BAB 1

29 7 2
                                    

Selamat datang kembali
untuk chapter pertama mungkin aku nulis sedikit dulu.

Enjoy ya! Jangan lupa kasih bintang dibawah sebelah kirinya teman.



"Dari semua yang udah kita laluin, kenangan apa yang gaakan pernah kamu lupain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari semua yang udah kita laluin, kenangan apa yang gaakan pernah kamu lupain?"

-Haikal

"Pas awal aku liat kamu."

-Nara

Hari yang seperti biasanya, saat itu masih pagi, namun matahari sudah terlihat menampakkan cahayanya.

Seorang laki laki yang sedang sibuk mencuci motornya di luar, sembari memikirkan sesuatu yang masih belum ia relakan.

"A," panggil Bunda, Haikal hanya membalasnya dengan dehaman kecil.

"Itu rumah di depan udah ada yang isiin, ya?" tanya sang Bunda sembari meletakkan tangannya di bawah dada, matanya menatap orang orang yang sedang membereskan barang barang di depan rumahnya.

Rumah nya cukup berjauhan, jadi Bunda tak terlihat jelas siapa orang tersebut.

"Mana aa tau atuh Bun," jawab Haikal masih sibuk mengelap motor si jalu kesayangannya.

"Yeu kamu mah," ucap sang Bunda kemudian melangkah pergi menuju gerbang depan.

Saat Bunda sedang melihat keluarga kecil itu, sepertinya mereka menyadari bahwa ia dari tadi menatapnya. Sekilas senyuman pun terlihat dari sebrang sana.

"Kak, itu tetangga baru kita. Ayo temuin!" pekik sang Mama, perempuan itu merengek tak mau.

"Mama.. gamau ah, Nara cape Ma. Mau istirahat," jawabnya, namun usaha Mamanya tak sampai itu saja, ia menarik paksa lengan Nara dan mulai berjalan kearah tetangga itu.

Bunda tersenyum ketika melihat mereka datang, "Pagi Bu," katanya, senyuman itu dibalas lagi oleh Ulan -Mama Nara.

"Pagi juga Bu," jawab Ulan,"Ngomong ngomong Ibu pindahan sini, ya?" tanya Bunda.

"Iya Bu, hehe."

"Salam kenal, saya Ranti. Semoga betah ya Bu tinggal disini, kalau ada apa apa bilang aja sama saya." kata Bunda.

Ulan mengangguk sembari terkekeh,"Iya Bu, saya Ulan. Terimakasih lho ya." jawab Mamanya Nara.

"Santai aja Bu, sesama tangga kan harus damai,"

[ BANDUNG DAN KENANGANNYA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang