2.RADEN PANGERAN DI MASALALU

677 15 0
                                    

"Pak tolong pak, bapak aku takut pak tolong"

Suara itu terdengar terus menerus yang semakin lama semakin menghantui, lelaki itu melihat sekitar ia berada ditengah tengah pulau yang dikelilingi lautan yang warnanya nampak kemerahan. Tempat otu cukup asing baginya.
"Ini ada dimana! " Ucap lelaki itu bingung.

Belum sempat ia mencerna apa yang sebenarnya terjadi ia melihat seorang perempuan yang seperti ia kenali, dari kejauahan.
"Ratih"
Perempuan itu berhenti seolah memang nama yang dipanggil lelaki itu adalah namanya.
"Ratih" Ulangnya lagi
Kemudian perempuan itu menoleh dan benar saja perempuan yang dipanggil ratih itu adalah istrinya, tanpa. Pikir panjang ia lansung segera mengejarnya dan memeluk perempuan itu, tetapi ratih tidak. Kunjung bersuara. Yang ia lihat hanyalah istrinya itu tersenyum sangat manis hari itu.

"Ratih, bagaimana persalinannya, abang abang minta maaf ya tidak... "
Belum ia melanjutkan ucapakannya itu ia melihat seorang bayi laki laki yang dibedung didalam gendongan ratih,

"Ini anak kita? Ganteng sekali"
Ia tak kuasa menahan tangisnya, kemudian ia ingin mengambil anak didalam. Gendongan itu untuk dipindahkan ke dadanya, namun ketika bayi itu berpindah ia ingin menyentuh wajahnya, namun seketika bayi itu berubah menjadi seeonggok daging yang penuh dengan darah, jelas saja ia kaget dan bayi itu terlepas, Lalu dilihatnya ratih kembali, bukan lagi senyuman seperti diawal tetapi wajah ratih makin kurus dan pucat, 

"Apaa yang terjadi sayang"

Wajahnya ketakutan setengah mati dengan seluruh badan bergetar.
Ratih tetap tidak menjawab, kemudian ia ambil bayinya lalu berlari semakin jauh, tiba tiba ada sebuah tangan yang menarik ratih dan membawa masuk kedalam lautan yang berwarna kemerahan itu
"Bang, tolong bang, ini ratih sudah tidak kuat, abng dimana, abaaanggg"

Suara teriakan itu sangat kencang, sking besarnya berasa memecahkan gendang telinga, ia segera lari mengejar ratih dan ikut terjun kedalam lautan itu
"ratih.. "
___________________________
Seorang pemuda terbangun dari pinsannya. Dengan nafas memburu, seluruh badannya ia rasakan remuk. Kemudian ia menangis sejadi jadinya, ingatan tentang istrinya anaknya, jurangan kejam itu dan seluruh orang orang kampungnya hadir satu satu kembali kedalam kepalanya. Ia lihat sekitar.
"Aku ada dimana, ini dimana? "

Kemudian ia segera bangkin dan ingin berjalan kembali kerumahnya,
"ratih pasti khawatir padaku, aku harus segera pulang"

Belum sempat ia berjalan beberapa langkah, ia ambruk kelantai.

"Sudah bangun kau rupanya"
Suara seorang pemuda gagah dengan otot lengan yang kokoh serta dada bidang yang terbuka, ia berusaha membangunkannya dan mengangkatnya kembali ke bale bale bambu itu
Lelaki itu memperhatikan pemuda yanga da didepannya dengan seksama, kalau dilihat dari pakaiannya ini seperti pakaian dizaman kerajaan-kerajaan tempo dulu.

"Kau siapa, aku sedang ada dimana, ijinkanlah aku kembali istri dan anakku sedang membutuhkan bapaknya"

Pemuda itu menarik nafas panjang.
"Auramu dipenuhi kecemasan dan ketakutan, serta dendam yang membara bara, dengan kondisi tubuhmu ini kau tidak akan bisa beranjak dari bale bale ini, bersabarlah"
"Tapi.. "
"Kau minumlah, air ini akan menambah sedikit tenagamu agar kau bisa cepat pulih"

Dengan ragu-ragu ia mengambil air tersebut karena dahaga di kerongkongannya sudah sangat parah. Satu centong besar lansung habis seketika itu juga. Setelah meminum air itu ia sedikit bisa berfikiran jernih, benar juga apa yang dibilang pemuda ini. Namun keheranan nya terhadap segala yang terjadi tentu menjelma jadi banyak pertanyaan pertanyaan yang harus segera ia dapatkan jawabannya.

"Ini dimaana? Kau siapa? Kenapa aku bisa sampai ditempat ini? "

"Sungguh manusia sepertimu tidak sabaran, orang-orang menyebutku raden, aku sudah berada ditempat ini entah dari kapan, sudah sejak lama"

KEMBALINYA PEMUDA DESA IWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang