4. Antaran Pulang

24 4 0
                                    

Haloo!

Komen lanjut di sinii 👉 ntar aku lanjutin mau? ❤

Budayakan vote duluu ya! 🍫

-Happy Reading-

****

Shena, gadis itu menyesuaikan cahaya yang baru saja masuk ke retina matanya itu, gadis itu meringis pelan saat kepalanya agak pusing sedikit. Gadis itu perlahan duduk, dan berusaha untuk menoleh noleh kesana kemari, karena tempat tersebut tak ia kenalin sama sekali.

Dinding putih polos, senada dengan kasur yang ia tempati sekarang. Dia... Dimana?

Apa ia di culik oleh cowok botak tadi? Ah tidak, ia rasanya mengingat kejadian setelah cowok botak itu.

"CLV?" gumam nya mengingat sesuatu. "Mereka tadi bantu gue?"

Mengingat kejadian tadi sore, membuat kepala nya pusing seketika. Yang sekarang, ia harus pulang karena mungkin sudah larut malam.

Ia menoleh, mendapatkan tas nya di sebelah nya. Buru buru ia mengambil tas nya, lalu beranjak keluar menuju pintu berwarna cokelat tersebut.

Ceklek!

Seluruh atensi orang orang tertuju pada gadis itu yang baru saja keluar, ia melihat banyak laki-laki di sana. Membuat nya sedikit takut.

Apa lagi tatapan yang mereka yang terlihat mengintimidasi membuat nya mengurung kan niat untuk membuka pintu kembali, namun tangan seorang cowok menarik pintu tersebut agar tak ia tutup.

"Lo udah bangun?" tanya Damian.

Shena mengenal laki laki itu, bukannya dia satu sekolah dengannya?

"G-gue mau pulang" cicit nya sambil memainkan jari jemari, namun ia tidak peduli dengan perut nya yang terasa lapar itu.

Damian yang tahu gadis di depannya ini menghiraukan rasa laparnya itu, lalu ia menarik tangan gadis itu untuk keluar dari kamar tersebut.

Terlihat inti CLV yang menatap nya dengan pandangan ramah, namun ia tetap saja gugup karena mereka adalah orang orang baru. Dan dia... Belum mengenal mereka cukup jauh, bisa saja kan mereka melakukan hal aneh?

"Lo lapar kan? Gih makan dulu, ada sisa sate lo ambil aja punya nya Mahesa." tutur Damian.

"Heh! Gue yang beli gue yang gak dap—"

"Berbagi aja Sa. Gue beli yang 20 ribu" kata Gabi.

"Gak usah, gue bisa makan di rumah, gue mau pulang." ucap Shena, tetap pada keinginan nya.

"Makan dulu, ntar lo di jalan ada apa apa lagi, kalo kata emak gue nih. Makan dulu baru pergi," jelas Darren yang ada benarnya juga.

Lagi pulang, mendengar makanan tersebut adalah Sate, membuat dirinya tak bisa menahan makanan kesukaan nya itu, tetapi apakah ia harus memakannya?

"Duduk." titah Damian.

Shena menurut saja, ia duduk di sofa yang tidak ada menduduki nya itu, sambil menunduk kepalanya.

"Ini sate nya, jangan nunduk neng." kata Mahesa.

"Kita gak makan orang kok, jadi sans aja." tambah Arkala. "Kalo kita berniat jahat ama lo, pasti udah dari tadi." sambung nya lagi, merasa gadis itu sedang ketakutan.

"Orang orang memang ngeliat kita dari depan aja, brengsek dan berandalan. Tapi mereka gak ngeliat sisi dalam kita." sahut Gabi, benar.

Shena akhirnya berani mendongakkan kepalanya, berusaha tersenyum ramah. Ia sedikit percaya dengan mereka, namun diantara dari mereka memasang wajah seram.

SHEMIAN : Secret MarriegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang