Aku dan Bangku Taman.

3 1 0
                                    


Aku duduk termangu di tengah-tengah taman. Menyenderkan tubuh di bangku itu. Banyak hal yang sedang mengerayangi pikiranku. Ada ribuan tanya dibenakku. Ribuan tanya yang tak pernah kutemukan jawabannya.

Begitu banyak mimpi dan harapan yang aku bangun selama ini, tetapi semuanya hilang begitu saja, menyisakan kekosongan yang membingungkan. Aku tidak tahu harus bagaimana, segalanya tampak abu-abu di depan sana. Khawatir, takut, cemas, kecewa, sedih semuanya bercampur jadi satu.

Tanpa sadar aku menangis. Menangisi hal yang sulit kuterima. Aku tidak ingin menyeka bulir air mata yang menghiasi pipi. Mungkin, dengan menangis aku bisa meluapkan segala lelah dan kecewa yang teramat sangat.

Aku menengadah menatap gumpalan awan.

"Bisakah aku hidup seperti awan? Bebas dan tenang," gumamku di sela-sela isak tangis.

Banyak hal yang tidak aku mengerti, rasanya dunia begitu senang mempermainkanku. Seakan dunia tak mengizinkan sebuah kebahagiaan untukku.

Aku menghela napas, berusaha menenangkan diri. Aku harap ada sebuah ketenangan yang akan menghampiri dan memperbaiki segala kekacauan yang terjadi.

ResahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang