Chapter 1

13 1 0
                                    

Happy reading 🫶🏻

....

SMA ANTARIKSA

Bibir Prilly yang sehat berwarna pink, sedikit terangkat saat dia turun dari bus, diikuti beberapa siswa lainnya. Dia masukin earphone ke telinganya dan jalan menuju gedung sekolah, sebuah novel di tangannya.

"Prilly..."

Suara yang keras mengalahkan musik dari earphone-nya, dan dia menoleh untuk melihat Evolet berlari ke arahnya, dengan senyum cerah di wajahnya.

Prilly melepas satu earphone nya.
"Kenapa lo lari?"

"Biar kita bareng ke kelas," jawab Evolet sambil cengengesan.
Evolet berdecak kecil, lalu segera menarik Prilly menuju bangunan sekolah.
"Ayo, bel bunyi bentar lagi."

...

Prilly dengan hati-hati meletakkan tasnya di bangku belakang.

"Al belum datang ya?" tanya Evolet, sambil menaro tasnya di bangku depan milik Prilly.

"Belum, bentar lagi kayaknya"

Prilly, yang duduk dan mainin ponselnya, mendongak saat dia ngerasa tatapan Evolet.

"Kenapa?" tanyanya.

Evolet duduk menyamping agar bisa melihat Prilly yang duduk di belakangnya.

Dengan senyumnya yang tak pernah pudar, ia meraih ke saku seragamnya dan mengeluarkan gelang hitam dari sana.
"Emm, menurut Lo ini bagus nggak?"
"Bagus kok, lo mau pake?" tanya Prilly, sambil mengambil gelang itu untuk melihat nya lebih jelas.

"Bukan, Pril," jawab Evolet. "Ini untuk Aliando."

Prilly terdiam.

Sepertinya Evolet masih mengagumi cowok itu. Bahkan, Prilly melihat, akhir-akhir ini Evolet semakin menunjukkan rasa sukanya secara terang-terangan.

"Kenapa? Nggak cantik ya?" tanya Evolet, saat ngeliat Prilly terdiam.

"Cantik kok," jawab Prilly, lalu mengembalikan gelang itu.
"Udah, putar badan lo. Bel bunyi bentar lagi." Prilly berkata, dan Evolet mengangguk.

....

Aliando melangkah masuk kelas, hoodie hitamnya membuatnya terlihat makin cool. Di belakangnya, beberapa siswa mengikutinya, dan terakhir, Pak Dinan, sang guru killer, muncul dengan aura yang bikin jantung berdebar.

Cowok tampan dengan tinggi 175 cm itu langsung duduk di samping Prilly, sementara Evolet dan Dian duduk bareng di bangku depan.

Aliando menghela napas, lalu membuka tudung hoodie-nya. Wajah tampannya yang sedari tadi ketutup, sekarang terlihat jelas. Dia melirik ke arah Prilly, yang sedang menatap ke depan, seakan segan melihatnya.

Aliando menopang dagunya, lalu menatap ke arah Prilly.
"Ada tugas nggak Vet?"
"Gue Prilly!" balas Prilly tanpa mengubah pandangannya.

"Lo introvert tapi," ucap Aliando sambil menyeringai.

"Lo..."

"Oke anak-anak, tugas kemarin kumpulkan ke depan biar Bapak nilai dulu," tiba-tiba Pak Dinan berkata dari depan, membuat semua siswa di kelas 12 IPS 1 langsung berhamburan ke depan untuk mengumpulkan tugasnya. Beberapa siswa yang lain semakin cepat menulis untuk menyalin dari temannya yang sudah siap.

"Eh? Beneran ada tugas Vet?" tanya Aliando sambil menegakkan badannya.

"Iya, yang minggu lalu Al," balas Prilly sambil membuka tasnya.

"Anjir!" batin Prilly, terus menggigit jarinya.

"Kenapa? Lo enggak siap juga?" tanya Aliando sambil tertawa, melihat Prilly bengong sambil melihat isi tasnya.

Banyak kita Banyak kataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang