02. Luka Eza

6 2 0
                                    

"Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk Sepasang kekasih yang mampu berjuang untuk menyelesaikan ujian rumah tangganya sambil mengingat Allah dihatinya"

~Zaidan Mubarak~

🦋🦋🦋

Eza tak pulang kerumah, namun ia ke markas untuk menenangkan dirinya

saat baru saja sampai ia mematikan motornya dan pergi ke kamar dengan langkah cepat

Anggota Genk yang sedang memberikan markas terheran dengan cara berjalan Eza yang tergesa-gesa dan penuh emosi, tak biasanya ia begitu

salah satu anggota yang melihat itu bertanya kepada Aryan yang sedang memberikan debu di kaca luar

"Bang, itu bang Eza kenapa jalannya begitu?" tanya salah satu anggota Genk Maesa-- Chandra

Aryan mendengar suara dobrakan pintu yang cukup keras menghela napasnya

"mungkin lagi capek banget" ujar Aryan kembali mengelap kaca, Chandra mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya

tak lama setelahnya Zaidan datang dan memarkir mobilnya di parkiran, ia keluar dari mobil dan tersenyum ke arah Chandra yang sedang tersenyum kepadanya

Chandra memberhentikan aktivitasnya dan menyapa Zaidan "assalamualaikum bos, Ray! apa kabar?"

Zaidan tersenyum lalu menepuk Pelan pundak Chandra

"Waalaikumussalam. Alhamdulillah Dra, saya baik" ucap Zaidan tersenyum

Chandra mengangguk, lalu Zaidan masuk ke dalam dan melihat Ahza sedang merapikan sofa

Zaidan menghampiri Ahza "Za, Eza dimana?"

"ohh Eza ada di kamar, tadi gue lihat dia nangis" ucap Ahza sedikit berbisik, Zaidan hanya tersenyum menanggapi ucapan Ahza lalu pergi menuju kamar Eza

Zaidan mengetuk pintu kamar Eza lalu mengucapkan salam

Tok Tok Tok

"assalamualaikum, boleh saya masuk?" tanya Zaidan dari luar

Eza dengan cepet menghapus airmatanya dan menyimpan foto pernikahannya dan kia di nakas

"masuk aja, pintunya ga dikunci" setelah mendapatkan jawaban Zaidan masuk keruangan dimana Eza tempati

ruangan itu sangat gelap bahkan gorden kamar tidak dibuka oleh Eza, tidak ada cahaya lampu maupun matahari masuk ke dalam ruangan itu

Zaidan berjalan menuju nakas dan mengambil remote untuk membuka gorden, disana terpampang jelas taman yang luas dan dipenuhi orang orang yang sedang bergotong royong membersihkan taman

"silau Ray, tutup aja" ucap Eza menutup mata menggunakan telapak tangannya agar Sinar matahari tidak menusuk indra penglihatannya

"Laa tahzan, Eza. innallah ma'ana. jangan bersedih Eza, sesungguhnya Allah bersamamu" Zaidan menduduki dirinya disebelah Eza

Eza menatap kebawah "gue kurang ya, Ray? padahal semua udah gue kasih untuk dia, tapi dia malah cinta sama cowok lain" Eza memainkan jarinya, airmatanya selalu turun dari pelupuk mata Eza

ASKEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang