Hari ini ada acara perkumpulan para wali murid seluruh sekolah ini. Mereka datang satu persatu menempati aula yang sudah disediakan pihak sekolah yang dibantu oleh anggota OSIS.
Semua murid merasa senang karena orang tua mereka datang, sedangkan tidak bagi ke tujuh murid yang kini duduk bangku pengurus OSIS.
"Sat"
Keenam orang itu menoleh ke arah Soni yang entah memanggil siapa.
"Sorry gua manggil Jay, sini lu!", ucap Soni dengan gestur mengibaskan tangannya untuk menghampirinya.
"Nape sih?!", sewot Anjaya, sepertinya hatinya sedang tidak bagus.
"Cuma mau bilang tuh ketering makanan disuruh taruh di aula, suruh pak botak. Lu ga usah sewot", cibir Soni lalu pergi mendahului Anjaya.
"Anj- astaghfirullah, ga boleh kasar", ucap Anjaya sambil mengelus dadanya.
"Bang, Samuel bantu ya", tutur Samuel sambil mengambil beberapa kantong plastik berisi makanan lalu di bawa ke aula.
Jidaniel dan Arjuna pun tak tinggal diam mereka juga membantu. Hanya saja, Hesa diam sambil bersandar di kursi dengan Riki di sebelahnya.
"Bang, mau risol", rengek Riki.
"Ga boleh Rik, lu baru sembuh", tolak Hesa.
"Bang please satu aja ya", rengeknya lagi.
"Hadeuh, ya udah boleh tapi cuma satu ya", dengan senang Riki mengambil satu risol itu lalu melahap dengan gembira.
Saat Soni kembali, ia memanggil Hesa.
"Sa di cari pak Rukman tuh", tutur Soni.
"Ada apa?", tanya Hesa.
"Lu samperin gih, gua juga ga tau", tanpa ba-bi-bu Hesa segera pergi menemui pak Rukman.
"Rik jangan makan risol banyak-banyak inget baru sembuh", tegur Soni.
"Iya bang, ini cuma satu kok", ucap Riki.
"Bagus anak pintar", ucap Soni sambil mengelus rambut Riki.
...
Di ruang BK
"Ada apa pak manggil saya?", tanya Hesa.
"Bapak dapat laporan, orang tua kamu ga datang ya?", ucap Rukman.
"Maaf sebelumnya pak, orang tua saya sudah tidak ada makanya ga ada yang datang", jelas Hesa walaupun sedikit sedih.
"Maaf bapak ga tau, eum gini saja... Kamu minta diwakilkan saja, soalnya ini penting sa menyangkut ujian kamu nanti", jelas Rukman.
"Biar saya sendiri saja gimana pak?", tanya Hesa.
"Tidak boleh Hesa, ini hanya bisa untuk orang tua dan perwakilan saja. Murid tidak berkenan untuk ikut", jelas Rukman.
"Baik pak kalo gitu saya permisi dulu", pamit Hesa lalu meninggalkan ruang BK.
...
Hesa menghela nafas berat bersandar pada kursi di kelasnya. Ia sendirian di dalam sana tanpa ada seorang pun.
Di gerbang sekolah terlihat ada seorang pria dewasa berdiri melihat sekitar sekolah yang terlihat ramai dengan para wali murid yang datang. Pria itu memasuki area sekolah dimana ada Soni yang tengah merapihkan barang-barang panitia OSIS. Pria itu menghampiri Soni dan berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Tujuan Yang Berbeda
أدب المراهقينIni tentang tujuh pemuda dengan tujuannya masing-masing. Dunia tak adil untuk mereka bertujuh. Sehingga pada suatu saat mereka harus berpisah dalam waktu dan tempat yang sangat amat mengerikan. "Tidak ada hari spesial seperti ulang tahun" "Jangan aj...