"Dimana kita? "Dyanne bertanya sambil melirik ke luar, mereka berada di tempat parkir sebuah gedung.
"Apartemenku, " jawab Reagan sesaat sebelum keluar dari mobil, berjalan tergesa ke sisi lain mobil untuk membukakan pintu mobil untuk Dyanne.
Tanpa banyak tanya Dyanne mengikuti kemanapun pria besar itu berjalan. Begitu mereka sudah aman di dalam apartemen, Reagan tidak membuang waktu untuk mengunci pintu di belakang mereka. Dia menoleh ke Dyanne, matanya menjadi gelap karena hasrat.
"Ayo kita lanjutkan," gumamnya, mengulurkan tangan untuk menarik kembali gaun Dyanne perlahan.
Jari-jarinya menyentuh kulit Dyanne, mengirimkan getaran ke tulang belakangnya. Tangan Reagan meluncur ke bawah punggung Dyanne, menangkup pantatnya dan meremas dagingnya yang kenyal. Dia meremasnya dengan kuat, menikmati caranya mengisi telapak tangannya, membuat Dyanne terengah lembut.
"Aku menginginkanmu, Dyanne," gumamnya, suaranya rendah dan penuh hasrat. "Aku ingin merasakan setiap bagian dirimu"
Satu tangan melepaskan cengkeramannya di pantat Dyanne, menyusuri lekuk tulang belakangnya hingga mencapai lehernya. Reagan melingkarkan jari-jarinya di sekitar tenggorokan Dyanne, memberikan tekanan yang cukup untuk membuatnya terkesiap.
"Aku menginginkanmu juga, Reagan, " Dyanne berbisik pelan dengan mata memohon, tidak sabar merasakan kembali Reagan di dalam dirinya.
Cekikan pelan Reagan di lehernya membuat jantungnya berdebar kuat, membuatnya lebih berhasrat di dominasi oleh pria seperti Reagan.
Reagan menyeringai, berbisik ke telinga Dyanne. "Beg for it"
Satu tangan masih mencengkeram pantat dyanne dengan kuat, Reagan membimbingnya menuju kamar tidur. Tangannya yang bebas tetap mencengkeram erat di sekitar tenggorokannya, menjaganya agar tetap terkendali. Dia menyukai cara Dyanne menggeliat di bawah sentuhannya, cara napasnya tersendat ketika dia menekan lehernya yang halus. Dia bisa melihat ketakutan berkedip di matanya, bercampur dengan sedikit kegembiraan. Inilah yang dia inginkan, penyerahan diri sepenuhnya dari Dyanne.
Mereka masuk ke kamar tidur, Reagan mendorongnya ke tempat tidur dengan mudah. Dia berdiri di atasnya, menatap tubuhnya yang tergeletak di bawahnya.
"Sekarang katakan apa yang kamu inginkan," perintahnya pelan.
Mendongak ke arahnya, mata Dyanne melebar dengan campuran ketakutan dan antisipasi. Dia menjilat bibirnya dengan gugup "... Aku menginginkanmu. Aku ingin kau meniduriku lagi, kali ini lebih keras...," Suaranya melemah saat ia menyadari apa yang diucapkannya, tetapi ia tidak menghentikan dirinya sendiri.
"Aku milikmu malam ini, Reagan. Lakukan apa pun yang kau inginkan dengan tubuhku...," Dyanne merentangkan kakinya lebih lebar, memperlihatkan celana dalamnya yang basah kuyup karena perbuatan mereka tadi.
Seringai mengembang di wajah Reagan saat ia mendengarkan kata-kata Dyanne. Itulah yang ingin didengarnya. Ia naik ke tempat tidur, menempatkan dirinya di antara paha Dyanne. Ia bisa mencium gairahnya, melihat betapa siapnya Dyanne untuknya. Itu membuat penisnya berdenyut karena nafsu.
Sambil membungkuk, ia menangkap mulut Dyanne dalam ciuman yang bergairah. Lidahnya menyerbu mulutnya, mendominasi mulutnya saat ia merasakan kemanisannya. Saat ia menjauh, ia meninggalkan Dyanne terengah-engah dan memerah. Dia mulai menanggalkan setelannya, memperlihatkan tubuh berototnya yang jantan. Lalu dia melepas gaun yang dipakai oleh Dyanne.
Tangannya mencengkeram pergelangan tangan Dyanne dengan erat, mengangkatnya di atas kepalanya saat ia membuang celana dalam Dyanne lalu memposisikan dirinya di pintu masuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk in Lust [Oneshots]
RomanceAdult oneshots stories [18+] Contain; vulgarity, sex, mature content. Please be wise of what you read. Mengandung; vulgaritas, sex, adegan dewasa. Mohon kebijakan dalam membaca. Minor do not interact 🔞⚠️ ©lemonadencat