03. Bertemu

735 94 12
                                    

Happy reading!!

Hanna mondar mandir di dalam kamarnya. Hati nya tidak tenang setelah kedatangan Ares yang tiba-tiba di lobby apartemennya.

Seharusnya ia sudah menduga kalau Ares akan menyusulnya karena ia tidak menjawab panggilan Ares selama ini. Tapi tidak menyangka kalau hari nya adalah hari ini.

Apalagi tadi Ares terlihat sangat emosi. Hanna menduga kalau Ares melihatnya dan Malvin tadi. Walaupun sebenarnya Ares tidak ada hak lagi untuk melarangnya karena mereka sudah tidak punya hubungan lagi.

Seharusnya begitu, tapi Hanna sendiri tidak berani berhadapan dengan Ares. Ia tadi langsung masuk ke kamar karena tidak mau meladeni Ares yang tengah emosi. Bisa di bilang, Hanna sedikit takut dengan Ares.

Sekarang Ares sedang bersama Alana di sofa depan tv. Mereka sedang bermain bersama dan tadi Hanna sempat mengintip sekilas kalau Alana sedang sibuk bermanja-manjaan dengan Ares.

Hanna sedikit sedih melihat Alana yang langsung menempel pada Ares. Serindu itu kah Alana pada Papa nya?

Hanna berusaha untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri walaupun di dalam hati nya terdapat perasaan tidak enak yang tidak bisa ia gambarkan.

"Ma... Mama."

Hanna terlonjak kaget saat mendengar suara Alana yang memanggilnya dan mengetuk pintu kamarnya. Hanna berdehem pelan sebelum menjawab.

Hanna segera membuka pintu kamarnya dan langsung melihat putrinya sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Papa ngajak aku pergi." Ujar Alana dengan wajah berbinar.

"Pergi? Maksudnya jalan-jalan?" Tanya Hanna untuk memastikan maksud dari kata 'pergi'.

"Aku mau ajak Alana jalan-jalan, kamu kalau mau ikut juga boleh."

Hanna menoleh ke arah asal suara. Ares tengah duduk di sofa menatap lurus ke arahnya. Hanna mengabaikan Ares, ia langsung menunduk mensejajarkan tingginya dengan putrinya.

"Ya sudah, ganti baju dulu ya. Mama pilihin baju buat kamu." Ujar Hanna yang langsung mendapatkan anggukan semangat dari putrinya.

Ares berdiam diri sambil menatap Hanna dan putri mereka yang sekarang tengah berjalan masuk ke dalam kamar.

Ia tahu Hanna sengaja mengabaikannya. Kehadirannya seperti tidak ada bagi Hanna. Ya, Ares tidak masalah, yang penting ia di izinkan untuk bertemu dengan putrinya dan juga... ia sudah memastikan Hanna baik-baik saja biarpun Hanna seperti enggan berbicara dengannya.

Tak lama kemudian, Alana keluar dari kamar dengan disusul oleh Hanna. Ares langsung tersenyum ke arah putrinya dan memuji kalau putrinya itu terlihat sangat cantik. Alana langsung meminta untuk digendong oleh Ares sambil terkekeh malu mendengar pujian dari Papa nya itu.

"Mama kenapa gak mau ikut?" Tanya Alana yang sedang berada di dalam gendongan Ares.

Hanna tersenyum lalu menggeleng pelan. "Kamu sama Papa aja ya, Mama masih harus beres-beres."

"Han-"

"Jangan malam-malam ya pulang nya. Mama tunggu di rumah."

Ucapan Ares di potong langsung oleh Hanna karena Hanna tahu kalau Ares hendak membujuknya. Pandangan mereka bertemu dan Hanna langsung cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

Ares mengangguk pasrah, ia segera membawa Alana untuk pergi bersama dengannya. Alana tampak senang karena akhirnya bisa jalan-jalan lagi dengan Papa nya. Ia sangat merindukan Papa nya sampai terus tersenyum di dalam gendongan Ares.

Sebenarnya Alana berharap kali ini Mama nya  mau ikut karena ia sudah rindu sekali jalan-jalan bertiga dengan Mama dan Papa nya. Tapi Mama nya menolak tadi dan Papa nya pun tumben tidak memaksa Mama nya untuk ikut, jadi Alana cuma menurut saja.

It Was End - JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang