Kazuha 2

12 2 0
                                    

Sewaktu aku kecil,ayahku memiliki bisnis yang bisa terbilang sukses. Hanya saja masa kejayaannya sangat singkat kemudian bangkrut ketika aku masih duduk di bangku SMA.

Tapi aku beruntung bisa tetap melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. Sayangnya setelah lulus, aku tak tertarik untuk melanjutkan usaha ayah dan lebih memilih bekerja di bidang yang kugemari. Untungnya orangtuaku mendukung pilihanku.

Saat itu,aku merasa puas dan merasa tak memerlukan apapun lagi dihidupku, hingga suatu hari sepulang bekerja, kediaman kami didatangi tamu tak terduga. Mereka adalah 3 orang penting dari keluarga Kamisato yang memiliki kekayaan dimana-mana, nyonya dan tuan Kamisato serta putra sulung mereka Ayato.

Kedatangan mereka adalah untuk memintaku, putra dari keluarga Kaedehara yang sudah jatuh, meminang putri berharga mereka Kamisato Ayaka.

Ini jelas mengejutkanku, maksudku, apa yang akan mereka dapat dari menikahkan putri mereka denganku. Jawaban yang kudapat dari mereka jauh lebih mengejutkan, mereka percaya dan merasa tenang jika melepas putri kesayangan mereka padaku.

Keluarga Kamisato memintaku datang ke kediaman mereka di waktu yang sudah disepakati untuk memberikan jawaban,membuatku lumayan terbebani di sisa waktu yang ada untuk berpikir. Orangtuaku juga mempercayaiku atas keputusan apapun yang ku ambil.

Sebenarnya,aku juga sudah mempunyai kekasih saat itu, namun aku tak pernah terpikir untuk membawa hubungan itu lebih jauh.

Setelah berpikir panjang dan matang, akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan,aku akan menikahi putri Kamisato.

Sehari sebelum pergi ke kediaman Kamisato, aku menemui kekasihku dan dengan tenang memutuskan hubungan kami tanpa menutup-nutupi alasan dibaliknya. Ekspresi yang diperlihatkannya saat itu benar-benar membuatku merasa bersalah, tapi jika diingat-ingat lagi, memang dialah yang memulai hubungan diantara kami dan bersedia menungguku memiliki perasaan yang sama dengannya. Saat itu aku terima-terima saja karena dia adalah gadis ideal yang diidamkan semua orang dan aku juga merasa suatu hari pasti akan menginginkannya, yang ternyata dugaanku salah dan hanya membuatnya berharap saja.

Di kediaman Kamisato, aku akhirnya berjumpa untuk pertama kalinya dengan Kamisato Ayaka. Kesan pertama yang kudapat darinya adalah gadis yang anggun dan berpendidikan tinggi, membuatku minder dan bertanya-tanya apakah ini keputusan yang tepat? Namun aku tak punya pilihan selain terus maju dan mengikuti alurnya. Tanpa sadar,aku hanya akan mengulangi kesalahanku sebelumnya, bedanya aku tak bisa sembarangan mundur disini.

Sesaat setelah pernikahan, aku tahu jika Ayaka yang sekarang bermarga sepertiku, mendapat warisan rumah sakit keluarga Kamisato yang artinya penghasilan perbulannya berkali-kali lipat lebih besar dari penghasilanku, membuatku semakin tak berdaya di sisinya.

Aku yang merasa tak pantas bersanding dengannya yang luar biasa pun mulai membuat jarak, aku tidak bermaksud buruk, hanya saja aku takut jika Ayaka tidak nyaman jika aku sok akrab dengannya.

Aku merasa status suami istri kami tidaklah jelas dengan Ayaka yang jauh lebih cocok menjadi kepala keluarga dengan segala kehebatannya. Hingga suatu hari, aku mendapat kabar bahwa Ayaka telah mengandung buah hati kami. Aku sangat senang dan berpikir mungkin dengan ini aku bisa menunjukkan diriku sebagai seorang suami.

Sejak saat itu, aku mendapat keberanian untuk lebih terbuka pada Ayaka dengan menanyakan kabarnya saat bekerja lebih dulu, memulai percakapan ringan di malam hari sambil membantunya melemaskan tubuh dengan memijatnya dan terkadang membantu pekerjaannya membuatku lumayan paham pekerjaan yang dilakukan Ayaka.

Hingga tibalah hari kelahiran anugerah besar yang kami tunggu-tunggu. Sejujurnya,aku lumayan atau bisa dibilang sudah sangat panik saat Ayaka menjerit-jerit kesakitan untuk membawa anugerah kami ke dunia. Ayaka selalu bilang tidak kuat dan ingin mati saja sementara aku berpura-pura tenang sambil terus menyemangatinya.

Tak lama kemudian,anugerah kami yang berbentuk bayi kecil yang imut lahir dengan selamat dan sehat beserta Ayaka yang juga dalam keadaan normal walau masih lemas pasca melahirkan. Dengan tekad yang besar,aku memberi kecupan di pucuk kepala dan pelipisnya sebagai apresiasi yang tidak seberapa atas perjuangannya, walau aku tahu jika istriku yang telah menjadi seorang ibu itu akan memberontak jika tidak sedang dalam keadaan tak berdaya.

Setelah kelahiran putri kami, hari-hariku menjadi semakin sibuk. Aku bersikeras membantu merawat Ayaka yang sedang dalam masa pemulihan sekaligus mengasuh putri kami -Kaedehara Himeko- tanpa meninggalkan pekerjaanku, aku bahkan membantu pekerjaan Ayaka yang semakin terlantar sebisaku. Itu semua aku lakukan karena merasa bersalah telah membuat Ayaka kesulitan. Namun aku merasa memaksakan diri sedemikian rupa pun tidak dapat menebusnya, yang ada Ayaka malah mengkhawatirkanku karena kondisiku yang semakin memburuk.

Hari demi hari berlalu beserta kondisi Ayaka dan putri kami yang semakin stabil membuatku dapat menghirup nafas lega. Aku mulai melepaskan mereka untuk dibantu bibi pengasuh sementara aku kembali fokus dengan pekerjaanku.

Seakan tersadarkan oleh petir di siang bolong, aku merasa perlakuanku pada Ayaka terlalu protektif dan aku mulai takut Ayaka merasa tak nyaman lagi. Maka dari itu, aku menjaga jarak lagi darinya dan memberinya banyak waktu sendiri, seperti tak mengganggunya saat sedang bermain dengan putri kecil kami dan hanya bermain dengannya saat sang Ibu mulai lelah.

Tanpa sadar itu menjadi kebiasaan hingga sekarang dan mungkin itulah alasan dibalik Himeko tak seakrab itu denganku.

Mobil kuparkirkan di ruang bawah tanah khusus parkir dengan kendaraan beroda empat pekerja lainnya. Setelah mematikan mesin,aku keluar dan menguncinya dengan baik. Saat menuju lift aku seketika tersadar,

"Sejak kapan aku sampai?" Aku celingak-celinguk di area parkir yang sedang sepi, ini memang ruang bawah tanah parkiran perusahaan tempatku bekerja. Aku hanya berharap tidak melewatkan lampu merah saat perjalanan kemari atau menyusahkan pengendara lain karena sibuk melamun.

***

Family(Kazuyaka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang