***
Sesampainya dikamar paman sudah tidak sanggup lagi menahan kantuk segera ia tertidur sedangkan iwan masih gelisah. Semua yang terjadi pada dirinya lahir akhir ini sungguh ia tidak bisa percaya.
Tiba-tiba ia merasakan ada yang memanggil-manggil namanya, dan kemudian iwan berusaha mencari sumber suara itu. Tau kalau ini adalah suara raden ia kemudian bersemedi untuk mendengarkan lebih jelas suara itu."Iwan, aku belum bisa segera bersamamu, ada hal yang harus aku selesaikan terlebih dahulu, semua yang kuajarkan padamu cukup, bertindaklah hati hati, ingat semua ilmu itu akan terus bertahan selama kau mendapatkan laki-laki gagah, suatu hari aku mana datang untuk menikmati kejantananmu kembali"
"Tapi aku... "
Belum selesai iwan bicara suara raden sudah menghilang.
"Apa yang harus aku lakukan, baiklah aku akan memikirkannya segera, yang pasti dengan ini semua aku akan berhasil"
****
Begitu suasana berganti, ia kembali naik keatas kasur, fokusnya terpecah melihat paman yang ada disebelahnya hanya memakai sempak dan bertelanjang dada. Hasrat iwan mulai meningkat, dibawah lampu remang remang ia sejuta tenaga menahannya. Namun semakin lama ia tahan semakin ngaceng lah kontolnya. Wajah pamannya yang ganteng otot dadanya yang keras dan pantatnya yang bulat itu. Iwan tak bisa membayangkan seberapa sempit lobang milik pamannya. Akhirnya pergumulannya dengan dirinya dimenangkan oleh hawa nafsu iwan, ia peluk pamannya dari belakang kemudian ia mulai tempelkan kontolnya yang sudah ngaceng itu ke belahan pantat yang masih dibalut sempak itu. Ia layangkan ciuman ciuman banyak sekali dipunggung pamannya, paman yang tidak menyadari hal ini pun menikmati apa yang dilakukan iwan, ia pikir bahwa ia sedang tidur dikamar seorang wanita dan wanita itu mencoba merayunya. Pamannya yang setengah dsadarpun mencoba membalikkan badan dan dengan siap iwan menyambut bibirnya dan berusaha memasukkan lidah menyusuri deretan gigi. Liur mereka saling menyatu. Pamannya yang sangat handal dalam berciuman pun membuat iwan makin menambah permainannya.
"Gila, nikmat sekali permainan paman"
Beberapa menit iwan berciuman sembari tangannya meraba raba seluruh badan pamannya termasuk pantatnya, awalnya pantat pamannya itu ia remas dengan lembut namun nafsu yang makin menjadi jadi membuat iwan tidak mampu menahannya ia remas sekuat tenaga pantat itu hingga oamannya terbangun
"Apa yang kau lakukan wan? "Pamannya bangun kemudian bangun berdiri dan menjauh dari Iwan, iwan pun terkejut
"Apa yang kau lakukan pada pamanmu sendiri, aku bukan homo" Kemudian paman hendak melayangkan tamparan ke wajah iwan lalu ia tangkis dengan cepat.
"Sudahlah paman mari kita nikmati saja, aku menyukai tubuh paman yang mantab ini, biarkan keponakanku ini membalas jasa paman memberi kepuasan kepada paman"
Ia gunakan tangan yang satunya hendak memukul iwan namun lagi lagi lelaki sakti itu berhasil mnangkisnya, kemudian kedua tangan itu dipelintir oleh iwan dan pamannya disandarkan ke dinding. Dan kedua tangannya ditahan oleh iwan diatas kepala dengan satu tangannya. Q
"Ayoklah paman biarkan malam ini iwan membuat paman bangga"
Ia remas kelai lagi pantat pamannya dan menjalankan tangannya keseluruh tubuh oamannya, tentu saja ini membuat paman perlahan teransang.
"Wan paman mohon lepaskan, jangan wan"
"Ssst, diam sayang"
Pamannya tidak habis pikir ini tidak seperti keponakannya sebelum menghilang, yang telah dan tau sopan santun, iwan yang ini sungguh kuat dan gagah. Iapun sebenarnya tidak bisa menolak pesona iwan, namun logikanya masih berjalan. Tangan iean yang meraja tubuh pamannya sampai dia telah sensitif paman dan meremasnya cukup keras.
"Wan ah, sudah wan paman bilang sudah"
"Jangan keras keras desahannya paman nanti abah dan umi tau"
Kemudian ia balikkan tubuh oamannya menghafalnya lalu ia jilat ketek pamannya yang banyak ditumbuhi bulu itu
"Baunya sungguh indah, tubuh oaman malam. Ini akan jadi milik iwan"Begitu kidahnya bermain di areal ketiak paman, pamannya sudah tidak sanggup ia biarkan apa saya yang akan dilakukan keponakan nya ini, ia terperanjat dengan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan. Janda yang selama ini ia tiduri pun tidak mau mencium keteknya tapi ini sungguh nikmat. Sadar pertahanan pamannya mulai melawan, iwan baringkan tubuh pamannya dikasur dan ia jilati tiap jengkal tubuh itu tanpa mengisahkan sedikitpun, kedua puting pamannya ia pelintir dan gigit secara bergantian. Tidak ada lagi yang bisa diucapkan pamannya selain erangan erangan kecil
"Owh wan, apa yang kau lakukan pada paman," Tapi ia tidak lagi memberhentikan kegiatan iwan melainkan terhanyut dan ikut ritme permainan iwan. Perlahan sempaknya dibuka dan iwan melihat kontol pamannya yang ngaceng dan cukup kokoh. Sama seperti kontolnya, ia kocok perlahan kontol itu
"Cukup besar dan gagah, namun sebentar lagi tidak akan ada gunanya paman"
Lalu iwan perlahan menduduki tubuh pamannya dan membuka semua pakaian yang ia kenalan, pamannya sunggu terkejut pelihara perkakas iwan yang sangat besar, lalu ia sodorkan perkakasnya itu kemulut pamannya
"Hisap pamaan"Pamannya tampak ragu ragu namun aura iwan yang begitu mendominasi membuta pamannya mengikuti saja apa yang dia mau,
"Hulurkan lidahnya paman, lalu hisap, ingat jangan sampai kena gigi"Pamannya mencoba mengikuti arahan iwan, awalnya ia masih ragu ragu kemudian iwan membisikkan sesuatu,
"Nikmatilah paman, barang ini buat paman, ia akan membuat paman jauh lebih nikmat dari apa yang pernah paman rasakan" Mendengar hal itu pamannya seperti orang yang sudah terlena, ia hisap sekuat ia bisa kontol keponakannya itu, perubahan energi itu jelas dirasakan iwan yang membuat kontolnya mengeluarkan cairannprecum yang banyak"Paman, ya gitu, sedot terus kontolku paman, bangsat mulut paman memang enak, ters sayang, ohhh aaah anjing"
Desahan tertahan iwan membuat pamannya makin brutal. Lidahnya ia jurulkan ke kedua biji peler iwan, entah dari mana pamannya bisa melakukan itu semua tapi anda bodoh yang jelas iwan sangat menikmati.
"Wan, aromanya enak sekali boleh oaman habiskan"
"Lakukan apapun yang paman mau"
Tanpa berlama lama iwan yang sudah tidak tahan ingin segera mencoba pantat pamannya,
"Nungging paman"
"Mau diapakan paman wan"
"Paman mau yang lebih nikmat tidak? "
Pamannya mengannguk, ia cari lubang pamannya itu dan ia buka, iwan terpesona melihat dia bongkahan oantat dan lubang mungil yang sangat indah. Ia lansung bejilatnya dan meludahi kubah itu beberapa kali, merasakan lidah iwan diantara pantatnua paman lansung kaget dan makin melayang"Paman belum pernah merasakan ini, terus wak jilat bool Paman, iya disana jilat wak aaah basah sekali ah anjingg, jambak rambut paman wan"
Desahan itu membuat iwan tak kuasa, ia jambak rambut pamannya dan pantat pamannya yang sudah basah segera ia masukkan kontol lansung tanpa aba aba
"Wan wan apa. Ini, sakit wan berhenti hei berhenti"
Iwan tidak peduli dengan apa yang pamannya ucapkan
"Ini panas sekali wan paman tidak kuat, aah setan sudah anjing," Ia berusaha berontak tapi kekuatan iwan yang sekarang jauh diatasnya kemudian ia wan tekan kontolnya dengan dengan dalam sehingga membuat pamannya meraung.
Ia genjot lagi pantat pamannya, pergumulan malam itu sungguh luar biasa. Pamannya yang awalnya berisik menyuruh berhenti sekarang malah menikmati tiap genjotan itu apalagi jika iwan menekannya dalam dalam. Dalam hati iwan merasa sudah memenangkan permainan ini, tiba tiba ia cabut kontolnya dan berhenti.
Paman pun kaget melihat permainan yang sudah berhenti.
"Bagaimana paman? Sepertinya paman tidak suka kontol iwan ya"?
" Pamannya mulai gelagapan, ia begitu menikmatinya tapi ia masih mencoba menenangkan pikirannya
"Yasudah kita akhirnya saja... "
Belum sempat iwan menyelesaikan ucapannya paman menyahut dengan tegas
"Jangan wan, paman suka, suka sekali dengan kontol iwan"
"Apa paman aku tidak dengar"
" Paman menikmati kontol iwan, puaskan paman ya sayang"
"Paman suka ini?"? Sambil menyodorkan kontolnya kehadapan paman.
Paman tersipu sipu namain ia jawab " Iya ini sungguh nikmat sayang"
Iwan yang sebenarnya juga tidak sanggup lama. Lama menahan
"Kalau paman mau kontol iwan, mohon sekarang juga"
"Wan paman mohon puaskan lubang paman wan ini sungguh nikmat""Baiklah paman ini permintaan paman ya, jangan menyesal"
Iwan kembali menyuruh paman tidur dan mengangkat kedua kakinya ia masukkan kontolnya ke dalam pantat paman dan ia genjot lebih cepat dari sebelumnya
"Sempit sekali lubang ini paman, kontol iwan serasa dipijet, aah brengsek ppaman milik iwan pantat inii punya iwan" Sambil. Melayangkan tamparan cukup Keras di pantat pamannya.
"Ters wan ohh iya disana enak wan enak sekali paman gakuat wan aaaah anjiiing pamab mau keluar wan"
Croot croooot crooot seumuran pejuh kental dan banyak menghiasi tubuh oamannya yang gagah, sedangkan efek dari itu oantatnya menjadi mengeras dan menjepit kontol iwan
"Aaah paman, Terima benih iwan, pamaan akan jadi pemuas iwan, aaah ahh aah oaman bang saat"
Iwan pun memuntahkan pejuhnya yang banyak didalam lubang pamannya. Keduanya sama sama menikmati permainan ini
Suasana terdiam beberapa. Saat, iwan yang tidak merasa bersalah sedikitpun tersenyum bahagia. Laki laki ini berhasil jatuh diperlukannya
"Wan, paman sudah lama tidak merasakan kenikmatan seperti ini, kamu gagah sekali"
"Paman tidak menyesal kan aku sama sama lelaki"
"Apa boleh buat ini sungguh nikmat sekali, paman ingin menikmati ini terus" Sambil ia memegang kontol iwan.
Kemdian mereka tertidur bersama.
Disela sela kamar iwan diam diam. Ada yang mengintip kejadian ini, dan membuat orang itu penasaran dengan apa yang barusan ia saksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA PEMUDA DESA IWAN
Ficción Generalmenuntut balass atas kejahatan yang ia terima adalah pilihan bagi iwan, seorang pemuda desa gagah. membawa ia bertemu dengan raden seorang pangeran masalalu yang terjebak disebuah hutan, dengan perjanjian mereka saling bantu dalam mencapai tujuan in...