Bab 20. Bertemu Kembali

33 2 0
                                    

Tanpa di sadari, musuh itu bersembunyi di antara orang-orang yang ku percaya.

***

"Yakin, kau tidak mau ikut makan-makan dengan yang lain?" tanya Leo.

"Aku harus segera pulang, kasihan Kiara, dia pasti sudah menunggu di rumah."

"Hmm, baiklah, aku hampir saja lupa, kau itu kan pemuja gadis itu, jelas dia lebih segalanya," ucap Leo sambil tersenyum.

"Mana kunci mobilmu?" ucap Damian seraya menyodorkan telapak tangannya.

"Tunggu dulu! Maksudnya apa ini?"

"Aku mau pulang pakai mobilmu."

"Oh, tidak bisa begitu! Nanti kalau aku mau pulang naik apa?" Leo sedikit kesal.

"Kau bisa minta di antar sama yang lain."

"Biasanya juga kalau kau pulang lebih dulu, selalu naik ojek online."

"Lagi berhemat, cepat berikan kuncinya!" Damian terus mendesak, sampai membuat Leo berdecak kesal karena Damian yang sedikit memaksanya. Ia pun mengambil kunci mobil dari saku tangannya lalu menyerahkannya kepada Damian.

"Teman yang baik, thanks, aku pergi dulu!" Sambil menepuk pundak Leo, setelah itu Damian segera menuju parkiran, Leo hanya bisa menggeleng lagi-lagi ia tidak bisa melawan Damian, selalu saja takluk dengan pria itu.

Di perjalanan, Damian tidak lupa membelikan makanan seperti biasa, entah mengapa hari ini ia ingin segera bertemu dengan Kiara, sepertinya setiap hari rasa cinta ini semakin dalam, sampai tidak sabar ingin segera menikahinya.

Namun, melihat kondisi saat ini memang tidak memungkinkan, bukan soal Kiara yang belum siap, tetapi untuk saat ini ia juga harus mengumpulkan uang terlebih dahulu, ia tidak mau kalau sampai sudah menikah akan membawa gadis itu ke dalam penderitaan, setidaknya ia harus menabung dahulu untuk menyewa rumah, selebihnya nanti bisa ia usahakan lagi.

***

"Bagaimana situasi, aman?" tanya Damian kepada penjaga rumah yang telah ia pilih untuk menjaga Kiara juga." Pria itu mengangguk dengan pelan.

"Sangat aman, Tuan," jawabnya.

"Baguslah, pokoknya kalau ada hal yang mencurigakan segera kabari saya!"

"Baik, Tuan."

"Ini untukmu!" Memberikan makanan untuknya.

"Ah, terimakasih, Tuan." Damian hanya membalas dengan anggukan,

Setelah hubungannya dengan Kiara membaik, bahkan gadis itu tidak pernah memohon untuk pulang lagi, ia pun mulai membebaskannya, bebas dalam kata lain tidak lagi menguncinya seharian di rumah, ia sudah memberikan kunci rumah kepadanya, walau begitu tetap ia meminta penjaga untuk selalu memantau Kiara, jika pun gadis itu ingin keluar tidak boleh sampai keluar dari halaman rumah.

Jadi, penjaga ini sebenarnya di khususkan untuk menjaga Kiara, dari siapa pun yang berniat menyakitinya, tetapi sejauh ini ia merasa tenang karena, tidak ada yang berniat jahat kepada Kiara.

Setelah pintu di ketuk, pintu itu pun terbuka, Kiara terdiam menatapnya dengan lekat.

"Lagi-lagi, aku pulang malam, maaf kau pasti sangat kesepian," ucap Damian merasa tidak tega, apalagi melihat raut wajah Kiara yang sekarang seperti di tekuk, ini pasti karena dia merasa kesepian lagi.

"Hei, kenapa kau diam saja?" tanya Damian yang langsung menyadarkan lamunannya.

"Tidak apa, aku tidak merasa kesepian," ucapnya sambil melangkah pergi.

Asmara dalam Dendam (Open PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang