Happy reading!!
Jalan-jalan sore adalah hal yang paling Hanna jarang lakukan karena dirinya tidak suka keluar rumah. Ia lebih suka berada di dalam rumah menghabiskan waktu dengan hobi nya (kalau Alana sedang tidak di rumah). Kalau Alana di rumah, pasti ia akan menghabiskan waktu bersama putrinya.
Bagi orang-orang hidupnya Hanna ini sangat membosankan. Dia bisa berada di rumah sepanjang hari hanya untuk membaca buku-buku tebal kesukaannya. Tapi ya itu adalah kesenangan bagi Hanna. Teman-temannya bahkan orang tuanya bahkan ragu kalau Hanna ini bisa pacaran bahkan menikah kalau kerjaannya cuma di rumah saja dan bergelut dengan buku-buku tebal favoritnya.
Tapi kenyataannya, ia malah menikah lebih cepat dari pada teman-temannya yang lain. Ares adalah laki-laki pertama yang tahan hatinya menghadapi sikap Hanna yang luar biasa cuek nya.
Dulu waktu masih PDKT, Hanna ini susah sekali di ajak keluar oleh Ares. Jadi mau tidak mau Ares banyak mengalah dan ikut menghabiskan waktu di rumah Hanna saja sambil menemani Hanna membaca buku demi bisa menghabiskan waktu berdua. Tak jarang, Ares bahkan sampai ketiduran karena dicuekin sama Hanna yang sibuk dengan kegiatannya.
Justru itu yang membuat Hanna jatuh hati dengan Ares. Laki-laki itu gigih mendekatinya bahkan mau mengajaknya pacaran padahal Hanna tahu kalau laki-laki seperti Ares ini bisa mendapatkan perempuan yang lebih asik dari pada Hanna.
Tapi Ares memilih Hanna. Entah apa alasannya, tapi yang pasti Ares waktu itu cinta mati sama Hanna. Dia bahkan bukan hanya mendekati Hanna, tapi mendekati keluarga Hanna juga agar mudah mendapatkan restu katanya.
Saat sudah menikah, Ares bahkan dengan sengaja menyulap satu ruangan khusus untuk menjadi perpustakaan kecil bagi Hanna. Agar Hanna nyaman berada di rumah saat ditinggal kerja oleh Ares.
Ares benar-benar semanis itu dulu, bagaimana bisa Hanna tidak jatuh cinta sedalam itu dengan Ares?
Ah, kalau di pikir-pikir, Hanna tidak mengerti kenapa hidupnya seperti mimpi buruk sekarang. Kadang Hanna berharap semua hal yang menimpa nya sekarang ini adalah mimpi. Ia ingin cepat-cepat bangun dan kembali ke kehidupan normal nya dengan tidak mendapati Ares menjadi brengsek seperti sekarang.
Oke balik ke topik awal tentang kenapa seorang Hanna yang bahkan lebih memilih seharian di rumah, malah sekarang memilih untuk jalan-jalan sore di taman?
Jawabannya ada tepat di depan mata Hanna. Seorang laki-laki dengan pakaian kameja kerja yang digulung bagian lengannya tengah tersenyum menyapanya.
Hanna menghentikan langkahnya lalu membalas senyuman sapaan itu. Lalu melihat laki-laki itu berlari kecil untuk menghampiri Hanna.
"Sorry, telat. Tadi ada kerjaan sedikit."
"Santai aja, Vin. Aku juga baru datang."
Malvin memicing matanya tidak percaya. "Bohong banget. Kamu bahkan udah kayak orang habis marathon keringetannya."
Hanna terkekeh menanggapi tebakan Malvin yang tepat sasaran. Hanna dari tadi jalan-jalan berkeliling taman untuk mengusir rasa bosan karena menunggu Malvin yang telat hampir satu jam.
"Cari tempat teduh buat ngobrol yuk?" Ajak Malvin yang langsung disetujui oleh Hanna.
Mereka berjalan berdampingan sambil Hanna bercerita soal apa yang mengganggu pikirannya. Malvin mendengar dengan seksama sambil menanggapinya sesekali.
Mereka berjalan menyusuri taman dan berakhir duduk di bangku taman yang kosong. Tempat ini cukup teduh untuk mereka duduk sambil mengobrol ringan.
"Alana gimana, Han? Dia kamu titipin dimana sebelum kesini?" Tanya Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Was End - Jihoon
FanficKalau saja malam itu Ares tidak menerima ajakan untuk makan malam dengan kolega nya dan memilih untuk pulang ke rumah menemui istri dan anaknya, mungkin rumah tangganya masih tetap bertahan sekarang. ― 100% fiction, cheating, family issue.