Lagi-lagi ia menghampiriku. Ia datang dengan segala tipu daya. Berusaha menjatuhkan ku dengan cara yang begitu licik.Ia tak akan pernah berhenti mengikuti dan mengawasiku sepanjang waktu, bahkan ia tak pernah lelah mendesakku untuk kembali ke dalam lorong gelap tak berujung. Lorong gelap yang berisi kehampaan dan kesedihan.
Ia kembali. Kembali menghantuiku dengan sejuta cara. Ia menggunakan kelicikannya untuk membuatku ketakutan. Ketakutan yang begitu menyiksa.
Sekuat apapun aku berteriak, ia tak akan pernah pergi. Bahkan ia tak peduli jika aku sekarat di hadapannya. Tawa itu. Tatapan itu. Sungguh, aku ketakutan dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah
PoetryHidup tak akan pernah berhenti bercanda sampai titik dimana jiwa tak lagi mendiami raga.