Part 4

27 20 5
                                    

Pagi ini tepat sebelum Adran keluar dari kamar, dia menerima sebuah pesan dari Adiva.

Adiva
Maaf buat soal kemaren, aku gak mau kita marahan. Sekali lagi maaf ya?

Adran jadi teringat perkataan Lara. Semalam selepas puas telponan dengan Nazila, ia ke ruang dari kamar dan mengobrol sebentar di ruang keluarga bersama Sang Mama.

Katanya usai keluar dari kamarnya Adiva langsung pulang tanpa berpamitan terlebih dahulu. Lara langsung tau jika ada yang salah pada Adiva.

Namun, Adran berbohong. Mengatakan jika Adiva hanya tak enak badan.

Tadinya Adran mengira mereka bisa saja tidak saling berbicara dalam jangka waktu yang lumayan lama. Ia tak menyangka Adiva malah meminta maaf duluan.

Anda
Udah dimaafin kok, kita damai ya.

Adiva sedang online jadi segera membalas.

Adiva
Makasih! Nanti pulang sekolah ada waktu? Aku mau beli barang nih.

Anda
Maaf, udah ada janji sama Nazila. Lain waktu aja ya?

Tanpa menunggu balasan Adran langsung mematikan ponsel dan memasukannya ke saku.

Sedangkan di tempat lain Adiva yang tengah berada di kamarnya refleks membanting ponselnya lantaran kesal. Dulu sesibuk apapun Adran, dia selalu ada waktu untuk dirinya jika ia meminta bantuan. Semua berubah ketika Adran mengenal Nazila.

Adiva semakin membenci gadis itu. Sangat benci!

𖧷𖧷𖧷

Saat memasuki kelas, Nazila merasakan atmosfer aneh. Teman sekelasnya--terutama yang perempuan serasa mendelik padanya. Namun, seperti biasanya Nazila memilih mengabaikan saja.

Ia dengan santai berjalan menuju bangkunya.

"Eh, Tuan Putri udah dateng. Pasti dikawal sama pengawalnya," cibir Neyla yang bisa didengar oleh Nazila yang baru saja mendaratkan bokong pada kursi.

"Kemarin nambah tiga pengawal tuh," sahut Mawar. Rupanya kejadian kemarin sudah banyak yang tau.

Dapat Nazila rasakan bahwa teman sekelas yang lain cekikikan mendengar penuturan Neyla dan Mawar. Mungkin mereka merasa lucu dengan ucapan dua orang itu dan berniat menertawakan dirinya. 

Nazila tak mengambil hati, lagipula dari awal dirinya tak pernah ada selera menggubris dua orang itu. Setelah meletakkan tas, Nazila mengeluarkan LKS yang akan dipelajari di jam pelajaran pertama.

Dia teringat obrolannya semalam dengan Adran dalam telpon.

"Kalau nilaimu bagus terus, nanti aku kenalin ke keluargaku deh."

Membayangkan ia akan bertemu dengan wanita yang sudah melahirkan pacarnya tersebut, sudah membuat Nazila mesem-mesem tak karuan.

Melihat reaksi Nazila, Neyla dan Mawar jengkel. Meski dari awal mereka menunjukkan ketidaksukaan, bahkan blak-blakan mengejek. Nazila tak pernah mau membalas. Benar-benar menganggap hanya angin numpang melintas.

Padahal mereka berdua sangat ingin membuat gadis itu merasa jengkel atau merasa dipermalukan.

"Harusnya orang kayak dia dikeluarin aja gak sih dari OSIS, masa yang buat salah sendiri tapi ngajak-ngajak orang lain buat dihukum!" tukas Neyla tak ingin menyerah, ia masih ingin membuat Nazila malu dengan segala cara.

"Kalian 'kan gak ikutan OSIS, jadi jangan sok tau deh!" Lyra yang tadi hanya diam kini berniat membela, "Kak Nando juga udah bilang kok di grup itu cuman salah paham."

Because You! 「On Going」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang