Love

48 8 0
                                    

"Aku tidak pernah percaya dengan cinta sejati. Orang tua ku saling menyakiti sebelum mereka berpisah. Mereka menyakiti mental anak nya sebelum pergi tanpa bertanggung jawab atas aku"ujar Jungwon saat melihat drama percintaan di televisi kamar nya.

Ni-ki menatap Jungwon dengan tatapan yang sulit di artikan. Tapi luka terlihat jelas ada di mata Jungwon yang berkaca-kaca menahan tangis sekaligus amarah.

"Aku percaya"kata Ni-ki.
"Begitukah?"Jungwon menoleh menatap Ni-ki sangsi.
"Ya. Aku menyaksikan nya sendiri"

Tertarik. Jungwon memutar tubuh nya untuk melihat ke arah teman baik nya itu meminta untuk di ceritakan.

"Kau kenal?"tanya Jungwon penasaran.
"Sangat. Mereka berdua adalah orang berarti untuk ku, ya meskipun waktu kami bersama tidak banyak"terang Ni-ki, senyum tipis nya terulas singkat.
"Kenapa?"
"Ya karna sekarang aku disini, bersama mu"
"Ah, mereka di Jepang?"

Tak menjawab. Ni-ki kembali menatap Jungwon dengan senyum tenang, namun di mata Jungwon senyum itu lebih terlihat seperti senyum penuh penyesalan dan di paksakan. Tidak tau kenapa tapi Ni-ki terlihat tidak baik-baik saja.

"Aku tidak akan memaksa mu untuk bercerita"ujar Jungwon.
"Akan ku ceritakan, tapi sepertinya akan memakan banyak waktu"kata Ni-ki.
"Tidak masalah. Aku akan menginap berhari-hari jika memang selama itu. Tenang saja"

Helaan nafas panjang dapat Jungwon tangkap keluar dari belah bibir Ni-ki. Seperti berat sekali.

"Kita mulai dari mana ya"
.
.
.
Rumah megah yang selalu tenang itu kini berbeda. Suasana nya terasa sangat tegang. Tatapan sengit satu sama lain tak terhindarkan.

"Tinggalkan Jay, kau hanya akan menyusahkan putra ku. Tidak peduli dengan asal dan kehidupan mu, aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian sampai kapanpun!"
"Ibu!"seru Jay marah.
"Kenapa? Kau mau membangkang? Ibu sudah bilang jika kau sudah di jodohkan, Jay. Sejak lama! Lalu kenapa sekarang kau malah membawa anak ini kemari?"balas nyonya Park tak kalah marah.

Jay berdiri, marah melihat ibu nya yang sama sekali tidak ramah pada kekasih yang ia bawa berkunjung ke rumah untuk ia kenalkan. Keputusan nya salah. Salah besar.

"Kak, sudah. Aku pulang saja"
"Tidak, Sunoo. Aku harus jelaskan semuanya"tolak Jay sembari menggenggam jemari lentik kekasih nya.
"Aku sudah menolak perjodohan itu bahkan setelah ibu mengatakan nya. Apa ibu tidak dengar? Ayah sudah setuju dan memberiku kebebasan atas pasangan ku. Ada apa dengan ibu?"tanya Jay, tak habis pikir dengan ibu nya.
"Ibu tidak suka dengan anak ini. Kau pantas dapat yang lebih baik, Jay"tunjuk nyonya Park pada Sunoo yang masih menundukkan kepalanya.
"Lebih baik seperti apa? Seperti gadis yang ibu perkenalkan padaku? Aku tidak sudi!"
"Park Jay!!"

Plak

"Bibi, maaf. Sebaiknya saya pulang"ucap Sunoo saat merasa suasana tidak akan membaik, kekasihnya bahkan harus terkena tamparan sekarang.
"Memang seharusnya kau sadar diri sejak tadi. Kenapa menunggu aku menampar putra ku dulu? Pergi dari rumah ini!"sindir nyonya Park.

Sunoo menunduk hormat sebelum keluar dari rumah besar itu. Jangan tanyakan Jay, di mengejar kekasih nya, tak mengindahkan panggilan dari sang ibu.

"Sayang, sayang. Tunggu"seru Jay, ia berhasil meraih pergelangan tangan sang kekasih.
"Kak, ibu kakak tidak suka padaku"lirih Sunoo yang kini telah terisak.
"Maafkan aku, sayang. Harusnya aku tidak membawa mu kemari, maafkan aku. Ini salah ku, sayang. Salah ku"
"Bukan salah kakak, ibu kakak benar. Mungkin ada yang lebih pantas untuk kakak, tapi aku sakit saat mendengar nya. Hiks, maaf kak. Aku sayang sekali pada kakak hiks"racau Sunoo, perlahan tubuh nya masuk ke dalam pelukan Jay.

Jay menangis kala kekasih nya menangis hingga nafas nya tersengal. Bagaimana bisa ibu nya menyakiti orang sebaik Sunoo? Apa yang salah dari Sunoo? Anak ini baik, dia berasal dari keluarga yang setara dengan keluarga nya dan anak ini sangat pintar. Apa yang salah? Dimana letak salah nya?

Ddeonu one shot 🧡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang