Dua sisi

1 1 0
                                    

Di atas langit yang luas bertaburkan bintang-bintang ini, di sinilah tempatku lahir, tinggal dan berteduh dari langit lain yang melindungi langitku.

Menjadi seseorang yang begitu menawan bukanlah keinginanku, namun haruskah seseorang sepertiku hanya bisa memandangnya dari jauh?

Dia itu indah, tak sama sepertiku. Dia selalu mengingatkanku pada Bunda, selalu bersinar tanpa kenal lelah. Namun, sedikit menjengkelkan juga ketika melihat dia sama seperti Bunda juga yang tak sadar akan keindahan dirinya sendiri.

Aku selalu merindukannya. Menginginkannya. Kapan lagi waktuku untuk sejajar dengan Bumi? Aku sangat menantikannya. Karena di waktu yang lama itulah aku bertemu dengannya.

Sosok kecil dengan dua sayap berwarna biru kehijauan yang jernih membutakn mataku sejenak. Tiap kepakannya yang menghasilkan bubuk indah berwarna senada itu selalu membuatku rindu padanya.

Dia adalah sang Kupu-Kupu. Pujaan hatiku yang tercinta. Sosok kecil nan indah yang akan selalu menemani tidurku seakan langit di atasku ini akan selalu menjagaku.

Seakan ribuan bintang seperti Bunda yang sama indahnya pun akan kalah jika disandingkan dengan sang Kupu-Kupu. Aku mencintainya, menginginkannya, menantikannya.

Kuharap waktuku berotasi di poros ini akan berjalan lebih cepat agar bisa kembali bertemu dengannya. Keindahannya yang mungkin saja dapat bersanding dengan kesempurnaan diriku ....

Aku baik untuknya 'kan? Walau diriku begini? Hanya seorang kejora jingga yang hadir samar-samar pada fajar atau pun senja.

Aku harap iya karena sudah banyak puisi tunggal yang kuciptakan hanya untuknya. Untuk kekasihku yang indahnya melebihi ribuan bintang di langit sana.

Bahkan melebihi kesempurnaan indahnya diriku yang selalu dilebih-lebihkan oleh orang lain. Sang Kupu-Kupuku, kau adalah poros lain yang harus kujadikan kiblat cintaku pada-Nya.

Semoga Sang Maha Kuasa mendengarkan isi hatiku ini. Semoga sang Kupu-Kupu pun menerima cintaku maka aku akan memberikannya seluruh asteroid cantik untuknya.

Aku akan menunggu waktu untuk kita, sang Kupu-Kupuku.

.
.
.

Di bagian lain antara tanah dan langit itu pula aku bersemayam dengan mengembara di antara para angin berembus. Selalu pergi dan beberapa kali hinggap di bunga-bunga yang indah, membantunya untuk berkembang biak hingga menunggu waktuku untuk melakukan hal yang sama.

Akulah sang kupu-kupu. Makhluk kecil yang terbang, mencari keindahan lain di dunia serta rahasianya. Menemui satu persatu dari banyaknya hal yang tak bisa ditemui oleh kebanyakan orang membuatku agak serakah.

Aku ingin mengetahui semuanya. Sampai di titik aku akan menjadi lebih berguna jika mengetahui semuanya. Tetapi, seorang teman bertanya padaku.

Katanya seorang Venus itu mencintaiku. Membuatku bertanya-tanya, siapakah sang Venus? Dan apakah cinta itu? Apakah dia adalah setangkai bunga indah yang belum pernah kuhinggapi?

Kuharap aku akan segera bertemu dengannya. Aku sangat ingin melihat keindahannya. Tetapi, akankah bunga itu hendak menerimaku?

Kupikir ....

Entahlah. Aku hanya perlu untuk mencarinya. Lagipula, selain sesuatu yang indah itu aku harus menemukan rahasia lain di dunia ini. Aku sudah memantapkan hal itu. 

Di tengah cakrawala dan bentala yang membentang ini aku mengembara bersama para angin. Melewati tiap musim serta memenuhi ambisi untuk menjawab tiap rahasia yang tak kuketahui.

Hingga aku melihatnya. Sesuatu di antara para awan. Dia tergantung di atas langit-langitnya, di tengah suasana fajar dan bahkan aku bisa melihatnya di kala senja.

Sesuatu yang bulat seperti matahari namun agak indah. Kata orang kejora julukannya. Entah mengapa hal itu sedikit mengetuk hatiku, membuatku sejenak terlupa dari ambisiku untuk tahu akan rahasia dunia yang lain.

Seolah dia menarikku untuk menjadi tujuan dari apa yang kukejar. Mungkinkah dia pantas?

Kurasa iya. Dia sangat cantik di sana, terlihat begitu hangat layaknya bunga matahari, selalu indah seperti pemandangan padang bunga pada sore hari, dan pasti muncul dengan penampakkan dirinya yang elok di atas sana.

Aku harap aku bisa terbang lebih tinggi lagi, aku ingin mencapaimu. Apakah kau Venusku? Apakah kau bagian dari cinta yang tak kuketahui?

Mungkinkah rahasia dunia yang kucari ada padamu? Bisakah kamu menjawabnya? Aku menantikanmu.

Aku akan datang padamu Venusku, karena kelak aku akan menjadi sang Kupu-Kupumu. Aku mencintaimu.

***

630

Not A MonochromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang