Begitulah akhir dari ceritaku. Akhirnya setelah penantian panjang menunggu Azam, pangeran hatiku, aku mendapatkannya juga. Walaupun aku tahu Tania pasti sakit hati, tapi Tania sudah rela. Bukan berarti aku egois, tapi Tania yang menyuruhku untuk menerima Azam.
Setelah pulang dari Bali, di pesawat aku duduk berdua dengan Azam sementara aku duduk berjauhan dengan Tania. Katanya, ia butuh waktu sendiri. Tania duduk di dekat jendela pesawat sambil mendengarkan earphone. Entah lagu apa yang sedang ia dengarkan, aku tidak tahu. Rasanya tidak enak kalau membiarkan sahabatku sendirian.
Selama perjalanan, bahkan sampai tiba di Jakarta, Tania tidak mengucap sepatah kata kepada siapapun. Bahkan ia tidak mengucap Good Bye atau hal lain ketika ia sudah dijemput di Bandara. Hanisya yang melihat tingkah laku Tania sedari tadi hanya bisa berkata :
"Sudah, Sel. Dia hanya butuh waktu untuk merelakan Azam"
Aku menghembuskan nafas berat dan berkata "Semoga dia dapet yang lebih baik dari Azam".
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be My Girl?
Short StoryTerjadi cinta segitiga diantara mereka. Satu cowok diperebutkan oleh dua gadis yang saling bersahabat. Namun salah satu harus merelakan segalanya karena demi sebuah persahabatan. Nanti kalian bertemu Grasel si beruntung. Azam si romantis. Dan Tania...