Kalau misalnya gaada respon nih, atau lu jadi secret reader gua kaga semangat. Minimal voting, komen follow atau apapun. Percayalah otak gua lansung encer melihat grafik cerita ini wkkwkw
________________________
Mengendarai motor mereka melintasi jalanan berbatu, licin habis dibasahi rintik hujan. Sejam sudah perjalanan ini dimulai, gunung-gunung berlalu, desa semakin tidak terlihat, namun belum ada sepatah katapun keluar dari mulut iwan dan Rendy, mereka terlarut dalam pikirannya masing-masing. Iwan memikirkan bigbos Madun yang akan dihadapinya seperti apa. Apakah lelaki dengan perawakan yang gagah namun kejam, atau seorang pembunuh berdarah dingin yang kapan saja siap menghabisi orang yang mengganggunya atau ternyata tidak sesuai dengan cerita orang-orang. Entahlah. Sedangkan Rendy masih memikirkan kejadian yang ia lihat tadi. Pamannya yang gagah perkasa dihajar habis oleh kontol iwan yang besar. Pasti sangat sakit dan aneh juga. Tapi kenapa paman seperti sangat menikmati adegan itu. Rasa penasarannya yang tinggi membawa ia sampai kesini. Tentu saja ia tidak berani menanyakan hal ini kepada iparnya itu, itulah sebabnya Rendi merasa caanggung dan tidak tau harus memulai percakapan dari mana.
"Mas, ada satu orang yang akan saya temui disekitar sini, sudah tidak jauh. Namanya sari, pas kita beli bensin tadi aku sudah sempat cari info, beliau punya warung makan dan ada beberapa orang suruhan yang setia padanya, mas jangan berbicara sepatah katapun kecuali hal hal yang umum"
"Iya, wan. Memangnya kenapa, kita kesini mau berantem tah, jangan wan kamu kan gabisa berantem bisa babak belur nanti pulangnya"
Rendy tahu bahwa iparnya ini tidak cukup mahir bela diri. Sebenarnya Rendy sendiri menguasai beberapa jurus silat yang diajarkan ayahnya. Namun melawan beberapa orang sekaligus tentu dia akan kewalahan sebab ia tak punya kesaktian.
"Mas tidak usah kuatir, aku tidak butuh menyerang mereka, aku hanya butuh informasi dari sari, hanya itu"
"Baiklah wan, apa kamu sudah punya rencana? "
Iwan menghentikan motornya di sebuah palanta dibawah pohon kayu yang rimbun. Tempat ini adalah persinggahan untuk istirahat bagi pemotor sepertinya. Iwan menurunkan standart motornya dan pindah keatas palanta tersebut diikuti Rendy.
"Sudah mas, jadi mulanya....... "
Iwan menjelaskan panjang lebar rencana yang sudah ia susun semalam. Penjelasan yang diberikan iwan yang detail, penuh kehati harian dan sangat jangan. Rendy merasa iwan yang ada didepannya bukanlah iwan adik iparnya yang ia kenal dengan baik beberapa bulan lalu. Iwan ini sangat gagah, dengan suara yang sangat laki badan yang makin gagah dan entah kenapa iwan seperti mengeluarkan sebuah aura kuat, siapapun yang ada didekat nya akan terpesona. Satu lagi, ada wangi khas dari tubuh iwan yang sangat gila, ini bukan dari wewangian seperti parfum atau body lotion tapi ini wangi natural yang dikeluarkan tubuhnya. Rendy menepis semua pesona pesona itu namun ia makin terlarut didalamnya.
"Gila perasaan apa ini, bagaimana mungkin aku tertarik dengan adik iparku sendiri, kita kan sesama laki" Bantah Rendy dalam hati.
Namun kini ia semakin kacau, kontolnya mulai merespon segala yang pikirannya tahan. Matanya fokus pada setiap bagian tubuh iwan, bibirnya yang seksi itu, otot ototnya yang sangat menggoda dan beberapa kali ia melihat tonjolan kontol iwan yang semalam membuat paman keenakan.
"Anjing... " Ucap Rendy tiba tiba.
Iwan yang sedari tadi menjelaskan kaget. Dan jelas terhenti seketika...
"Ada apa mas? " Tanya nya heran.
Rendy sangat gugup, ia gelagapan. Ada sedikit senyum dibibir iwan. Tentu ia sudah mulai terbiasa dengan hal ini, barangkali Rendy juga telah terpesona dengannya. Tidak kunjung ada jawaban dari mulut Rendy, matanya hanya tertunduk kebawah, agaknya Rendy sangat malu. Namun soalnya tatapan matanya itu justru melekat pada tonjolan kontol iwan. Menyadari hal itu, iwan mengelus perlahan kontolnya yang diikuti dengan reaksi Rendy yang gelisah. Iwan pegang dagu iparnya itu, lalu diangkat. Wajah dan badannya semakin mendekat, tentu Rendy seperti maling yang sedang tertangkap dan siap menerima hukuman masih diam saja, jantungnya berdebar cukup kencang. Ia pejamkan mata, begitu bibir iwan akan menyentuh bibirnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA PEMUDA DESA IWAN
Fiksi Umummenuntut balass atas kejahatan yang ia terima adalah pilihan bagi iwan, seorang pemuda desa gagah. membawa ia bertemu dengan raden seorang pangeran masalalu yang terjebak disebuah hutan, dengan perjanjian mereka saling bantu dalam mencapai tujuan in...