Di sebuah rumah mewah terdapat tujuh pemuda yang tengah ricuh ketika bermain dengan game milik salah satu dari mereka. Dua tengah bertarung lalu empat orang lainnya saling mendukung dan menyemangati timnya masing-masing. Sedangkan ada satu seorang yang hanya diam membaca buku dengan tenang di sofa tunggal.
"Yah kalah!", frustasinya.
"Yey yeye gua menang malih! Siniin tangan lu", ujar si pemenang game.
"Jangan keras-keras ya bang", cicitnya.
Ctasss!
"ADOHH SAKIT BANG!", jeritnya kesakitan sambil mengibaskan tangannya.
"Hahaha sedap?", ledek orang itu.
"Parah lu bang", celetuk si pendukung lawan.
"Diem lu sam, lu kan ga ikut main cuma liatin doang mah diam aja udah", ucapnya remeh.
"Lu ngeremehin gua bang? Sini bang, gua lawan lu! Kalo gua menang bang Jay kudu nyukur bulu kaki bang Jidan!", tantangnya.
"Cih siapa takut!", decak Anjaya.
"Woy ngapa jadi bulu kaki gua sih?!", ucap Jidaniel tak terima.
"Bodo!", ketus Samuel.
"Parah nih bocah ya, skincarenya gua bakar baru tau rasa", geram Jidaniel.
"Ga usah sentuh sentuh skincare gua bang, uang jajan lu aja ga mampu buat beliin tuh skincare", sombong Samuel.
"Eh eleh kecil itu mah sam, sama pabriknya gua beliin sekalian mampu gua", ucap Jidaniel.
"Bisa pada diem ga sih?! Liat nih bang Hesa lagi tidur", timpal Arjuna.
"Lah kapan tuh anak tidur?", heran Anjaya.
"Udah diem, lanjut main tapi jangan berisik", pinta Soni.
Arjuna melirik sekilas ke arah Hesa yang tidur dengan buku dipeluknya. Arjuna tak sengaja melihat ada goresan pada tangan Hesa yang sengaja hesa tutupi dengan hoodienya. Arjuna mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Nanti saja gua tanyain", batin Arjuna.
...
Badan Hesa sakit bukan main, lalu ia bangkit dari tidurnya. Hesa menatap sekitarnya ternyata sepi. Kemana keenam curut itu? Batin Hesa.
Hesa berdiri dan berjalan menelusuri ruang tamu rumah Anjaya. Ia menemukan Anjaya seorang diri di tepi kolam renang belakang rumahnya. Hesa menghampiri Anjaya dan menepuk bahunya.
"Eh bang, udah bangun lu?", tanya Anjaya setelah melihat siapa yang menepuk bahunya.
"Udah, Jay yg lain mana?", kata Hesa lalu duduk di samping Anjaya.
"Dah pada balik, lu sih tidur mulu bang", jelas Anjaya.
"Sorry gua ketiduran pas baca buku, btw gua mau balik ya", sarkas Hesa.
"Nginep aja sih bang", saran Anjaya.
"Lain kali Jay, gua ada urusan", ujar Hesa.
"Ya udah gua anter sekalian nanti, gua ga nerima penolakan", ucap Anjaya.
"Iya Jay"
"Btw tadi Arjuna nungguin lu bangun bang, tapi lu nya ga bangun-bangun", tutur Anjaya.
"Kenapa?"
"Ga tau, tapi ga lama dia pamit balik duluan. Nyokapnya nyariin", jelas Anjaya.
"Nanti gua coba telfon aja", ucap Hesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Tujuan Yang Berbeda
Genç KurguIni tentang tujuh pemuda dengan tujuannya masing-masing. Dunia tak adil untuk mereka bertujuh. Sehingga pada suatu saat mereka harus berpisah dalam waktu dan tempat yang sangat amat mengerikan. "Tidak ada hari spesial seperti ulang tahun" "Jangan aj...