become us

65 12 6
                                    

Tepat jam 4 sore, Taehyun tiba di rumah Soobin membawa laptop kesayangannya.

"So, gimana progress persiapan pentas seni?" tanya Soobin sambil menatap Taehyun.

"Sejauh ini, panitia sudah hampir terbentuk. Gue lagi finalize list anggotanya," jawab Taehyun sambil membuka laptopnya.

"Bagus. Seperti yang udah gue bilang tadi, gue mau minta lo buat tambahin gue dan Yeonjun jadi anggota panitia," ucap Soobin dengan nada serius.

Taehyun berpikir sejenak. "Tapi lo yakin?"

Soobin menghela napas. "Dia butuh kesempatan. Oh iya, dia suka musik, sama kayak lo. Gue rasa, kalau lo kasih dia ruang di panitia, dia bisa berkembang, bahkan lebih baik. Lo sendiri kan ketua panitia, jadi lo yang berhak nentuin."

Taehyun terdiam sejenak, merenung. "Musik, ya... terus?"

Soobin tersenyum tipis. "Gue mau lo dan Yeonjun tampil bareng di pentas seni nanti. Gue tahu kalian berdua punya interest yang sama di musik. Kalian bisa bikin sesuatu yang keren."

Taehyun menatap Soobin dalam-dalam, mempertimbangkan ide itu. "Gue gak pernah bayangin buat tampil sama dia. Tapi, kalo itu bisa bantu Yeonjun, gue gak ada masalah."

Soobin tersenyum puas. "Gue yakin ini bisa jadi titik balik buat dia. Dan lo juga akan lebih mengerti kenapa gue minta ini."

Taehyun menepuk pundak Soobin. "Oke, gue setuju. Tapi, lo harus pastiin Yeonjun gak ngecewain gue, ya."

Soobin mengangguk yakin. "Deal. Gue yang bakal urus sisanya."

Percakapan itu berakhir dengan tawa ringan, diselingi percakapan tentang konsep musik yang mungkin akan mereka tampilkan bersama. Soobin merasa lega—rencana untuk membantu Yeonjun perlahan-lahan mulai berjalan.

"O iya, lo di sini aja ya ngerjain proposalnya. Gue mau nyamperin Yeonjun."

"Yaudah sana. Sekalian gue nginap ya, besok kan libur." 

"Oke." Jawab Soobin yang kemudian berlalu begitu saja.

Setelah siap dengan helm dan tas di punggungnya, Soobin dengan pasti melajukan motornya menuju asrama Yeonjun.

Kali ini dia membawakan Yeonjun berbagai macam camilan yang nantinya akan dinikmati bersama di sana.

Tak butuh waktu lama, Soobin akhirnya sampai di depan gerbang asrama. Ia mematikan mesin motor, lalu melepas helmnya sambil menghela napas. 

"Tok,,tok,,tok,,"

!0 detik kemudian pintu kamar terbuka, Yeonjun yang baru selesai mandi terlihat masih dengan balutan handuk di pinggulnya.

"Annyeong." Sapa Soobin sambil tersenyum lebar.

"Annyeong, ayo masuk. Tumben senyumnya lebar amat." Ucap Yeonjun sembari mengeringkan rambutnya.

"Kenapa? Gue manis ya?" Tanya Soobin percaya diri.

"Idih.."

"Jujur aja sih."

"Serah lu deh."

Sambil meletakkan tas dan helm di meja, Soobin memeluk Yeonjun dari belakang.

"Wae???" Tanya Yeonjun kaget.

"Gue nginap ya malem ini?" Tanya Soobin sambil menatap mata Yeonjun.

"Kenapa rumah lo?"

"Taehyun di rumah, jadi kamar gue dipake dia. So, gue tidur sama lo malem ini..."

Soobin melepas pelukannya dan meraih tas yang baru saja ia letakkan di atas meja.

"O iya, gue bawa mie ramyeon buat lo. Sama beberapa camilan. Lo suka kan?"

Back for moreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang