Sudah satu minggu New di rumah sakit, akhirnya hari ini dia di perbolehkan untuk pulang, Tay selalu menemani New meskipun dia tak begitu menyukai New tapi dia tetap menjenguk New, apa lagi New tidak mengatakan tentang dia yang masuk rumah sakit ke orang tuanya, itu sebabnya Tay kasian dengan New yang hanya sendiri di rumah sakit.
Sekarang Tay sudah tahu Krist bersama Singto tapi dia lebih memilih untuk merahasiakan itu dari New, Krist juga selalu menanyakan keadaan New pada Tay.
"Terima kasih sudah menjaga ku selama satu minggu ini" Ucap New.
"Apa mau ku antar pulang? Bukankah mobil mu masih di bengkel?"
"Aku tak mau merepotkan mu" Ucap New.
"Aku sama sekali tak merasa di repotkan, aku sudah meminta ijin pada Singto tadi untuk tak masuk hari ini"
"Tak perlu, aku akan memesan taxi"
"Bagaimana jika kepala mu tiba-tiba pusing di jalan nanti?"
Kepala New memang masih sering pusing hingga sekarang mungkin bekas benturan itu, tapi semua bukan apa-apa bagi New.
"Tapi jarak kota ini ke kota ku sangat jauh" Ucap New.
"Tak masalah, aku sering ke kota X, sebenarnya tante ku tinggal disana"
"Oh... Tapi tetap tidak" Ucap New sambil tersenyum.
"Baiklah" Ucap Tay.
Tiba di tempat parkir rumah sakit, New mencari taxi melalui ponselnya, dan Tay masih menemani New.
"Apa aku boleh meminta nomor ponsel mu?" Tanya Tay memberanikan diri.
"Untuk apa?"
"Apa kamu tak mau berteman dengan ku?"
"Baiklah, mana ponsel mu?" Ucap New.
Tay memberikan ponselnya pada New, kemudian New menulis nomor ponselnya di ponsel Tay.
"Terima kasih" Ucap Tay.
"Ya" Ucap New.
****
"Krist, kamu mengganggu ku bekerja!" Ucap Singto sambil berusaha melepas pelukan Krist di pinggangnya."Apa lagi yang bisa ku lakukan selain mengganggu kesayangan ku ini?" Ucap Krist.
"Apa kamu sudah selesai menyusun barang?"
"Sudah, sayang"
Selama seminggu ini Krist memang membantu Singto di tokonya, dia juga tidur di toko karna Singto melarangnya menginap lagi, Singto hanya tak mau mamanya mencurigai mereka, itu sebabnya Singto menyuruh Krist tidur di tokonya, meski begitu, sudah 3 kali dalam seminggu ini Singto ikut tidur di toko menemani sang kekasih.
Tay berdehem kecil sehingga membuat Krist dan Singto menatap ke arah Tay yang baru saja datang.
"Bukankah kamu ijin tak masuk?" Ucap Singto.
"New tak mau ku antar pulang" ucap Tay.
"Apa phi ku sudah pulang?" Tanya Krist.
"Ya, menggunakan taxi"
"Apa dia benar-benar sudah baik-baik saja?" Tanya Krist.
"Hmm, kamu terlihat sangat peduli padanya"
"Tentu saja, dia phi ku. Meskipun menyebalkan tapi kami lahir dari rahim yang sama, dan tumbuh besar bersama" Ucap Krist.
Singto tersenyum mendengar apa yang di katakan Krist, Singto sendiri juga mengakui jika New sangat menyebalkan tapi ternyata Krist tak pernah dendam padanya.
*Cup... Singto mencium bibir Krist sehingga membuat Tay reflek menatap ke sembarang arah setelah melihat itu.
"Kenapa phi" Ucap Krist, dia benar-benar terkejut Singto menciumnya lebih dulu, apa lagi di depan Tay!
"Tidak, aku bangga pada mu" Ucap Singto.
"Benarkah, itu artinya aku mendapatkan hadiah 'kan?" Ucap Krist sembari mengangkat tubuh Singto, membawanya pergi dari sana, sedangkan Singto kini memukul dada Krist agar Krist melepaskan dirinya.
Tbc.
YOU ARE READING
Enemies To Lovers ✓
Fiksi PenggemarBerawal dari musuh, lalu berakhir menjadi sepasang kekasih (?) *Top Krist, Bot Sing.