Episode 1 - Commemoration Day #Part 2

15 0 0
                                    


Kepala berputar. Perut bergejolak. Itulah yang dirasakan Harmony ketika telinganya menangkap pembicaraan anak-anak kelas di sekitarnya yang sibuk membahas tentang kasus penculikan anak-anak SD Milenia. Sudah akhir bulan September, tentu topik itu sudah mulai ramai dibahas lagi. Begitu terus berulang setiap tahunnya. Dan Harmony tidak pernah suka mendengar cerita tentang kasus itu. Apakah perlu ia pulang sekarang agar tidak mendengar kasus itu? Apa perlu ia minta Theo menjemputnya ke sekolah? Tapi untuk menyelesaikan permasalahannya Harmony memiliki solusi yang lain.

"Fiona, kita ke lapangan aja yuk." ajak Harmony pada gadis berambut panjang yang duduk di bangku sebelahnya.

"Hah? Ngapain ke lapangan? Zessica sama Lyla kan mau ke sini." Fiona mengingat janjinya dengan kedua teman perempuan mereka yang berbeda kelas. Hari ini hari yang spesial, ia sudah merencanakannya sejak jauh-jauh hari.

"Rasanya sumpek di kelas hari ini. Pengen kena udara luar." Harmony memegangi kepalanya.

"Jadi kamu beneran mau ke lapangan?" tanya Fiona.

Biasanya itu bukan pilihan Harmony. Ia lebih suka ada di dalam ruangan kelasnya pada waktu istirahat. Apalagi mejanya adalah basecamp, yang jadi tempat berkumpul teman-temannya. Tapi hari ini suasana di dalam ruangan kelas membuatnya tidak bisa menikmati jam istirahat. Semua perbincangan tentang kasus penculikan itu bagai bising di telinganya. Membuatnya merasa gelisah.

"Iya, aku mau ke lapangan...santai di pendopo," Harmony bangun dari kursinya, "Aku ke sana duluan ya, sekalian nge-tag tempat. Kamu nanti nyusul aja sama Zessica dan Lyla."

"Umm.., oke..." Fiona sedikit bingung dengan preferensi Harmony hari ini. Tapi ia rasa, ia bisa berimprovisasi untuk rencananya. "Oh iya, katanya Glen sama Ray juga mau ke sini."

"Iya, ajak aja sekalian." Harmony pun berjalan keluar kelas.


***


Rasanya Timothy sudah ingin berlari menyusuri seluruh penjuru sekolah ketika ia tidak menemukan gadis dengan rambut sebahu itu saat melewati kelas 3D. Untunglah Davin tetap menyeretnya ke lapangan sekolah. Ia bersyukur mengikuti paksaan sahabatnya itu, karena ternyata gadis yang dicarinya sedang berbincang dengan dua gadis dan satu pemuda di pendopo yang berada di seberang lapangan sekolah.

"Harmony!" panggilan nama itu sedikit sayup karena sang pemanggil berada di seberang lapangan di dekat pintu sekolah.

Mata Timothy memperhatikan pemuda yang memanggil Harmony tadi. Badannya cukup tinggi, mungkin sedikit lebih tinggi dari Timothy - biarpun Timothy tidak yakin karena tidak pernah berdiri bersampingan dengannya. Kalau tidak salah pemuda itu cukup dekat dengan Harmony - sesama anggota klub fotografi. Siapa namanya? Glen. Ia cukup mengingatnya karena Harmony pernah memuji hasil fotonya yang bagus, dan Timothy juga teringat kalau Glen sekarang bagian komite festival sekolah, yang artinya pemuda itu jadi sering bersama Harmony sepulang sekolah. Semakin mendekati tanggal pelaksanaan festival sekolah, mereka akan makin sering bersama. Timothy tidak suka itu.

Mendengar namanya dipanggil, Harmony tersenyum. Senyum itu masih sama seperti senyum yang dilihat Timothy sejak dulu. Sama tulusnya. Sama bercahayanya. Dan ia kesal karena gadis itu begitu mudah menunjukan senyuman menawan itu - secara setara - pada siapapun lawan bicaranya. Sudah banyak korban dari senyum indah itu yang jadi berharap lebih pada Harmony. Timothy tidak mau menambah nama-nama lagi dalam daftar serigala yang mungkin akan membuat gadis itu jauh dari jangkauannya. Namun diatas mementingkan perasaan hatinya, ada hal yang selalu dipegang teguh oleh Timothy. Ia harus menjaga gadis itu, mengamankannya dari setiap kemungkinan buruk. Itu janjinya, selalu melindungi Harmony.

Crossing FatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang