Happiness

74 7 0
                                    

"Jadi kekasih ku ya?"

Sunoo tertunduk, menyembunyikan pipi merah nya karna menahan malu. Bagaimana tidak, baru saja ia duduk di pinggir lapangan outdoor untuk menunggu teman nya, tiba-tiba kakak tingkat nya menghampiri nya. Meminta untuk jadi kekasih nya. Sunoo suka, suka sekali pada lelaki Park itu. Tapi yang benar saja, sekarang ia jadi tontonan beberapa mahasiswa yang ada di sekitarnya.

"Kak, ramai sekali"keluh Sunoo.
"Ya jawab dulu, nanti kita pindah kalau sudah jawab"

Sunoo bergumam ragu, apa ia benar ingin menjadi kekasih sang kakak tingkat atau hanya kagum? Tapi Sunoo rasa, kagum tidak akan sebesar ini.

"I.. iya, mau"jawab Sunoo lirih.
"Sungguh?"

Anggukan kepala Sunoo menjadi jawaban yang seolah memberi tau beberapa orang yang tak mendengar jawabannya jika ia kini kekasih seorang Park Jay.
.
.
.
"Melamunkan apa lagi sih?"

Pundak sempit itu berjenggit, terkejut kala suara berat itu terdengar tepat di sebelah telinga nya.

"Astaga"keluh Sunoo.
"Sedang memikirkan apa?"

Jemari besar itu mengusap kening Sunoo yang tampak mengerut, perlahan sampai akhirnya Sunoo merasa lebih tenang dengan mata terpejam.

Ia tengah berada di dalam taxi, berniat mengunjungi orang tua nya setelah tidak pulang selama 8 bulan. Biasanya setiap bulan ia akan berkunjung, namun setelah sibuk dengan pekerjaan, ia semakin jarang pulang.

"Jangan tidur, sayang"
"Tidak"jawab Sunoo.
"Suara mu berubah serak. Aku tau"
"Memang tidak boleh tidur sebentar?"rengek Sunoo, jujur saja mata nya saat ini terasa berat. Mengantuk sekali.
"Nanti malam kau akan susah tidur"
"Aaaaaa~ aku mengantuk"
"Sebentar saja ya?"

Tak menjawab, Sunoo hanya mengangguk sebelum menyamankan posisi nya bersandar pada dada bidang yang pemilik nya kini mendekap tubuhnya dengan jari yang masih setia mengusap kening nya lembut.

Kesadaran Sunoo perlahan menghilang, usapan di kening nya selalu berhasil mengantarkan nya untuk tidur lebih cepat dan lebih nyenyak.

"Ku rasa aku harus menggendong nya nanti"

Benar. Saat pemilik mata rubah itu membuka mata, ia sudah terbaring di atas ranjang nya. Rindu sekali, sudah lama ia tak melihat kamar tidur nya. Nyaman.

Ceklek

"Oh, sayang ku sudah bangun"

Terkekeh. Ia lirik lelaki yang masuk ke dalam kamarnya dengan membawa dua toples kue yang Sunoo yakini adalah buatan ibu nya.

"Berapa lama aku tidur?"tanya Sunoo yang masih enggan bangkit dari ranjang nya.
"Dua jam, sayang. Masih mengantuk?"
"Iya"
"Tidur lagi saja, ibu dan ayah sedang keluar. Kata ibu pulang sore"
"Kemana?"
"Acara di kantor ayah"

Hening sebentar. Sunoo memperhatikan lelaki tinggi di sebelah nya yang mulai sibuk memakan kue dengan mata yang menatap televisi dengan tatapan serius. Ah, tatapan nya memang selalu seserius itu.

"Sayang"panggil Sunoo.
"Hm?"
"Tidak mau tidur juga?"tanya Sunoo.
"Kenapa, sayang? Aku disini"
"Aku mau peluk"rengek Sunoo.

Usapan pada kening kembali Sunoo dapatkan, mata nya perlahan terpejam namun belum sempat terlelap, usapan nya terhenti. Lalu tubuh nya di tarik masuk ke dalam pelukan hangat kesukaannya. Ah, Sunoo yakin setelah ini ia akan tertidur lagi.

"Tidur, tidur, Sunoo ku~ Tidur, tidur, Sunoo ku~"

Lullaby favorit Sunoo mulai terdengar.

"Padahal aku bukan bayi, kenapa harus ada lullaby?"tanya Sunoo.
"Kau bayi ku, mau sampai tua juga kau akan selalu jadi bayi ku"
"Aku lebih tua!"protes Sunoo kesal.
"Aku lebih tinggi!"
"Astaga, aku tidak jadi mengantuk. Ayo kita berkelahi saja"tantang Sunoo yang berusaha lepas dari pelukan.
"Tidak. Bayi ku harus tidur, kasihan dia lelah"
"Ni-ki!"jerit Sunoo saat kesal nya mulai menguasai diri nya.
"Nishimura Sunoo!"

Ddeonu one shot 🧡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang