give me more

60 6 0
                                    

Hari-hari berjalan dengan cepat, rutinitas persiapan pentas seni semakin padat. Beomgyu dan Kai hampir setiap hari terlihat di ruang musik sekolah, memoles penampilan mereka. 

Suara musik yang mereka hasilkan terkadang terdengar menggema hingga ke lorong-lorong, menjadi latar belakang sibuknya kegiatan sekolah. 

Mereka serius dalam latihan, berusaha memberikan yang terbaik saat pentas nanti.

Di sisi lain, Taehyun dan Yeonjun lebih sering bekerja di ruang OSIS. Mereka memadukan latihan musik sambil menyelesaikan berbagai urusan proyek panitia, termasuk menyusun susunan acara dan memastikan logistik berjalan dengan lancar. 

Meskipun sibuk, keduanya sering menghabiskan waktu diskusi, membahas detail kecil yang mungkin terlewat dalam penampilan mereka nantinya.

Soobin, sebagai wakil ketua, bersama tim panitianya, lebih banyak berada di luar ruangan. 

Mereka bertugas menata dekor panggung dan memastikan papan informasi tersebar di seluruh area sekolah. 

Di bawah terik matahari, Soobin terlihat sigap mengarahkan rekan-rekannya, memastikan setiap bagian dari persiapan berjalan sesuai rencana.

Suasana sekolah terasa semakin hidup, setiap sudut dipenuhi oleh kesibukan persiapan acara besar yang ditunggu-tunggu.

Saat matahari mulai terbenam, seluruh panitia akhirnya menyelesaikan aktivitas mereka untuk hari itu. 

"Mau balik sekarang?" tanya Soobin sambil menyeka keringat di dahinya.

Yeonjun mengangguk. "Iya, udah capek juga. Besok masih banyak yang harus disiapin."

Mereka berdua menaiki motor Soobin dan melaju menuju rumah.

***

Yeonjun tampak sangat lelah karena harus memaksimalkan tenaganya untuk dua acara sekaligus, persiapan pentas seni dan penampilannya.

Ia berbaring lemas di atas kasur, sambil memejamkan matanya.

Soobin yang ada di dekatnya, mengelus kepala Yeonjun lembut.

"Lo pasti capek." Ucap Soobin sembari menatap dalam wajah Yeonjun.

"Iya." Jawab Yeonjun hampir tidak terdengar.

Soobin terus mengelus kepala Yeonjun dengan lembut, jari-jarinya bermain di sela-sela rambut yang basah oleh keringat. 

Ia tahu Yeonjun sudah melewati hari-hari yang melelahkan, terbagi antara latihan intensif dan persiapan pentas seni. 

Meski tubuhnya terlihat kuat, Soobin bisa melihat bagaimana lelahnya Yeonjun sekarang. Rasanya tak tega melihat Yeonjun begitu.

Soobin menundukkan wajahnya, menatap wajah tenang Yeonjun yang masih memejamkan mata. 

Hatinya berdebar-debar melihat betapa dekatnya mereka saat ini. 

Ada rasa yang menggelitik di dalam dirinya, kerinduan yang sudah lama tertahan karena kesibukan masing-masing. 

Soobin menarik napas dalam-dalam, seakan berusaha meredam hasrat yang semakin kuat di dalam dirinya.

Dia mendekatkan wajahnya ke arah Yeonjun, hatinya bertanya-tanya apakah ini saat yang tepat.

Namun, ketika pandangannya tertuju pada bibir Yeonjun yang sedikit terbuka, Soobin merasa tak lagi bisa menahan dirinya. 

Seolah-olah semua kerinduan dan rasa yang tertahan selama beberapa hari terakhir ingin ia lepaskan saat itu juga.

Perlahan, Soobin mendekatkan bibirnya ke bibir Yeonjun. Awalnya, hanya sekadar menyentuh lembut, namun rasa yang mengalir di antara mereka seketika membangkitkan gairah yang tak bisa mereka tahan lagi. 

Back for moreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang