BAB 20

1.8K 37 0
                                    



Aleena menunggu Ethan dengan sabar, dia tidak tahu apakah keputusan yang benar, tetapi sepertinya ini adalah jalan tengah di antara mereka. Melihat sikap dan juga penampilannya, Aleena berpikir bahwa Ethan bukan pria yang jahat. Dia tidak akan mengambil Ansel dan membuatnya terpisah dan putranya

"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Aleena tanpa melihat wajah Ethan.

Tidak ada jawaban, Aleena mengangkat wajah dan di saat itulah dia melihat wajah Ethan yang rupawan. Memang tidak salah ketampanan Ansel, ternyata pria yang menidurinya malam itu adalah pria tampan. Aleena berdehem, menepis seluruh pemikiran mengenai Ethan. Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan soal fisik pria itu.

"Duduklah," Aleena mempersilakan. Sesaat hening sampai akhirnya dia berkata, "Aku tidak akan melarangmu bertemu Ansel."

"Maksudmu?"

Aleena menghela napas kemudian berkata, "Aku akan membiarkanmu bertemu Ansel kapanpun kamu mau tapi dengan syarat bahwa kamu tidak boleh membawanya pergi dariku. Kamu boleh mengajaknya bermain, tapi tidak boleh menginap di rumahmu. Pulangkan dia sebelum malam. Klau terpaksa harus menginap, kamu harus mendapatkan izin dariku!"

Ethan sama sekali tidak bereaksi, bahkan tidak terlihat perubahan ekspresi di wajah pria itu. Hal itu menimbulkan kebingungan di hati Aleena. Dia cabut kembali pujiannya untuk Ethan karena ternyata pria itu sangat aneh sekarang.

"Tuan Finn, apa kamu mengerti maksudku? Aku tidak akan melarangmu bertemu Ansel. Kamu boleh menemuinya kapanpun kamu mau tapi jangan pernah berpikir untuk memisahkannya dariku!" Aleena mempertegas penjelasannya.

"Tidak mau! Aku tetap ingin menikah denganmu."

Aleena membelalak, "Bagaimana mungkin kita bisa menikah jika kita saja baru bertemu? Aku tidak bisa menikah dengan orang asing! Aku hanya akan menikah dengan pria yang kucintai!"

"Justru karena kita adalah orang asing, aku tidak akan pernah melakukan hal yang kamu katakan itu. Siapa yang akan tahu jika tiba-tiba kamu membawa pergi Ansel? Aku tidak bisa mengambil resiko, Aleena." Terlihat seringai tipis di wajah Ethan. "Aku tidak mau kamu memberinya papa baru!"

Aleena menyipitkan kedua mata, pemikiran pria ini, sangat tidak bisa ditebak olehnya, "Apa tadi kamu berniat untuk membawa pergi anakku?"

"Iya, tapi setelah ku pikirkan sepertinya itu bukan tindakan yang tepat. Jika aku membawa Ansel bersamaku sementara dia sudah hidup bersama ibunya sejak lahir, aku rasa hanya akan berdampak buruk untuk psikisnya. Jadi, keputusan yang tepat untuk kita adalah menikah demi Ansel."

Ethan terlihat sangat yakin dengan keputusannya, pria itu seakan tidak punya keraguan untuk menikah dengan Aleena. Sampai-sampai Aleena merasa sangat kebingungan, bagaimana bisa ada seorang pria yang mau menikah dengan wanita asing hanya demi anak yang tidak sengaja hadir dalam hidupnya?

"Aku tetap tidak bisa menikah denganmu." Masih ada hal yang harus dilakukan oleh Aleena, balas dendam terhadap keluarga yang sudah membuangnya, itulah yang menjadi tujuan utama Aleena sekarang.

Masalah percintaan dan lainnya, sama sekali tidak pernah terpikir. Aleena hanya ingin fokus pada dendam dan juga Ansel. Dia tidak akan bisa hidup tenang jika dua hal itu belum terselesaikan.

"Kenapa?"

"Karena kita adalah orang asing. Aku juga tidak mencintaimu."

"Apakah jika kamu mencintaiku, akan menikah denganku?"

Aleena membelalak, dia menjawab dengan marah, "Aku tidak akan mencintaimu!"

"Kenapa?"

Aleena tidak menjawab, "Aku tidak mau menikah denganmu!"

"Tapi kita adalah orang tua Ansel. Sudah seharusnya kita memberikan keluarga yang lengkap untuk anak kita."

"Dan aku tidak mau memberikan keluarga yang penuh dengan sandiwara untuk anakku."

"Seperti keluargamu?"

Aleena membelalak, dia tidak bisa berkata-kata atau bahkan menanggapi perkataan Ethan. Kenapa tiba-tiba pria itu membicarakan keluarganya?

"Keluarga yang sudah membuangmu? Apakah itu yang menjadi alasannya?" Ethan berkata lagi.

Aleena masih belum bisa menanggapi Ethan. Dia hanya bergeming dalam posisi duduknya.

Ethan mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Aleena. Ekspresi wajahnya berubah hangat, kemudian dia berkata dengan penuh keyakinan, "Aleena, aku bisa membalaskan rasa sakit hati yang kamu rasakan asalkan kamu menikah denganku."

Aleena merasa sangat terkejut, sesaat dia tidak bisa berkata-kata bahkan tidak bisa bergerak, hingga akhirnya Aleena berusaha untuk menarik kembali kesadarannya.

"Kamu memata-mataiku," Aleena langsung menuduh.

Ethan tidak langsung menjawab perkataan Aleena hingga beberapa saat kemudian, "Kamu adalah ibu dari anakku, tentu saja aku harus tahu siapa kamu. Jadi, hal yang kulakukan tentu saja sangat wajar."

Mulut Aleena terbuka lebar saking terkejut dengan jawaban Ethan. Pria ini bahkan tidak merasa bersalah setelah mencari tahu latar belakangnya. Aleena bangkit kemudian menatapnya dengan marah, dia menuju ke arah pintu kemudian berkata, "Pergi dari rumahku sekarang juga!"

Ethan bangun dengan perasaan bingung, "Kenapa kamu tiba-tiba mengusirku? Dan kenapa kamu menatapku dengan marah seperti ini?"

Aleena tidak mau menjawab, dia segera berjalan menuju pintu kemudian membukanya. Sikap Ethan yang melanggar privasinya membuat harga diri Aleena terluka.

"Keluar dari rumahku! Saat ini, aku tidak mau melihatmu!" Aleena berkata lagi dengan tegas. Mengusir Ethan tanpa rasa takut pria itu akan menyusun rencana memisahkan dirinya dengan Ansel.

Ethan melihat situasi Aleena sedang tidak baik, alhasil dia hanya bisa menuruti keinginan wanita itu.

Kini tinggallah Aleena seorang diri di ruang tamu apartemennya. Memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Ethan. Sebenarnya memang tidak salah jika pria itu mencari tahu hal-hal mengenai kehidupannya. Merupakan sesuatu yang wajar jika Ethan hanya ingin berjaga. Ethan adalah pria asing dalam hidupnya, dan begitupun sebaliknya. Tentu Ethan ingin wanita yang menjadi ibu dari anaknya adalah wanita baik-baik. Mungkin saja, kenyataan bahwa ada orang lain yang mengetahui keluarganya tidak harmonis, hal itulah yang membuat Aleena terluka. Ada orang lain yang mengetahui keburukan yang dimilikinya.

Aleena menghela napas, pandangannya tertuju pada kamar Ansel. Perlahan dia beranjak dan pergi menuju kamar putranya. Dilihatnya saat ini Ansel yang sedang terlelap. Meskipun wajahnya terlihat lelah tetapi Aleena tahu bahwa Ansel merasa sangat bahagia. Sejak Ansel bisa berbicara, bocah itu selalu saja bertanya mengenai keberadaan Ayah kandungnya. Aleena tidak bisa menjawab sebab Dia juga tidak tahu siapa Ayah Ansel. Hanya bisa memberikan pengertian bahwa ayahnya sudah tiada. Sembari berharap bahwa mereka tidak akan pernah bertemu dengan ayah Ansel.

Meskipun tidak tahu latar belakang pria yang menidurinya malam itu, tetapi dalam hati Aleena muncul rasa takut. Khawatir jika mereka nanti bertemu maka pria itu akan memisahkannya dengan Ansel. Aleena tidak akan bisa hidup tanpa putranya, Ansel adalah satu-satunya alasan Dia bisa bertahan hidup hingga sekarang. Aleena kembali teringat dengan tawaran yang diberikan oleh Ethan. Pria itu berani berkata seperti itu tentu karena dia memiliki kuasa.

"Siapa kamu sebenarnya?"

***

Bermalam dengan CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang