#3 Penculikan

14 3 5
                                    

"Mengapa kamu hidup dengan begitu keras pada dirimu sendiri? Bukankah hanya rasa sakit yang kamu dapatkan?"

"Hiduplah dengan bahagia, jangan sepertiku."
- Aldhiren Pradipta Jayendra

oOo

1 Januari 1990

BREAKING NEWS

"Tim kepolisian divisi kriminal beserta tim forensik tengah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai jasad yang ditemukan di lereng Gunung Sukhosan pada dini hari pukul 01.00. Menurut penduduk sekitar yang menemukan, jasad korban ditemukan di lereng gunung dalam keadaan tertutup koran bekas. Setelah diteliti lebih lanjut, jasad yang ditemukan masih dalam kondisi badan utuh dengan tiga puluh luka tusukan pada perut, tangan, dan di area selangkangan. Sedangkan, kepala dari korban masih dalam proses pencarian tim kepolisian. Tim kepolisian mengatakan bahwa belum mengetahui pasti apa motivasi pembunuhannya, namun dipastikan jasad akan segera melakukan autopsi bersama tim forensik."

"Tim kepolisian akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut dan memastikan akan menangkap pelaku pembunuhan sesegera mungkin setelah identitas dan sidik jari korban teridentifikasi."

"Dimohon kepada warga sekitar untuk tetap tenang dan selalu waspada di manapun berada. Sekian, Hits Korean News melaporkan."

Wanita dengan baju piyama pink yang melekat di tubuhnya bergidik ngeri setelah melihat berita dalam televisi. "Pembunuh itu benar-benar sangat kejam! Sungguh biadap sekali. Aku harap pembunuh itu mendapatkan apa yang sudah ia lakukan dengan lebih buruk!"

"Kau kenapa?"

Wanita itu menoleh pada lelaki berkaos hitam dan celana panjang hitam yang duduk di sampingnya.

"Aku melihat berita hari ini di televisi, katanya ditemukan jenazah di lereng gunung Sukhosan tetapi hanya bagian tubuhnya saja, kepalanya belum ditemukan."

"Lalu?"

"Pembunuh itu sangat kejam! Ia menusukkan beberapa tusukan pisau di seluruh tubuhnya lalu menebas kepala korban juga. Benar-benar gila! Aku harap pembunuh itu segera ditangkap dan diberi hukuman yang sangat berat!"

"Tidak ada bukti lain yang ditemukan oleh polisi?" Tanya lelaki itu.

Wanita itu menggeleng. "Sepertinya tidak atau mungkin belum." Lelaki itu memangut mengerti.

"Tapi aku heran, mengapa pembunuh itu justru menebas kepala korban namun membiarkan sidik jari korban? Bukankah seperti itu malah justru membuatnya cepat tertangkap?" Heran wanita itu.

"Sepertinya tidak. Ia sengaja melakukan itu pasti ada alasannya."

Wanita itu menatap lelaki dengan lekat. "Bisa saja dia hanya ingin menguji ketrampilan polisi, apakah cepat atau lama mereka akan menangkapnya."

Wanita itu tidak paham maksud dari lelaki di depannya ini. Sang lelaki yang melihatnya terkekeh. "Sudahlah tidak usah kau pikirkan. Ngomong-ngomong kau harus berhati-hati mulai sekarang." Ucap sang lelaki.

"Kenapa?"

"Kau tidak tahu Gunung Sukhosan ada di Jinju? Pembunuh itu mungkin saja masih berkeliaran di sini. Jadi kau harus berhati-hati."

Mimpi menjadi Tarik Ulur [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang