Replacement

44 6 0
                                    

Sunoo kembali menatap kekasih nya yang masih betah tertawa bersama teman-teman basket nya. Tampan sekali. Ya, siang ini Sunoo menunggui sang kekasih latihan basket. Latihan kali ini sepertinya santai, bisa di lihat dari tawa mereka, banyak bercanda.

Senyum manis itu memudar perlahan kala melihat arah pandang sang kekasih.

"Sudah setahun ya, tapi sepertinya memang sulit"gumam Sunoo.
"Kekasih mu saja yang tidak mau usaha, dia menatap itu kan karna dia mau"

Terkejut. Tubuh kecil itu menoleh ke arah atas dan mendapati kakak tingkat nya menatap nya dengan tatapan tak habis pikir. Lelaki itu duduk di tribun atas Sunoo yang tak jauh dari si manis.

"Jangan buang-buang waktu, Noo. Seperti tidak ada yang lain saja"
"Kak Hee sejak kapan di situ?"tanya Sunoo.
"Cukup lama untuk melihat tragedi menyedihkan di depan ku"jawab Heeseung santai.

Heeseung memilih berpindah duduk ke sebelah Sunoo, menyodorkan permen lollipop pada sang adik tingkat dengan rasa favorit Sunoo. Mint choco.

"Terima kasih, kak"ucap Sunoo sebelum melahap permen itu.
"Ayo belajar mencintai diri sendiri, jangan rela menelan pil pahit untuk orang tidak merasa dirinya sakit"nasehat Heeseung.
"Kurang ku apa ya, kak?"tanya Sunoo.
"Kau bukan Jungwon, jelas? Sebaik apapun kau kalau dia mau Jungwon ya dia akan selalu memikirkan Jungwon. Jay itu keras kepala tapi kau juga tak kalah keras. Pikirkan baik-baik, jika ingin membahagiakan orang lain setidaknya kita juga sudah bahagia, Noo"pesan Heeseung sebelum pergi dari sana.

Termenung. Heeseung benar, harusnya ia tau kapan seharusnya ia berhenti.
.
.
.
Sudah dua bulan setelah percakapan nya dengan Heeseung. Sunoo perlahan menarik diri dari sang kekasih, mengiyakan saja kala Jay mengatakan tak bisa mengantar pulang atau menghabiskan waktu dengan nya. Bahkan membatalkan janji temu dengan alasan latihan atau mengantar ibu. Klasik. Tapi Sunoo memilih untuk tidak peduli, ia sedang belajar mencintai dirinya sendiri, tidak peduli dengan apa yang akan terjadi nanti, ia sudah harus siap.

"Sayang, ada tamu. Bisa minta tolong buka kan pintu?"suara ibu nya mampu membuyarkan lamunan Sunoo.
"Iya, ma. Sunoo buka kan"

Ceklek

"Hai"
"Kak Hee, hai"
"Kakak mu ada?"tanya Heeseung.
"Ada. Masuk dulu, kak"Sunoo membuka pintu rumah nya lebar untuk mempersilahkan Heeseung masuk.

Langkah kaki kecil itu berlari menaiki tangga menuju kamar tidur sang kakak yang ada di sebelah kamar nya.

"Kakak, ada kak Hee datang"Sunoo membuka sedikit pintu sang kakak setelah mengetuk nya.
"Sebentar, sayang. Kakak turun setelah pakai baju ya?"
"Oke"
"Kak Hee sebentar ya? Kakak baru selesai mandi"Sunoo berjalan mendekat ke arah Heeseung.
"Iya, ini buat mu"

Mata rubah itu berbinar kala mendapati box ice cream ukuran sedang di dalam paper bag yang Heeseung berikan.

"Untuk ku?"
"Kalau mau berbagi ya lebih baik lagi"kata Heeseung.
"Pasti. Terima kasih ya, kak"
"Kau bawakan apalagi adik ku?"tanya Yeonjun yang sudah berjalan menuruni tangga.
"Mint choco!!"seru Sunoo seraya berlari ke arah dapur.
"Orang yang tidak tau pasti mengira kau yang kakak nya"gerutu Yeonjun.
"Memang tidak boleh kalau aku jadi kakak nya juga?"tanya Heeseung iseng.
"Aku tau kau tidak mau jadi kakak nya, Hee. Kau mau lebih"olok Yeonjun dengan wajah tengil nya.
"Sialan"

Sunoo kembali dengan nampan berisi minuman dingin dan beberapa camilan untuk di suguhkan.

"Kakak ambil sendiri ya"ujar Sunoo pada Yeonjun.

Tak terima, si sulung segera merengkuh tubuh kecil itu untuk ia hujani kecupan di wajah nya.

"Aaaaaa!! Tidak mau!! Mama!!"jeritan Sunoo terdengar nyaring sekali memenuhi seluruh bagian rumah.
"Jun, sudah. Kalau Sunoo menangis, mama tidak mau ikut membujuk ya?"ingat sang ibu lelah.
"Ih di cium kakak nya tidak mau. Jahat"ujar Yeonjun memasang wajah sedih.
"Kalau cium nya baik-baik boleh"kata Sunoo.
"Ya sudah, sini. Kakak mau cium baik-baik"

Ddeonu one shot 🧡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang