"Willy, kakak hari ini ada bimbingan di rumah dosen jadi mungkin kakak pulangnya malem atau nginep di kossan kak tari" Lily berkata pada willy adik semata wayangnya.
"Iya kak" jawab willy seraya dirinya masih fokus dengan tugas sekolahnya.
"Inget ya wil, jangan lupa makan.. pintu di kunci.. jangan bukain pintu untuk orang yang ga kamu kenal.. dan juga jangan begadang" pesan yang selalu disampaikan lily pada adiknya itu membuat willy akhirnya menghela napas.
"Iya kakak lily yang cantik, cepetan gih nanti telat loh bimbingannya kena macet" ucap willy pasalnya kota jakarta memang terkenal dengan macetnya
"Inget ya kata kakak, kakak berangkat dulu ojolnya udah di depan" ucap ara kemudian pergi dari rumah
***
"Terimakasih bu, besok lily akan segera urus berkas untuk seminar proposal" ucap lily dengan antusias karna akhirnya proposal nya di setujui untuk seminar
"Kabari ibu secepatnya ya, biar ibu bisa menyesuaikan jadwal" jawab wanita paruh baya tersebut yang merupakan dosen pembimbing lily
"Baik bu, lily pamit pulang ya" lalu lily kemudian keluar dari rumah dosennya
Diperjalanan pulang menuju halte bus hujan tiba-tiba datang, sialnya jarak untuk ke halte masih lumayan jauh dan komplek perumahan dosen nya ini setiap rumah mempunyai pagar jadi tidak ada tempat untuk berteduh yang membuatnya mau tak mau menerobos hujan untuk sampai ke halte sambil terus melindungi berkas pentingnya.
Sesampainya di halte bus lily segera mengecek maps transparan yang di masukkan kedalam baju agar tidak terkena hujan.
"Untung aja gak ada yang basah" ucap nya lega karena jika semua berkas ini basah itu artinya dia harus mencetak ulang semuanya dan membutuhkan biaya print tambahan
Lily baru menyadari dia tidak sendirian di halte ini. Saat dia menoleh ke samping disana sudah ada lelaki yang sangat ia kenali sedang berteduh bersamanya.
Lelaki yang sudah ia kagumi sejak SMA, lelaki yang setiap kali lily melihatnya ada perasaan hangat muncul meskipun dirinya tau lelaki tersebut tak tahu dia ada.
Lelaki itu hanya melirik sekilas lily lalu kembali fokus dengan handponenya. Lily mengulum senyumnya saat tau mereka hanya berdua disana.
Alaska Jayden Kaliandra namanya. Lelaki yang memiliki tubuh proposional dengan mata tajam dan jarang menampilkan ekspresi memberikannya kesan misterius dan tegas. Hanya sedikit orang yang bisa dekat dengannya.
Alaska merupakan mantan ketua BEM yang baru saja habis masa jabatannya. Dibawah pimpinannya organisasi tersebut berada di puncak tertingginya sehingga membuat alaska banyak dikagumi mahasiswi dikampus itu.
"Aaachiiuuum Aaachiiiuuum!"
Berulangkali lily bersin karna baju yang ia gunakan basah akibat nekat menerobos hujan ditambah angin membuat udara di sekitar mereka semakin terasa dingin. Lily mengosokkan kedua tangannya guna mencari kehangatan.
Tiba-tiba sebuah jaket terulur padanya. Lily dengan cepat menoleh, disana alaska sedang menatapnya dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.
"Pakek aja, lo lebih butuh" alaska mengucapkannya dengan nada yang datar namun mampu membuat jantungnya berdebar tak karuan
"Gak papa kamu aja yang pakek jaketnya, soalnya baju kaos kamu tipis. Aku udah biasa kok kehujanan, paling nanti minum teh anget aja pas pulang" tolak lily sesopan mungkin karna takut menyinggung alaska
Penolakan itu membuat alaska semakin menunjukkan ekspresi yang tidak biasa lalu tanpa aba-aba alaska langsung memakaikan jaket tersebut pada tubuh lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending? Or Not
General FictionLily Allena Ivanka adalah seorang mahasiswa semester akhir di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Dirinya mendapat beasiswa sehingga bisa berkuliah disana. Lily hanya tinggal berdua dengan adiknya yang berusia 12 tahun setelah 3 tahun lalu...