Dalam perjalanan aku memilih diam. Tampangku yang cemberut terbaca jelas. Dirga belum juga membalas chat dariku. Kesel sih. Hanya masalah sepele tapi ngambeknya seabad. Siapa yang benar-benar bocah sekarang coba?
Ku jajarkan pandanganku keluar jendela. Hari mulai sore. Semburat jingga menghiasi di langit barat. Indah.
"Kamu gapapa?" Tegur Putra membuyarkan lamunanku. Sementara ia menyetir sesekali melirik ke arahku.
"Gapapa. Turunin aku didepan ya. Ada yang mau aku beli" pintaku pada Putra yang dibalas dengan anggukan.
Mobil berhenti tepat didepan supermarket yang aku maksud. Belum sempat aku membuka pintu mobil, Putra lebih dulu membukakannya untukku. Aku memandangnya heran, Putra hanya membalasnya dengan senyuman. Manis. Ah menggoda.
"Terima kasih. Tidak usah menunggu. Aku mungkin lama" Aku pamit lalu melangkah menuju pintu masuk supermarket.
"Aku ikut. Ada yang mau aku beli juga" Tiba-tiba Putra sudah ada disampingku. Menjajarkan langkahnya dengan langkahku.
"Nginap dimana?" Tanyaku membuka pembicaraan. Aku mengambil troli dan mulai mencari keperluan yang kucari.
"Di apartemen temen" Jawabnya singkat dan masih mengikutiku.
Dia paling anti setauku kalau pulang kerumah kakeknya. Yang ada dia malah adu mulut dengan kakeknya. Itu info yang aku dapat dari Ratu.
"Oh" aku manggut-manggut mengerti.
Aku lupa apa lagi yang kuperlukan. Teringat ponselku, berharap ada pesan masuk dari Dirga. Tapi tidak ada sama sekali. Kecewa.
Kulirik Putra. "Katanya mau beli kok gak ada?" Tanyaku.
"Cuma mau ngikutin kamu doang sih" pintanya polos.
"Sudah pulanglah, kamu kelelahan sepertinya" Aku menatapnya lagi. Ku ambil beberapa bahan sphagetti dan meletakkannya ke dalam troli.
"Tidak. Berada didekatmu terasa nyaman" imbuhnya dengan senyum yang merekah.
"Dasar playboy" desisku.
"Apa? Playboy?" Matanya melotot tak terima.
Mampus. Pendegarannya bagus juga. "Hmm? Aku lupa mengambil sabun lifebuoy tadi udah lewat dari tempat sabun" elakku.
"Oh biar aku ambilkan" dengan sigap ia melangkah ke tempat sabun dan menyerahkannya padaku. Untung dia mau mendengar penjelasanku kalau tidak tamatlah aku.
"Terimakasih. Bener gak ada yang mau kamu beli?" Tanyaku memastikan.
Ia menggeleng. "Tidak. Oh iya kamu suka es krim rasa apa?"
"Coklat" sahutku singkat.
Putra melangkah ke tempat es krim. Mengambil es krim yang paling besar rasa coklat dan strawberry dengan taburan chocochips dan kacang almond.
Ia mengambil alih troli belanjaan dari tanganku. Tatapan kagum orang ke arah kami seakan kami adalah pasangan membuatku malu dan menunduk.
"Put, gausah. Banyak yang liatin tuh" bisikku. Putra tidak menggubris malah langsung membawa troli belanjaan menuju kasir.
Saat aku ingin membayar, Putra malah sudah menyerahkan kartu debetnya pada kasir di depannya. Tatapannya padaku seolah berkata "Gapapa, anggap saja permintaan maaf aku.
Aku menghela nafas. Kuambil belanjaanku lalu mengeluarkan dua kotak es krim milik Putra. Putra heran.
"Itu buat kamu, aku antar kerumah kamu ya?" Tawarnya. Aku hampir memanggil taksi tapi dia malah menyeretku dan mengambil kantong belanjaanku dari tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
L D R
RomanceKeylin Rianda. Mahasiswa yang biasa saja yang tidak lama lagi akan wisuda. Gadis polos ini aktif didunia sosmed. Bagaimana tidak, tiap harinya didepan layar ponsel bututnya terus. Beberapa bulan terakhir hatinya diisi oleh Dirga Arian, cowok SMA yan...