Episode 1 - Commemoration Day #Part 1

15 1 1
                                    

#1

Commemoration day


"Harmony, nanti pulang sekolah kamu langsung ke rumah?" tanya pemuda dengan rambut ikal pendek ketika gadis itu memakai sepatunya.

"Hmm.." gadis yang dipanggil Harmony itu nampak serius mengikat tali sepatunya. Hari ini ada pelajaran olah raga, makanya ia memilih sepatu kets bertali sebagai alas kakinya. Setelah yakin tali sepatunya terikat erat, Harmony berdiri dan melihat pada pemuda tadi. Merasa ada yang berbeda dengannya, "Kak Theo potong rambut?"

"Iya kemarin, kamu sudah tidur pas aku pulang, jadi belum lihat gaya baru rambutku ini." Theo menyisir rambutnya dengan jari, ia bisa merasakan ujung rambutnya yang sedikit tajam di bagian tengkuk - hasil potongan quiff yang dipilihnya kemarin. Penampilannya terlihat cukup profesional dengan rambut barunya, cocok dengan image mahasiswa jurusan hubungan internasional tingkat 3 itu.

Harmony memperhatikan penampilan baru kakaknya dan berkomentar, "Nah kan bagus rambutnya udah rapi, gak berantakan kayak kemaren ini. Sekarang kan jadi..."

"Jadi tambah ganteng ya?" sambar Theo, matanya mengerling jahil.

"Dih!" cibir Harmony sambil menyipitkan sebelah matanya. Sifat narsis kakaknya semakin bertambah sejak masuk kuliah. Tidak juga. Sifat narsisnya sudah ada sejak jadi anggota klub sepak bola di sekolah dasar. Apalagi saat ia bermain sepak bola sebagai perwakilan sekolah di sekolah menengah dan banyak dielu-elukan gadis remaja. Harmony sampai bosan menerima titipan surat dari para penggemar kakaknya. Banyak juga surat titipan yang tidak ia sampaikan demi meredam kenarsisan kakaknya yang sudah dipuncaknya kala itu.

Theo terkekeh mendengar reaksi dingin adiknya. "Masa sih? Bukannya dulu waktu kecil kata Hanny Kak Theo yang paling ganteng..." goda Theo lagi, ia masih ingat jelas bagaimana Harmony kecil yang menyebut namanya dengan 'Hanny' - karena belum bisa melafalkan namanya dengan benar - mengikutinya kemanapun ia bermain. Mengatakan kalau Theo adalah kakaknya yang paling disukainya, melebihi apapun di dunia, bahkan, "...Nanti kalau udah gede nikah sama aku, ya..." ujarnya dengan nada yang diimutkan, menirukan ucapan Harmony dulu.

Gadis dengan rambut coklat sepundak itu menghela napas, "Itukan dulu sebelum ketemu Kak Matthew."

"Eh?" Mata Theo membulat, ia tidak pernah berpikir kalau adiknya memiliki afeksi lebih pada sahabatnya sejak sekolah dasar itu. Iya, dia tahu kalau pemuda pirang itu terkenal di kalangan gadis-gadis seumurannya. Bagaimana tidak? Matthew vokalis dari band yang sedang naik daun, "Jadi kamu sukanya sama Matthew? Kakak kira kamu sukanya sama..."

Wajah Harmony bersemu merah muda, tapi ia langsung memalingkannya.

Theo sempat melihat sekilas perubahan rona wajah adiknya, menyadari ada suatu sikap berbeda di situ. Tapi sedetik kemudian ia menyadari hal lain yang harus diluruskan. "Gak boleh loh, Matthew udah punyanya Sarah" ia menyebutkan pacar Matthew - Sarah, mahasiswa culinary arts, calon pastry chef - yang juga adalah sahabat Theo sendiri.

Tiba-tiba Harmony menimpali, "Kak Jonathan juga ganteng, calon dokter lagi." Harmony menyebutkan nama sahabat Theo yang lainnya, ia bisa melihat sorot mata cemburu dari kakaknya yang agak posesif padanya. 

Pemuda itu selalu nampak tidak suka jika Harmony mulai memuji sahabat-sahabatnya. Harmony tahu itu, tapi ia malah sengaja menggoda kakaknya yang kompetitif dalam mendapat pengakuan sebagai 'kakak terbaik'. 

"Atau...," Dasar sister complex. "Kak Kaiden juga not bad, apalagi dia udah punya start up IT sendiri, masa depannya pasti cerah," Harmony melihat pada Theo dari atas ke bawah, lalu kembali ke atas, "bedalah sama seseorang" tambahnya sambil menunjukan senyum simpul. Ia menang dalam argumen ini.

Crossing FatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang