Nnael yang menyadari ada yang mengikutinya berbalik dan menyeringai sekilas ketika melihat ada seorang anak kecil, ya bisa dibilang anak kecil karena tubuhnya lebih pendek dari dia tengah memainkan jarinya sembari menunduk dan terkadang menggosok hidungnya. Di mata Nnael itu terlihat sangat menggemaskan terlepas dari semua perbuatan yang sudah dilakukan padanya, tapi sepertinya rasa dendamnya masih menguasainya.
"Kenapa? Ada yang bisa kakak bantu?" Tanyanya masih dengan senyuman lembut di wajahnya.
Aeron menggeleng pelan sambil menggosok hidungnya pelan. Wajahnya masih memerah dan juga bau alkohol yang menyengat dari mulutnya.
Nnael mengernyit heran, "terus kenapa ngikutin kakak?" Tanyanya.
Aeron mendongak, "takut sendiri." Ujarnya pelan namun masih bisa didengar oleh Nnael.
Nnael terkekeh kecil, semudah ini kah memancing ikan? Untungnya ia telah memberi sedikit racikan lain yang dapat membuat sang peminum bir itu akan cepat mabuk, ditambah mabuknya akan lebih lama dari biasanya dan hal itu tidak diketahui oleh siapapun kecuali dirinya sendiri.
Nnael menoleh ke kanan dan kiri memastikan tak ada yang menyadari interaksinya dengan Aeron.
Tangannya memegang tangan Aeron, "ya udah ikut kakak mau? Kita main..." ujarnya dengan lembut.
Aeron mengangguk antusias, "mau! Mau! Tapi hik...kita main apa...?" Tanya masih dengan sedikit linglung.
Nnael yang mendapat pertanyaan itu tampak berpikir sejenak, "emm...gimana kalau kita pergi dulu dari sini biar gak terlalu ramai?" Meski pertanyaan itu sedikit bodoh karena di tempat itu ruang VVIP yang hanya ada sedikit orang dan tempatnya luas sekali, tapi karena ia tahu bahwa Aeron tengah mabuk berat jadi tidak masalah dengan hal itu.
Terbukti dengan Aeron yang mengangguk senang ketika diajak oleh orang yang tak ia kenal, tapi karena pengaruh obat yang membuatnya mabuk berat membuat ia linglung dan tidak bisa mengendalikan pikirannya dan hanya bisa menuruti tubuhnya saja. Nnael mengangguk dan menarik pelan tubuh Aeron yang lebih kecil darinya ke arah belakang, meski ia baru bekerja selama satu tahunan di tempat ini, tapi ia sudah paham betul tentang seluk beluk club ini dari ruangan umum hingga VVIP. Biasanya anak-anak nakal berandalan dari kalangan atas akan sering datang ke tempat ini dan memesan ruangan VVIP agar mereka bebas dari CCTV serta bisa melalukan sex bebas di sana. Biasanya mereka membawa perempuan entah itu pacar atau sewaan, banyak dari mereka yang masih muda usia belasan kadang melakukan judi di sana dan pesta pora.
Tetapi Aeron sedikit jarang ke club ini karena memang dia senang menjelahi tempat-tempat terlarang di kota, ia kadang bosan hanya di tempat-tempat itu saja sehingga kadang ia mencari beberapa referensi tempat lain untuk ia kunjungi bersama teman-temannya. Meski berandalan, tapi ia tak pernah melakukan hal-hal seperti itu, ia kadang cuma pacaran seperti biasanya. Tapi saking banyaknya pacarnya ia bahkan terlalu pusing untuk mengatur waktu jadi terkadang Aeron akan mengabaikan beberapa pacarnya. Ia lebih senang untuk berkumpul dengan teman-temannya dan memacu adrenalin dengan balapan liar.
***
02.10
Gugun yang setengah mabuk tampak berjalan dengan sedikit sempoyongan kembali ke ruangan Aeron tadi, ketika ia membuka pintu matanya menelisik ke segala arah dan tidak menemukan seseorangpun di sana. Ia tak ambil pikir dengan hal itu sehingga ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa dan memilih untuk tidur karena kepalanya pusing sekali, meski ia hanya toleran minum dua gelas kecil saja tapi kali ini ia minum lima gelas karena pikirannya sedang kacau.
Beberapa saat kemudian pintu terbuka, ternyata menampilkan sosok Favian yang masih sehat bugar karena ia hanya minum satu gelas saja. Matanya juga menelisik ke segala arah dan tidak menemukan Aeron di sana, sebenarnya ia datang ke sana juga untuk menemui Aeron tapi ketika ia sampai di sana malah hanya ada Gugun saja yang sudah teler. Akhirnya ia memutuskan masuk ke dalam dan menelusuri Ruangan itu, karena memang ukurannya yang besar jadi ia berharap bisa menemukan Aeron yang mungkin ada di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONE THAT GOT AWAY [ELRON]
Fantasía"Lo kalau culun, jangan sekolah di sini! Udahlah goblok matanya ada empat, jelek lagi! Hahahaha..." Aeron meludah ke arah pemuda yang saat ini sedang menunduk dan meremat kuat buku yang ada di pelukannya itu. . . . Seorang pemuda dengan penampilan...