Chapter 11

8.5K 814 53
                                    

Seorang pria paruh baya penuh kewibawaan itu mengenakan setelan jas kantoran yang sangat rapi. Bila diperhatikan secara teliti, wajahnya memiliki kemiripan dengan Daniel dan Sierra. Tidak salah lagi dia adalah Robbie Foilesh - Ayah tiri Harry. Dan disebelahnya berdiri seorang wanita mengenakan blazer. Terlihat sangat anggun dengan rambut hitamnya yang dibiarkan tergerai. Ekspresi wajahnya yang dingin sangat mirip dengan Harry.

Mereka memasang senyuman terbaik kepada setiap pasang mata yang ada disini, seolah meneliti satu persatu tamu yang datang. Dan seketika pandangan mereka terhenti ketika menatap Harry yang berdiri tepat disebelahku. Mata wanita itu berbinar dan seulas senyum yang begitu tulus nan manis ia tunjukan setelah beberapa saat sebelumnya ia bersikap dingin.

"Oh darling, kau datang. I miss you." Wanita itu berlari kecil sebelum menarik Harry kedalam pelukannya. Aku menggeser sedikit posisiku ketika sepasang Ibu dan anak itu sedang melepas rasa rindu. Namun semua dibuat terkejut dengan respon Harry yang sedikit kasar saat melepaskan pelukan Ibunya. Tatapan tajamnya kembali lagi.

"Kurasa kau tidak berhak memperlakukanku seperti itu, Lissa. Kau tahu, aku bukan bocah kecil yang selalu menurut denganmu lagi."

"Apapun yang kau katakan tentangku, kau tetap anakku, Harry, anak kandungku. Aku rindu bisa memelukmu." Lissa menghelus kepala Harry menampakan kasih sayang seorang Ibu yang begitu tulus namun Harry kembali melepaskan tangannya. Kali ini tatapan Lissa tertuju padaku, tatapan tajamnya sangat mirip dengan Harry dan hal itu membuatku jauh lebih gugup, "Siapa gadis yang kau bawa ini, darling?"

"Perkenalkan Nyonya Foilesh, namaku Sheren Dechopser. Dan aku adalah..." Harry menarik pinggangku kearahnya dan sedikit meremasnya, membuat ucapanku yang tergantung karena terkejut. Harry melirikku sebelum ia menatap semua orang dimeja makan ini dengan acuh.

"Sheren adalah kekasihku." jawab Harry dengan enteng. Oh, kekasih? Pengakuan itu diluar rencana kita, seharusnya Harry tidak mengatakan demikian. Aku hanya dapat menunduk ketika semua pasang mata menatapku dengan tajam seolah mereka semua akan membunuhku detik ini juga. Aku mengerti bagaimana pandangan mereka terhadapku. Sungguh, aku sangat tidak pantas disandingkan dengan keluarga terhormat semacam ini.

"Kau sudah menemukan gadismu, Nak. Oh selamat untukmu, Ayah senang mendengarnya." Suara itu memecah keheningan, aku mengangkat daguku dan melihat Robbie yang sempat angkat bicara.

Robbie duduk dikursi utama yang khusus disiapkan untuk dirinya sambil merapikan letak dasinya. Lissa pun menghampirinya lalu duduk dikursi yang berada disamping Robbie. Semua orang pun segera melakukan hal yang sama, kembali duduk ditempat semula termasuk aku dan Harry. Walau merasa kesal padanya namun aku tetap mencoba untuk membuatnya tenang untuk saat ini dan setelah makan malam ini selesai, aku akan meminta penjelasan pada Harry.

Semua tamu dipersilahkan menikmati hidangan makan malam yang telah disediakan. Semua masakan ini adalah masakan yang biasa disajikan untuk pertemuan penting di hotel berbintang. Aku merasa terhormat bisa berada disini namun tatapan dari semua orang yang ada disini membuatku risih. Hanya ada suara dentingan sendok karena sesuai aturan makan, seseorang tak boleh berbicara.

Kulihat Harry yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa sedikit pun mencicipinya. Sesungguhnya aku ingin memerintahnya untuk makan namun aku tahu bila hal itu akan memperburuk suasana. Didepan hadapanku terlihat Sierra, Daniel dan Liam yang sedang makan dengan lahap, begitu pula dengan anggota keluarga lainnya yang tidak aku kenali.

"Jadi kau berasal dari mana, Sheren?" tanya Lissa setelah mengelap bibirnya dengan tisu.

Aku melirik sekilas kearahnya lalu tersenyum, "Aku memang tinggal di California sejak kecil."

The Rumours [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang