Entah Osmos benda atau makhluk apa, yang pasti dia tak bergerak. Semua usai. Sungho menang. Apa arti kemenangan?
Rasa sakit semula tersembunyi oleh semangat dan adrenalin, kini menyerang sekujur tubuh Han Sungho. Rasa sakit meresap sampai sumsum, rasa sakit seperti terlindas kereta api.
Bak boneka tanpa tulang Sungho ambruk terlentang. Untuk menggerakkan jari saja susah.
Sekarang apa?
Bayang tiba mengubur wajah Ranting kayu mentoel hidung Sungho. Gadis aneh berjongkok dengan kaki rapat dekat lengan Sung
Suara gadis datar, kecil, mengusik Sungho berkali - kali.
“Bangun, bangun, bangun–”
“Berisik….”
“Oh? Bisa bicara. Bagus.”
Gadis tengik. Dia bisa membantu Sungho mengalahkan Osmo, tapi malah bersantai di atas tembok es. Sifatnya mirip Yulgang. Tidak, Yulgang lebih baik dari gadis berambut putih ini.
“Yulgang, Yulgang, dia membutuhkanku… .”
Mencoba mengangkat badan untuk duduk, Sungho gagal. Tubuhnya seolah - olah menjadi gunung Seoraksan.
Gadis berkata, “Oh? Bisa bergerak.”
“Yulgang… tolong dia. Dia–”
“Anak Baron-mu? Aku pindahkan ke tempat aman.”
“Tempat aman di mana?”
“Tempat aman di mana hewan bersuara moo moo berada.”
Mendengar Yulgang selamat, seketika batu besar dalam diri Sungho hancur, sirna tak berbekas. Setidaknya Yulgang baik - baik saja cukup membuatnya tersenyum lega.
Barn… gadis aneh, menyebut barn saja tak bisa. Jika diperhatikan, gadis ini berusia di bawah Sungho. Namun, kemampuan bertarungnya jelas di atas rata - rata orang militer.
“Namamu… siapa namamu, gadis aneh?”
“Aneh? Kau yang aneh. Nyaris mati tapi masih mencari temanmu. Namaku Nina, Nina Petrova. Kau mau bertemu dengan temanmu?”
“Terima kasih, Nina Petrova.”
“Aneh. Manusia Bumi aneh.” Nina mentoel toel hidung Sungho. Suaranya tetap datar. “Han Sungho, Han Sungho, bangun.”
Pandangan Sungho kabur. Sirine di kejauhan sayup menyapa. Biru dan merah langit berwarna. Tiba - tiba semua semakin gelap, dan gelap mengubur Sungho.
Berangsur pemandangan langit kuning muncul. Dedaunan jagung bergerak - gerak saling bergesekkan bersama angin sepoi, menciptakan musik indah. Kenangan Sungho kala masih kecil tiba.
Sungho duduk di atas cap mobil chevrolet milik ayah sambil memakan es serut. Dia kembali menjadi bocah kecil imut yang penuh luka.
“Kau tahu, apa yang membedakan lelaki dan perempuan?” tanya ayah, berparas mirip Sungho, dengan brewok tipis dan badan kekar hingga silhuet dadanya nampak keras di balik tunik santai.
“Perempuan nggak punya burung?”
Ayah terbahak. Dia terlentang berbantal tangan di bak belakang mobil. Rumput teki terselip di bibirnya. “Ya, itu salah satunya. Dari mana kau tahu?”
“Yulgang nggak punya.”
“Jangan pernah bicara itu di depan orang lain. Yang ayah maksud adalah, lelaki tidak mudah membicarakan masalahnya ke orang lain. Bahkan ke orang yang dekat dengannya.”
“Hmm? Tapi Ibu dan Ayah selalu bertanya, bagaimana hariku, kan?”
“Ya, benar sih, tapi kamu masih kecil, masih belum menjadi lelaki. Camkan perkataan ayah, Lelaki hebat tidak membagi masalah, tapi membagi kebahagiaan dengan orang lain.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Caster
FantasyMasa depan adalah misteri. Hari ini kau orang biasa, esok bisa saja menjadi Earl yang memerintah suatu daerah di dunia lain. Karena hutang ayahnya, Han Sungho bertransmigrasi ke Avalice dan memikul tanggung jawab sebagai Earl of Cornfield. Dengan w...