BAB 33: Kekhawatiran

484 57 25
                                    

Archer:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Archer:

Bang Max tadi nganter Navy pulang, kan?

Kok, dia ga ada di rumah, Bang?

Diketok-ketok ga mau bukain pintu.

Bang Maxius:

Kaga woi, gue nganterin Navy ke makam mamamnya.

Masih di makam kali. Coba cek, Ar, udah mau maghrib soalnya.

Setelah mendapat pesan balasan dari Maxius, Archer yang tengah duduk di teras rumhah Navy pun segera berlari ke mobilnya. Di dalam mobil sudah ada Naka dan Jena yang tengah menunggu Archer.

"Emang ga di rumah, Kak. Navy tadi minta anterin ke makam ternyata."

Naka dan Jena menghela napas, merasa cukup lega saat sudah tahu keberadaan Navy. Awalnya Archer akan pergi ke rumah Navy sendirian sepulang sekolah, tetapi Jena dan Naka yang mengetahui rencana Archer pun memaksa untuk ikut. 

Orang tua mereka sudah memberi izin, dan meminta agar Archer berbicara baik-baik pada Navy dan menanyakan kondisi anak tersebut. Naya merasa sangat khawatir saat mendengar cerita Archer mengenai Navy.

Archer memberitahu letak makam Sesilia pada Jena, kemudian pemuda tersebut melajukan mobilnya menuju makam yang letaknya tidak terlalu jauh. 

Tepat saat mobil Jena berlalu pergi, Jevas pulang setelah membeli makan malam untuk dirinya dan Navy. "Lah, mobilnya si Nathan," gumam Jevas melihat mobil yang baru saja melaju meninggalkan pekarangan rumah Navy. "Jemput Archer kali, ya?" 

Jevas berjalan ke rumah Navy dengan membawa dua plastik putih, satu berisi dua bungkus sate dan satu lagi berisi obat yang Jevas beli dari apotek karena mengingat wajah Navy yang pucat tadi pagi. Navy kebiasaan banget kalo sakit ga mau ngaku. Begitu pikirnya.

Sayangnya, sudah lima menit Jevas berdiri di depan pintu rumah Navy, tetapi tidak ada tanda-tanda Navy akan membukakan pintu. Hari semakin malam, mata hari sudah terbenam. Tetapi lampu di dalam rumah Navy tidak ada yang menyala satu pun membuat Jevas kecewa. "Lo ke mana, sih, Nav? Kenapa suka banget ilang-ilangan? Baru juga tadi pagi ketemu."

Lelah menunggu hal yang tak pasti, Jevas dengan penuh rasa kecewa memutuskan untuk pulang dan menikmati dua bungkus satenya seorang diri. "Lumayan, sih, jadi makan dua porsi." Jevas tertawa pelan, berharap tawa tersebut dapat menutupi perasaan khawatir akan keberadaan Navy saat ini. Gue harap lo baik-baik aja, Nav.

***

Jena, Archer, dan Naka sangat panik saat memasuki area pemakaman dan mendapati  Navy tak sadarkan diri di sebelah makam Sesilia. Hari yang sudah semakin gelap membuat mereka tanpa pikir panjang segera meminta pertolongan pada penjaga makam untuk menggotong Navy bersama-sama. 

Hiraeth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang