Craving

81 8 0
                                    

"Pagi, bu"sapa Jay kala.membuka pintu rumah dan sudah ada ibu nya disana.
"Pagi, sayang. Anak kesayangan ibu dimana?"tanya nyonya Park tanpa basa-basi.

Jay mendengus. Yang di maksud sang ibu adalah pasangan sehidup semati nya.

"Mandi, bu. Baru selesai memasak"jawab Jay.
"Kau ikut membantu?"
"Aku tadi membereskan kamar"jawab Jay.
"Lalu siapa yang menyapu dan mengepel? Rumah sudah bersih sekali"tanya nyonya Park menyelidik.
"Tadi aku bangun Sunoo sudah menyelesaikan semuanya"
"Ih kau ini, lain kali bantu bersihkan rumah saat libur begini. Kasihan dia kelelahan"
"Tidak, bu. Sunoo baik-baik saja, kak Jay membantu juga"jawab Sunoo yang segera berlari kecil lalu memeluk mertuanya.
"Aduh anak ibu semakin cantik saja"

Sunoo tersenyum, manis sekali. Sungguh, bahkan Jay yang sudah menjalin hubungan selama dua tahun dan menikah selama setahun saja masih salah tingkah jika di beri senyuman oleh Sunoo nya itu.

"Lihat, wajah nya merah sampai telinga"ujar nyonya Park, menunjuk putra nya yang kini terkekeh malu.
"Menantu ibu ini cantik sekali"puji Jay.
"Memang, ibu saja bingung kenapa dulu dia mau dengan mu"

Sunoo tertawa.

"Bu, kak Jay itu tampan. Saingan Sunoo saat kuliah dulu banyak sekali"bela Sunoo.
"Tapi yang menang tetap Sunoo"tambah Jay yang segera berlari ke ruang keluarga setelah mencuri kecupan di pipi bulat Sunoo.
"Astaga, tingkah nya seperti anak kecil"
"Hiburan, bu. Sunoo tidak mudah bosan di rumah"kata Sunoo di sela tawa nya.
.
.
.
Jemari besar itu tak berhenti memijat kaki Sunoo secara perlahan. Sore tadi setelah ibu Jay pulang, tiba-tiba Sunoo demam. Wajah nya pucat dan makanan yang ia makan siang tadi di muntahkan.

"Sepertinya karna kita berenang sampai larut kemarin ya?"ujar Jay.
"Kakak yang mengajakku renang sore-sore"tuduh Sunoo, mata nya terpejam karna rasa pusing.
"Maaf ya, sayang. Besok kita ke dokter ya?"bujuk Jay.
"Aku boleh menolak?"
"Tidak. Mau kau sembunyi juga tetap akan ku seret ke rumah sakit"jawab Jay.
"Seret? Jahat sekali"
"Perumpamaan, sayang"
"Kak, kenapa pusing sekali ya?"keluh Sunoo lagi.

Bahaya. Kesayangan nya sudah mulai merengek, Jay tau pasti jika sudah merengek maka sakit yang di rasakan Sunoo nya tidaklah ringan. Akhirnya Jay menghentikan pijatan nya, ia merebahkan tubuhnya dekat dengan sang istri.

"Kemari, sayang. Kakak peluk ya?"

Tanpa menjawab Sunoo segera masuk ke dalam pelukan sang suami. Mata nya masih terpejam menahan pusing meskipun kening nya di hujani kecupan hangat.

"Sembuh, sembuh, sembuh"gumam Jay setiap membubuhkan kecupan.
"Kakak makan malam nya pesan dulu ya? Aku pusing sekali"ujar Sunoo, suara nya lemah sekali.
"Nanti biar kakak yang memasak. Sayang ku ini hanya perlu tidur supaya lekas sembuh"

Tak lagi menjawab, Sunoo lebih memilih menyamankan posisi nya dalam pelukan sang suami. Berharap jika pusing nya akan menghilang setelah ia bangun nanti. Namun keadaan tenang itu tidak berlangsung lama. Lelaki tampan itu sudah tidak tahan. Jay gelisah melihat Sunoo nya merintih kesakitan padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, ia memilih untuk membawa Sunoo ke rumah sakit malam itu juga tanpa persetujuan dari sang kekasih hati.

"Sunoo ku kenapa, Jake?"tanya Jay pada temannya yang kebetulan berjaga malam itu.
"Sudah dari kapan sakit nya?"tanya Jake santai.
"Baru sore tadi. Tapi tidak biasanya dia sampai merintih saat tidur"
"Eum"
"Tidak parah kan?"tanya Jay khawatir.
"Mulai sekarang tolong lebih di perhatikan asupan dan kegiatan nya. Jangan bekerja terlalu berat, kalau perlu Sunoo mengurus cafe dari rumah saja. Kehamilan di tri semester awal memang rentan begini"terang Jake lalu menatap Jay dengan tatapan jahil.
"Baiklah, nanti aku akan bica- tunggu! Apa katamu tadi? Hamil? Sunoo ku hamil?!"

Ddeonu one shot 🧡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang