"Eh ada yayang bebeb Ujin! Sorry yang tadi lupa gak bawa payung jadi kamu basah deh," Rinz menunjukkan wajah melasnya ke arah Sutsujin yang sudah sangat kesal karena ia harus menunggu lama di tengah hujan deras itu.
"Kan aku udah bilang jangan lama-lama! Liat ini basah semua kan bajuku!" Ujarnya kesal tapi dengan nada manja.
Adegan romantis mereka berdua tak luput dari mata Gugun yang hanya bisa memutar bola matanya malas, kedua sejoli itu memang tampak serasi dengan tingkah manja keduanya yang sangat menggelikan di matanya. Ia harap ketika punya pacar gak semenggelikan itu.
"Maaf lah beb! Tadi nungguin nih bocah pacaran dulu jadi lama aku ke sininya!" Rinz menyikut tangan Gugun yang membuat Gugun berdecak kesal.
"Ck, sakit anjing! Eh...hai kak sutsujin jangan dengerin orang tolol ini! Hehehe..." ujarnya sedikit canggung karena ia tak terlalu dekat dengan kakak kelasnya itu. Lagian bagaimana bisa temannya tuh dapet pacar kakak kelas.
Sutsujin mengangguk, "loh kamu nebeng Rinz ya hari ini? Tumben banget biasanya kamu sama tuh bocah tiktok siapa yang sering ngedance tiktok tuh? Sawi? Yawi?" Tanyanya penasaran.
Gugun langsung menggelengkan kepalanya brutal, "nggak! Nggak! Aku gak kenal siapa dia! Lagian kita tadi mau ke rumah Aeron, soalnya tumben banget tuh bocah sakit, biasanya dia kan anti sakit sejak lahir." Ujarnya.
Sutsujin hanya ber oh ria tak mau memperpanjang pembicaraan mereka tentang Yawi karena melihat wajah Gugun yang tampak kesal ketika mendengar nama Yawi. Padahal dalam hatinya saat ini jedag jedug sejak Yawi mengejarnya ketika menuju parkiran tadi.
Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam mobil Rinz. Gugun duduk di belakang sedangkan Sutsujin di depan dan Rinz yang menyetir mobilnya.
Sutsujin menoleh ke pacarnya, "yang beneran nih aku boleh ikut? Aku gak terlalu kenal loh sama geng-geng kamu?" Tanyanya pada Rinz.
Rinz melirik sebentar, "gak apa-apa lah yang! Lagian Aeron gak gigit juga, dia kalau di rumah itu biasanya beda dari di sekolah. Kan kamu tau sendiri di sekolah dia beringas, liar, dan semua hal negatif ada di bocah itu kan? Nah kalau di rumah dia gak berani macem-macem karena bokap nyokapnya galak bener!" Jelas Rinz yang membuat Gugun menahan tawanya karena ucapan Rinz barusan.
Memang benar Aeron di luar dan di dalam rumah itu tampak berbeda seratus delapan puluh derajat. Ketika di luar dia tak segan-segan untuk menghabisi siapapun yang berani macam-macam dengannya, prinsipnya ketika diluar itu senggol bacok. Sedangkan ketika di rumah dia akan jadi anak manja tapi tetep nakal karena dia sering kali melanggar perintah kedua orang tuanya.
Sutsujin yang mendengar itu mengangguk saja, mungkin di sana nanti dia akan diam saja dan tak terlalu ikut campur urusan geng pacarnya itu, toh dia pacaran dengan Rinz tak pandang bulu yang penting kehidupannya terjamin oleh cinta.
Beberapa saat kemudian mereka akhirnya sampai di area rumah Aeron yang tampak besar sekali, padahal mereka masih di depan gerbang.
Rinz membuka kaca mobilnya dan berteriak pada pak satpam yang sudah kenal dengannya, "woi pak bukain gerbangnya lah!" Teriaknya.
Satpam yang menjaga gerbang rumah Aeron itu dengan cepat membuka pintu gerbang di tengah hujan deras dan setelahnya Rinz melajukan mobilnya masuk ke dalam. Rinz lumayan sering main ke rumah Aeron dengan Gugun karena permintaan Aeron tentunya, kedua orang tua Aeron kadang sibuk dengan bisnis nya jadi Aeron sedikit kesepian oleh karena itu satu-satunya cara biar dia gak kesepian adalah mengundang teman-temannya untuk berpesta di rumahnya. Padahal aslinya cuma main game.
Sutsujin sedikit terkejut dengan penampakan rumah Aeron yang luas banget, bahkan ini bisa dibilang lebih luas dari gabungan dua lapangan di sekolahnya. Letak garasi dari gerbang juga juga jauh dan membuatnya bertanya-tanya sebenarnya siapa kedua orang tua Aeron kok bisa kaya raya banget. Sutsujin pikir kalau dia sedikit matre mungkin dia akan memacari Aeron, tapi gak bisa karena dia sudah jatuh hati dengan Rinz meskipun rada bulol.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONE THAT GOT AWAY [ELRON]
Fantasy"Lo kalau culun, jangan sekolah di sini! Udahlah goblok matanya ada empat, jelek lagi! Hahahaha..." Aeron meludah ke arah pemuda yang saat ini sedang menunduk dan meremat kuat buku yang ada di pelukannya itu. . . . Seorang pemuda dengan penampilan...