Part 5

4 4 4
                                    

Grup Eskul Basket

Anda
Hari ini gak ada latihan kan?

Aldo
Gak, rata-rata lagi pada sibuk. Jadi kata Pak Irawan istirahat aja.

Anda
Oke, thanks

Adran bernafas lega, untung saja latihan benar-benar libur. Mengingat dirinya sudah ada janji dengan sang pacar hari ini. Kemudian ia membuka room chat-nya bersama Nazila.

Nazila
Aku tunggu di depan kelas, segera jemput wahai Pangeranku~

Adran refleks terkekeh, merasa lucu sekaligus geli dengan kalimat gadis itu.

Anda
Siap, Tuan Putri.

Sedetik kemudian ia merasa ini agak alay, tapi tak apa jika membuat Nazila bahagia.

Nazila yang membaca balasan pesan itu ikut terkekeh geli, pipinya bersemu.

Bel pertanda waktu pulang sudah berbunyi dari tadi. Satu persatu murid berhamburan keluar kelas untuk pulang menuju ke rumah mereka masing-masing. Kecuali Nazila, ia masih berdiri di depan kelas menunggu Adran datang menjemput.

Sudah beberapa menit berlalu, Nazila terus memperhatikan arah yang akan dilalui Adran jika ingin menuju kelasnya.

Tak terasa lima belas menit berlalu semenjak Adran terakhir kali mengirimkan pesan. Lelaki itu belum juga menampilkan batang hidungnya.

𖧷𖧷𖧷

"Jadi sekretaris OSIS berat ya, Kak?" tanya Adran basa-basi pada Sindi yang berada di sampingnya. Kini keduanya tengah berjalan berbarengan menuju ruangan khusus OSIS.

"Ya, begitu 'lah," jawab Sindi sembari merentangkan kedua lengannya yang terasa pegal akibat tadi membawa tumpukan berkas dari ruang guru.

Tadi ketika Adran keluar kelas, ia melihat Sindi yang kesusahan berjalan karena tubuh mungilnya membawa tumpukan berkas.

Sekarang tumpukan berkas itu sudah berpindah ke lengan Adran.

Karena Adran itu lelaki sejati, makanya ia tak tega kalau membiarkan saja tanpa menolong.

Saat tiba di depan ruangan pintu dibukakan oleh Sindi, di dalam ruangan menampilkan sosok Adiva seorang diri yang sedang anteng membaca buku.

"Loh, gak jadi pulang duluan Div?" Sindi terkejut, "kalau tau gitu tadi lo bantuin gue bawa berkas."

"Liat tuh, sampe dibantuin sama Adran tadi." Sindi menunjuk Adran.

Adiva melirik sekilas pada Sindi. "Emang Nando ke mana?" tanyanya.

Sindi mengangkat bahu. "Gatau, dari tadi sibuk diruangan kepala sekolah. Mungkin lagi bahas soal pertandingan nanti."

"Oh," balas Adiva yang terkesan cuek bagi Sindi.

"Taruh di sini aja." Sindi menghampiri sebuah meja lalu diikuti Adran. Lelaki itu menaruh berkas itu di meja itu.

"Makasih ya, maaf ngerepotin. Sekarang kamu pulang aja."

"Oke."

Brukk ....

Keduanya menoleh ke sumber suara, rupanya itu berasal dari Adiva yang membuat kardus berisi beberapa buku terjatuh menghantam lantai.

"Aduh, Div hati-hati dong." Sindi menghampiri Adiva yang tengah berjongkok memungut buku-buku yang bertebaran di lantai.

"Sorry, gak sengaja."

Because You! 「On Going」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang