"Apa yang aku dapatkan jika aku menceritakan seluruh kejadian itu padamu, Jisung?" Tanya Jaemin yang kini kembali berbaring di pangkuan Jisung, dia menyembunyikan wajahnya di area perut Jisung.
Jisung diam, dia mengelus rambut Jaemin dengan lembut, elusan itu turun menuju ke area wajah Jaemin, Jisung mengelus dahi, hidung dan terakhir bibir Jaemin yang selalu mengumandangkan kata-kata manis penuh racun.
"Kau tidak akan mendapatkan apapun," jawab Jisung dengan tenang dia mengecup kedua mata Jaemin, mengecup pucuk hidung Jaemin dan terakhir mengecup bibir merah yang selalu kurang ajar mengeluarkan rayuan dan cumbuan untuk dirinya.
Jaemin tersenyum dengan seringai dingin, dia menyukai sensasi sentuhan dingin Jisung, sentuhan yang tidak berperasaan namun halus. Sentuhan yang begitu beracun tetapi candu baginya, hanya Jisung yang bisa memberikan dirinya sentuhan ini. Sentuhan dingin yang menggairahkan, hanya sentuhan Jisung yang berhasil menghilangkan rasa jijik kepada tubuhnya sendiri.
Jaemin memang selalu merasa bahwa tubuhnya penuh dengan kotoran dan sampah. Rasa itu muncul karena kelakuan keluarga Na yang begitu menjijikkan, jauh sebelum Jaemin membunuh keluarga Jisung tepatnya saat Jaemin sudah mulai berusia 15 tahun, dia sudah harus melayani birahi para wanita-wanita kurang belaian yang memiliki kekayaan yang tidak terkira.Dunia Jaemin yang sudah hitam semakin menggelap saat usianya menginjak 15 tahun, dia sudah menjadi seorang gigolo hanya demi menghasilkan uang untuk sang ayah. Jaemin harus bisa memuaskan hasrat para wanita itu, jika tidak maka dia akan mendapatkan hukuman cambuk sebanyak seratus kali. Kehidupan mengerikan itu terus menghantui Jaemin sampai akhirnya saat berusia 20 tahun dia ditugaskan untuk menghabisi keluarga Jisung, ayahnya mengatakan jika dia berhasil membunuh keluarga itu maka dia tidak perlu lagi menjajakan tubuhnya untuk wanita-wanita kurang belaian itu karena mereka akan menjadi kaya.
Jaemin benar-benar membunuh, selain itu dia menemukan fakta bahwa Jisung-nya adalah satu-satunya orang yang tidak akan pernah bisa membuat dia merasa jijik kepada sentuhan. Jisung juga yang membawa segala perasaan di dalam hati Jaemin yang sudah mati sejak dulu.
Pada dasarnya saat kegelapan mendapatkan cahaya maka kegelapan itu akan menelannya agar sang cahaya tetap bersamanya untuk selamanya dan itulah yang Jaemin lakukan pada Jisung, Jaemin hanya ingin Jisung ada untuknya sendiri, Jaemin hanya ingin Jisung berada di sisinya dan untuk itu Jaemin akan melakukan apapun termasuk membunuh seluruh keluarganya.
"Kecupan itu aku anggap sebagai hadiah untukku karena aku menceritakan seluruh kejadian yang terjadi saat pertemuan itu,"
"Jika kau menganggapnya seperti itu, maka mulailah bercerita!" Perintah Jisung dengan suara dingin yang lembut, suara penuh keanggunan yang tidak tersentuh, layaknya sebuah bunga mawar di tanah yang tidak bertuan.
~Kilas balik~
Saat itu seluruh putra-putri keluarga Na dikumpulkan di ruang aula keluarga, tempat ini biasanya digunakan untuk memberikan perintah kepada seluruh putra-putri Na Gongmin, selain itu tempat ini adalah tempat di mana seorang ayah dengan keji menghukum anak-anaknya yang tidak berhasil melaksanakan misi, ataupun tempat pemilihan. Pemilihan di sini adalah kepala keluarga Na akan memilih seorang putra atau putrinya yang cantik untuk di setubuhi oleh bangsawan mesum ataupun untuk dia nikmati sendiri. Beruntungnya putra-putri yang tumbuh menjadi kuat dan bernilai seperti Jaemin dan beberapa orang lain tidak akan menjadi pemuas nafsu jika pun menjadi pemuas nafsu maka dia hanya perlu menjadi pejantan bagi para wanita bukan menjadi pihak bawah.
"Jadi ada apa ayah memanggil kami?" Tanya Leara selaku anak keempat sedangkan Jaemin adalah anak kelima.
"Aku menugaskan kepada kalian untuk membunuh anak terakhir keluarga Park."
"Park Jisung?" Tanya Taeja, dia adalah anak ke enam.
"Benar, aku memerintahkan kalian untuk membunuh Jisung, siapapun yang berhasil membunuh Jisung maka dia akan menjadi penerus sah dari kekuasaan ku," ucap kepala keluarga, dia menatap Jaemin dengan seringai keji. Dia telah merawat dan membesarkan Jaemin sebagai binatang yang patuh, dia yakin Jaemin pasti menuruti seluruh perintahnya, selain itu dia tahu bahwa Jaemin itu sangat mirip dengannya, Jaemin memiliki pandangan yang penuh dengan kegelapan, kerakusan, ketamakan sama seperti dirinya. Walaupun dia berasal dari darah yang hina karena memiliki ibu seorang rakyat jelata tapi diantara anaknya hanya Jaemin yang paling mirip dengannya.
Karena itulah dia yakin Jaemin pasti akan membunuh Jisung dengan mendapatkan pengakuan sebagai pewaris sah darinya. Sialnya, perkiraan itu salah besar. Jaemin memang mirip dengannya berkepribadian gelap, penuh dengan ketamakan dan kerasukan di dalam jiwanya namun, dia tidak menginginkan kekuasaan dia hanya rakus dan tamak terhadap Jisung.
Jaemin sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia dengan wajah dinginnya menyerang sang ayah. Dengan bayangan yang telah dia kendalikan, Jaemin menusuk mata ayahnya sendiri membuat sang ayah menjerit kesakitan.
Jaemin menyeringai puas saat mendengar sang ayah menderita, dia menatap tajam para saudaranya. Jaemin memanipulasi bayangan seluruh orang membuat bayangan itu menjerat mereka sehingga para saudara dan saudarinya tidak bisa pergi kemanapun tetapi dia lupa bahwa Minjoo tidak hadir di sini kemungkinan dia sudah mengincar Jisung.
"Aku peringatkan pada kalian semua jika ada yang berani menyentuh Jisung maka aku tidak akan segan untuk menghabisinya saat itu juga! Dan untukmu, tua bangka yang mengaku sebagai ayahku! Jika kau berani menyentuh Jisung-ku maka kau tidak akan hanya kehilangan matamu yang lainnya karena nyawamu lah yang akan menggantikan setiap luka yang ada di tubuh Jisung!" Jaemin menunjukkan kekuatannya dengan memberikan ancaman kepada orang-orang yang berani menyakiti Jisung.
Jaemin berhasil membuat seluruh orang merasa terkejut, biasanya Jaemin hanyalah seekor anjing yang akan patuh pada perintah ayah mereka tetapi sekarang mereka baru menyadari bahwa Jaemin sebenarnya bukanlah anjing keluarga Na, Jaemin tidak pernah berada di pihak mereka ataupun setia kepada mereka. Ayah mereka tidak pernah bisa mengendalikan Jaemin.
Sejak awal Jaemin adalah milik Jisung, Jaemin adalah anjing yang setia hanya kepada Jisung, pengendali Jaemin bukanlah kepala keluarga Na melainkan Park Jisung, orang yang mungkin saja memiliki dendam kesumat kepada keluarga mereka.
"Dasar tidak tahu diuntung! Kau sudah ku besarkan dengan baik dan sekarang kau malah menggigit tuanmu sendiri!" Teriak sang kepala keluarga dengan marah.
Jaemin terkekeh, "Sejak awal aku tidak pernah mengatakan bahwa kau adalah tuanku. Hanya kau lah yang mengganggap hal itu, jadi sekarang aku hanya memberitahu kalian semua di mana aku berpihak!"
Setelahnya Jaemin pergi diikuti oleh seluruh saudara dan saudarinya meninggalkan sang kepala keluarga yang menjerit kesakitan.
Soon>> O7 ; E G O I S T I C
KAMU SEDANG MEMBACA
INFERNO
Mistério / SuspenseMemuakkan! Kebencian yang aku pendam pada pria yang berada di hadapan ku sudah sampai ke sendi-sendi tulangku. Semakin besar kebencian ku, semakin aku merasa muak dengannya. "Jangan pergi!" "Kau tahu? Aku benar-benar membenci hingga rasanya aku...