BAB 20: Fakta Mengejutkan

394 35 32
                                    

Navy masih sangat yakin jika sosok yang ia lihat di depan rumah Jevas hari ini adalah abangnya yang sudah lama tak ia temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Navy masih sangat yakin jika sosok yang ia lihat di depan rumah Jevas hari ini adalah abangnya yang sudah lama tak ia temui. Meski tak pernah bertemu secara langsung, Navy sering melihat foto Jena di sosial media, sehingga tak sulit untuk mengingat wajah abangnya. Namun, meski begitu Navy masih ragu untuk menanyakan hal ini pada Jevas. Pada akhirnya, Navy memutuskan untuk diam dan mencari tahu sendiri apakah sosok tadi benar-benar abangnya. 

Hari sudah menunjukkan pukul delapan malam, Jevas datang ke rumah Navy dengan membawa berbagai makanan di tangannya. Navy yang melihat kehadiran Jevas di depan pintu rumahnya pun mempersilakan pemuda itu untuk masuk ke dalam rumah.

Navy berjalan di belakang Jevas, mengikuti pemuda itu dengan berbagai pemikiran yang memenuhi kepalanya. Saat Jevas telah duduk dan meletakkan beberapa bungkusan makanan itu di atas meja, Navy pun segera duduk di hadapan Jevas. "Tadi siang Navy liat Abang pulang, ada yang ketinggalan, ya?" tanya Navy sembari membuka sebungkus nasi goreng yang Jevas belikan untuknya.

"Iya, ada buku yang ketinggalan. Sekalian mampir buat fotocopy tugas juga." Begitu jawabnya, lalu ia meminum es teh yang ia beli.

"Sama siapa, Bang?" Jantung Navy berdegup kencang saat menanti jawaban apa yang akan keluar dari mulut Jevas. 

"Itu temen gue yang dulu satu sekolah pas SMP di Surabaya, namanya Nathan." 

Navy menghela napas lega, ia hendak menyuapkan suapan pertama nasi gorengnya, saat tiba-tiba saja kembali terdengar suara Jevas yang mengatakan, "Jenathan Nevalion Danendra," Tatapan terkejut Navy membuat Jevas terkekeh. Belum selesai rasa terkejut Navy dengan nama lengkap yang Jevas sebutkan, kini Navy semakin dibuat terkejut dengan fakta yang ia lupakan. "Kok, kaget gitu? Bukannya lo udah tau kalo Nathan kakaknya Archer sama Naka?"

Hari ini adalah hari terburuk bagi Navy selain hari kematian mamanya. Sahabatnya ternyata adalah saudara tirinya? Lucu sekali, saking lucunya Navy sampai bingung ia harus menangis atau tertawa keras di depan Jevas saat ini. Namun, yang bisa Navy lakukan hanya terdiam sembari menatap kosong nasi gorengnya, membuat Jevas heran.

"Kenapa, Nav? Lo sakit?" tanya Jevas yang melihat wajah Navy tampak lebih pucat dibandingkan saat pertama ia memasuki rumah Navy tadi. "Oh, lo udah ngambil hasil pemeriksaan di rumah sakit belum? Hasilnya keluar tadi, kan?"

Navy yang belum sepenuhnya sadar dari keterkejutan hanya dapat menjawab pertanyaan Jevas dengan anggukan. 

"Apa kata dokternya?" 

Navy hampir saja mengatakan yang sebenarnya sebelum ia sadar jika ia bisa saja merepotkan kalau Jevas tahu tentang penyakit yang ia derita. "Cuma kecapean, Bang." 

Jevas menghela napasnya lega saat tahu Navy dalam keadaan baik-baik saja. "Makanya istirahat yang cukup, Nav. Gue tau lo masih ngerasa kehilangan Tanten Sesil, tapi kurang-kurangin sedihnya, jangan nangis terus kerjaan lo tiap malem."

Hiraeth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang