1.SIKSAAN PEDIH JURAGAN KARSO

1K 21 2
                                    

"Saya hanya ingin upah saya hari ini jurangan, istri saya akan segera melahirkan, itulah tujuannya kenapa saya menabung semua hasil kerja keras saya selama bekerja dengan juragan"

"Tabungan, tabungan apa ha? Saya sama sekali tidak merasa kalau kau pernah menabung dengan saya" Ucap lelaki paruh baya yang dipanggil jurangan itu.

"Saya mohon juragan, itu satu satunya harapan agar saya bisa membawa istri saya melahirkan kekota, kondisi persalinannya tidak baik jadi tidak bisa dibantu dukun dikampung ini"

"Ah, sudahlah, makin lama makin ngawur, saya bilang tidak ada ya tidak ada"

"Juragan sendiri yang bilang sama saya waktu saya kasih tau kalau istri saya hamil, kalau upah saya tidak usah sering diambil, seperlunya saja, soalnya bia persalinan mahal, itung itung nabung, nanti begitu waktunya tiba uang itu akan juragan kembalikan"

"Kalau semisalnya kau memang tidak punya uang, tidak usah mengada ngada, dasar miskin"
Kemudian ia melihat sekitarnya, para pekerja yang merupakan buruh di heller padi itu.

"Coba, saya pengen tau siapa diantara kalian yang mendengar kalau saya berkata seperti apa yang disampaikan si miskin ini? Ada? "

Tidak satupun dari mereka berani menjawab, mereka hanya tertunduk lesu. Meskipun mereka semua atau slaah seorang mengetahui hal itu, tentu menceritakan kebenarannya akan menjadi malapetaka bagi mereka sendiri sebab, taraf ekonomi yang rendahlah yang membuat mereka tidak bisa lepas diri dari orang yang mereka sebut juragan itu. Mereka hanya bisa menerima meskipun perlakuannya tidak mengenakkan, jauh dari tidak mengenakkan. Tapi apa boleh buat yang penting mereka bisa makan dan bertahan.

"Sudahlah, kalau tidak ada urusan lagi, saya harus segera kekota, ada urusan yang lebih penting"
Sambil berjalan meninggalkan tempat itu, beberapa langkah ia berjalan lelaki itu terus saja mendesak dan berupaya untuk meminta uangnya sampai ia berlutut dan menahan kaki juragan

"Saya mohon juragan, kali ini hanya juragan yang bisa membantu saya"
Merasa sudah sangat mengganggu juragan melayangkan kaki kanannya dan mengenai muka lelaki itu hingga ia tersungkur, dan dibibirnya sedikit mengeluatkan darah. Lelaki itu jelas tersulut emosi. Sekuat tenaga ia mencoba berdiri dan tangannya sudah mengepalkan tinju siap mengenai muka juragan itu, namun juragan yang menguasai ilmu silat lebih siap menangkap tinjuan itu dan membanting lelaki itu kembali lagi ke tanah

"Sialan, berani kau melawanku ya"

"Manusia tidak punya perasaan, kau pikir kau akan selalu diatas a, kau lihat saja sempat terjadi apa apa pada istri dan anak ku aku tidak akan membiarkan kau hidup tenang, anjing"

"Wah, lelaki miskin tak berdaya yang hanya seunung kuku ini sudah berani melawan, gong, arya kalian kasih tunjuk ke orang ini siapa yang berkuasa disini"

Seperti mengerti apa maksud jurangan, kedua anak buahnya itu memberikan pukulan bertubi tubi apda wajah dan badan lelaki itu, tidak sampai disana ketika ia tersungkur untuk yang kesekian kalinya arya melesatkan tendangan pada punggungnya berkali kali"

"Cukup, aku masih ingin dia hidup" Ucap juragan itu
Kemudian ia melihat sekitar

"untuk kalian semua, kembali bekerja, ingat permintaan kita makin hari makin bertambah, kalian harus giat, jangan seperti kecoak ini, mengerti"
Dengan nada lembut tapi mengintimidasi yang membuat tak satupun dari mereka bersuara.
"Mengerti?" Dia mengulang sekali lagi ucapannya.
"Mengerti gan"
"Siap gan"
"Iya gan"
Terdengar sura yang tidak serentak namun bersahut sahutan.

"Satu lagi, siapapun yang beruaha menolong orang ini, kalian akan bernasib sama, tunggu apalagi gerak"

Jurangan dan pengawalnya  meninggalkan tempat itu, membiarkan lelaki yang sudah honyok seorang diri menangisi nasibnya. Ia pandangi semua orang disitu tak satu pun yang mau menolongnya padahal mereka semua tahu bahwa ialah orang pada posisi yang benar. Ia ingat wajah wajah itu lekat lekat, kesedihan yang ada dimatanya berubah menjadi aura kemarahan dan dendam yang kuat,

"Aku akan ingat baik baik kejadian ini, suatu hari kalian akan merasakan lenih dari pada ini, manusia anjing" Kemudian ia tidak sadarkan diri.
Seiring dengan itu orang yang ada disekitar sana kembali kepada posisinya masing masing dan membiarkan lelaki itu seperti titah juragan.

"sudah sudah bubar, balik lagi kerjanya"
________________________________

KEMBALINYA PEMUDA DESA IWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang