedua tangannya menunjukkan otot miliknya.

Xinn hanya menghela nafas pasrah dengan tingkah anaknya yang diluar perkiraannya, ia tak menyangka bahwa sang putra kini tumbuh nakal dan sangat berbeda dengan dirinya. Mungkin cara mendidiknya agak berbeda dengan sang ayah atau bisa dibilang sangat berbeda, ia tak mau Aeron mendapat perlakuan yang sama sepertinya jadi ia sedikit memberi kebebasan tapi malah Aeronnya kebablasan.

"Ya sudah kalau gitu kamu tidur aja sana! Hari ini bolos aja lagian kamu juga masih sakit kan?" Ujar mommynya sembari berdiri untuk pergi dari sana.

Aeron mengangguk dan berjalan menuju kamarnya dengan sempoyongan. Ketika ia melihat ke arah kaca di kamarnya ia sadar bahwa ada sebuah tanda merah di lehernya yang untung saja terlihat samar jika dilihat dari luar.

"Fuck! Sialan tuh bocah culun beringas juga ya! Gua gak bisa tinggal diam, gua harus balas dia sampe mampus, tapi...gimana caranya ya biar gak ketahuan temen-temen...? Ck, sialan-sialan!" Gerutunya sembari melemparkan dirinya ke ranjang miliknya.

THE ONE THAT GOT AWAY [ELRON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang