Happy reading
"Cerai?"
Taeyong dan Joshua terperangah saat Heeseung menceritakan persoalannya dengan Jaeyun. "Aku lelah papa. aku mencintai Jaeyun, aku tidak ingin menceraikannya. tapi dia terus saja memaksaku untuk menikah dengan Jake. dia terus saja memaksa cerai dan menyuruhku menikah dengan Jake. aku tidak mau. walaupun wajah dan tubuh mereka sama, tetap saja itu berbeda. aku tidak mau. jadi lebih baik aku cerai dengan Jaeyun. aku tidak akan mengganggunya. aku mau cerai baik baik dengan Jaeyun" ujar Heeseung dengan wajah lelah.
"Ta-tapi Heejin nanti bagaimana nak?" tanya Taeyong. Heeseung memandang ibu mertuanya itu dengan tatapan datar. "Biarkan Jaeyun yang memegangnya. tapi pada saat saat tertentu aku mau datang untuk menemuinya. dia juga bebas mau bermain dirumahku" sahut Heeseung. Taeyong dan Joshua saling tatap dan kemudian tidak melanjutkan ucapan mereka lagi. mereka terlalu kaget akan semua informasi dadakan ini.
"Kita bicarakan ini keayahmu dan ayahnya Jaeyun" akhirnya Joshua berbicara. dia menepuk nepuk bahu Heeseung dan kemudian memeluknya sekilas. "Trims pa. boleh aku memelukmu dulu?" tanya Heeseung. Joshua mengangguk. dia membuka tangannya dan membiarkan anak tunggalnya itu memeluknya. pasti Heeseung sudah benar benar lelah jika dia sampai meminta untuk dipeluk oleh sang ibu.
dengan wajah sedikit keruh Taeyong pergi. dia juga harus mendatangi anak kembar pertamanya itu. sekarang mereka ada dirumah sakit tempat Jaeyun dirawat. "Sim Jaeyun" Taeyong memanggil Jaeyun. Jaeyun yang sedang berbaring diranjang membuka matanya. dipandangnya wajah Taeyong dengan penasaran, bercampur takut. sebelum ini, Jaehyun dan Taeyong tidak pernah memanggilnya degnan nama lengkap. biasanya Jake yang sering dipanggil dengan nama lengkapnya sebelum Jake koma dulu. "A-ada apa papa?" tanya Jaeyun gugup.
Taeyong duduk dikursi sebelah Jaeyun dan menatap tajam Jaeyun. "Kenapa, kenapa kamu begitu bersikeras hendak bercerai dengan kak Heeseung?" tanya Taeyong. Jaeyun menunduk dan dia meremat selimutnya. "Jake jangan mencintai kak Heeseung, pa. aku takut aku malah membuat Jake menjadi semakin tidak waras karena aku tetap bersama kak Heeseung"
"Papa tadi sudah dengerin cerita dari Jake. papa ngerti kalau sulit baginya untuk move on. tapi ada Jay yang setia disisinya. pikirkan, kalau kamu cerai dengan Heeseung dan Heeseung menikah dengan Jake, mungkin kamu dan Jake bahagia. tapi Heeseung dan Jay tidak akan bahagia. mereka akan menjadi sangat menderita"
saat itu Jaeyun hendak membuka mulutnya. namun Taeyong memberinya tatapan yang sangat tajam. "Sst. diam dulu. papa jelas tidak setuju kalau kamu dan Heeseung cerai. ada Heejin yang masih kecil yang harus kalian rawat bersama. kamu tidak kasihan pada Heeseung, hm? dia sangat mencintaimu"
"Jake bisa menggantikanku pa, pasti mudah untuk kak Heeseung untuk melupakanku. aku dan Jake memiliki wajah yang sama!" seru Jaeyun. Taeyong menghembuskan nafasnya kasar dan memijat dahinya. "Baik, kalau kamu bersikeras, papa akan laporkan hal ini kepada daddy. Jaeyun, papa enggak akan tanggung jawab kalau daddy nanti mengamuk" Taeyong bangkit dan meninggalkan Jaeyun sendirian.
__________________________________________
"Jake.."
Jake membuka matanya. dihadapannya Jay duduk dengan senyuman teduhnya. Jake mengerjap dan lalu menjulurkan tangannya kearah wajah Jay. "Kak.." lirih Jake. Jay menunduk dan menatap wajah Jake dari dekat. "Kenapa sayang? mau peluk?" senyum Jay. Jake hanya menunduk dan membiarkan Jay membungkuk untuk mengangkatnya kepelukannya.
"Cepat sembuh ya sayang? aku tidak tahan melihatmu sakit sakitan begini" Jay mengecup kening Jake. lalu dia mengusap lembut pipi tirus Jake. Jake memandangnya lamat lamat. ah, dia lupa jika selama ini selalu memiliki Jay. mungkin didunia ini dia tidak bisa memiliki Heeseung. tapi masih ada Jay yang setia bersamanya.
dengan perlahan Jake memejamkan matanya. apa dia berlebihan, ya? sebegitu putus asanya sampai dia masuk kerumah sakit jiwa. menolak makan, menyakiti diri sendiri, membuat kedua orang tuanya dan juga kakak kembarnya khawatir setengah mati. Jake perlahan mengangkat tangannya dan melingkarkannya disekeliling bahu dan tengkuk Jay. wajahnya dia benamkan dibahu Jay.
"Kak.."
"Ya?" Jay berhenti mengecupi wajah Jake. dia menangkupkan wajah manis Jake yang tirus. Jake memandangnya sejenak dan lalu dia berbisik pelan. "Maafkan aku.." lirihnya. Jay menatapnya dan lalu tertawa dengan pelan. dia mencium hidung mancung Jake dan kemudian menggelengkan kepalanya.
sambil tertawa, Jay bicara. "Untuk apa kamu minta maaf? ini bukan salahmu" Jay berkata lembut. mata Jake mulai berkaca kaca. dia menunduk dan lalu memeluk erat erat Jay. kakinya dia lingkarkan disekeliling pinggang Jay. "Maafkan aku, sungguh.. aku terlalu terfokus kepada kak Heeseung.. aku berlebihan, aku bahkan sampai melupakan kakak.. aku lupa kalau kakak yang selalu ada disisiku sejak dulu.." isak Jake. dia mengeratkan pelukannya.
tawa Jay lenyap. Jay terdiam. dia menghembuskan nafasnya perlahan sebelum dia membaringkan Jake diatas kasurnya lagi. "Aku tidak peduli jika kamu terfokus kepada Heeseung, Jake. terserah lah. aku tidak peduli. aku sejak dulu hanya selalu berharap selalu diterima disisimu. seperti ini cukup. walaupun perasaanmu selalu tertuju pada Heeseung, aku bahagia karena kamu mau menyandar dan memelukku seperti ini"
tangisan Jake mengeras mendengar ucapan Jay. dia mengangkat kepalanya dan lalu mencium bibir Jay sekilas. "Maafkan aku kak.. aku menyesal selalu mengabaikanmu.. aku janji aku akan segera keluar dari sini. aku akan selalu bersama kakak. setelah aku keluar dari sini, ayo kita menikah kak. aku akan perlahan melupakan perasaanku kepada kak Heeseung" isak Jake. dia memandang wajah Jay.
mata Jay turut berkaca kaca saat dia mendengar isakan Jake. ini kah saat yang paling membahagiakan yang sudah dia tunggu? saat dimana akhirnya Jake mau terfokus kepada dirinya dan mau menikah dengannya? "Ayo, Jake. aku akan selalu membahagiakanmu kapanpun itu. janji lah untuk segera sembuh, aku akan selalu menunggumu" Jay berbisik pelan sembari mengecup puncak kepala Jake.
Jake memeluk Jay dengan semakin erat. dan dia pun menangis dengan lebih keras. setetes air mata mengalir dari sudut mata Jay. dia sungguh bahagia mendengar semua ini. pria itu terus saja menghujani wajah dan kepala Jake dengan ciuman kupu kupu.
disela isakannya, Jake mengangguk pelan dan berbisik lagi. "Aku sangat mencintaimu kak Jay. maafkan aku karena selama ini aku tidak pernah memperhatikan semua kebaikanmu.."
Tbc.
hai.

KAMU SEDANG MEMBACA
(END) TWINZ [HEEJAYKE]
AcakIni tentang seorang Jake shim yang selalu dikucilkan oleh keluarga dan teman temannya karena dia tidak sepintar kembarannya, Jaeyun Shim. tetapi semuanya sedikit berubah saat mendapatkan kabar bahwa kakak kembarnya itu meninggal tertabrak mobil. Jak...