Author POV
Keesokan harinya, saat jarum jam menunjukkan pukul 04:08, Azizi sudah siap dengan kopernya. Ia berdiri di depan pintu apartemen yang selama ini menjadi rumahnya di Amerika, memandang sekeliling untuk terakhir kalinya.
"Selamat tinggal, apartemen... Terima kasih sudah menemani gue selama ini," batin Zee, tersenyum tipis sebelum menutup pintu dengan pelan.
Cklek...
"Where are we going, lady?" tanya supir yang sudah menunggu di luar.
"Airport," jawab Zee singkat, diikuti anggukan dari supir itu.
Penerbangan Zee dijadwalkan pukul 04:58, dan meski masih pagi, ia memutuskan untuk berangkat lebih awal. Lebih baik datang kepagian daripada telat, pikir Zee. Setelah 25 menit berkendara, mereka tiba di bandara.
"Thank you, sir," ucap Zee dengan sopan sebelum keluar dari mobil.
"You're welcome, lady," balas sang supir.
Zee menarik kopernya masuk ke terminal, dan sebelum menuju gerbang keberangkatan, ia menyempatkan diri untuk membeli beberapa makanan ringan. Meskipun kelas bisnis sudah menyediakan makanan, kebiasaan Zee yang gemar ngemil membuatnya merasa perlu stok camilan tambahan.
Tak lama kemudian, pengumuman keberangkatan penerbangan menuju Indonesia terdengar. Zee menarik napas dalam-dalam. "I'll come back again, America," gumamnya dalam hati sebelum menaiki pesawat.
Setelah duduk di kursinya, Zee segera membuka ponselnya untuk mengirim pesan kepada orang tuanya. "Aku udah flight dari Amerika, Ma, Pa," tulisnya singkat sebelum mematikan ponsel dan bersiap untuk perjalanan panjang kembali ke Indonesia.
***
Zee melirik layar ponselnya untuk memastikan pesan terakhir kepada mamanya sudah terkirim. "Bismillah sampai ke Indonesia dengan aman," gumamnya pelan. Ia kemudian menatap keluar jendela pesawat, melihat hamparan langit biru sebelum memutuskan untuk tidur sejenak.
Keesokan harinya, setelah 20 jam lebih di udara dalam perjalanan dari Amerika ke Indonesia, Zee terbangun oleh pengumuman pramugari bahwa pesawat akan segera mendarat. Setelah pesawat mendarat, Zee turun dan berjalan menuju area carousel untuk mengambil kopernya. Tak lama menunggu, kopernya muncul, dan Zee segera bergegas mencari keluarganya.
"Azizoy!!!" sebuah suara yang sangat ia kenal memanggil dari belakang. Itu Christy, adiknya! Zee menengok cepat dan melihat Christy berlari ke arahnya, diikuti oleh sosok yang sangat dirindukan, mamanya.
"Christoy!" teriak Zee, segera berlari menghampiri adiknya. Mereka berdua berpelukan erat.
"Eh, mama enggak dipeluk nih?" tanya Shani, mamanya, dengan nada bercanda.
Zee tersenyum dan segera memeluk Shani erat. "Ma... kangen banget," cicitnya pelan.
"Iya, mama juga kangen. Sudah dua tahun kita enggak ketemu," balas Shani sambil mengusap lembut rambut Zee.
"Yuk, kita pulang. Kamu pasti capek," ujar Shani kemudian, dan Zee hanya mengangguk, siap untuk beristirahat setelah perjalanan panjangnya.
Mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di luar bandara. "Pak, langsung ke rumah, ya," perintah Shani kepada supirnya. Dalam perjalanan, Zee tak bisa menahan rasa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&A END ( Sedang Dalam Tahap Revisi )
FanfictionAzizi Caesar Asadel, atau yang akrab dipanggil Zee, adalah anak tengah dari pasangan Shani Indira Asadel dan Gracio Caesar Harlan. Ia tumbuh dalam keluarga yang hangat bersama kakak dan adik perempuannya. Hidup Zee tampak sempurna dengan kehidupan s...