Step 4

130 4 3
                                    

Annyeong...
Maaf ya baru bisa update.
Silahkan liat di mulmed ya cast nya siapa aja.
Maaf typo berserahkan.

.....................................................................

"Apa dia pacarmu?" Tanya Putra memastikan. Ada raut penasaran diwajahnya.

Aku masih tertawa sambil memegang perut. Kupastikan sebentar lagi perut kesayanganku akan sakit.

"Ah sakit hahahaha duhh hahahaha..." rintihku tertahan. Putra makin panik ditambah ia masih penasaran. Lihatlah betapa absurd nya wajah dia.

"Keylin, apa ada yang lucu?" Sungutnya mulai kesal.

"Tidak hahahaha..." jawabku masih dengan gelak tawa. "Dia adik aku. Apa dia terlihat jauh berbeda denganku?"

Muka shock Putra sangat nampak. Memerah dan errr ada butiran keringat membanjiri wajahnya.

"Adik kamu? Kelihatan seperti pacar kamu" tuduhnya.

"Iya adik aku, dia posesif udah kayak pacar karena dia sayang kakaknya" jawabku masih dengan tawa yang mulai berangsur normal.

"Alhamdulillah" desis Putra pelan.

"Buat apa mengucapkan syukur?" Tanyaku heran. Haha dasar stress.

"Ha? Gapapa. Sebentar aku jemput kamu, urusan anterin anak dosenmu itu ke tempat les biar aku yang atur"

"Maksudnya?"

"Udah. Kamu tinggal dandan aja ntar anaknya dosen kamu biar aku yang urus. Jam 7 aku yang jemput kamu"

"Tapi adikku gak bakal ngizinin!" ucapku tegas. Aku masih mencari alasan.

"Emang harus minta izin sama adik? Setau aku mah kebalik" ucapnya kesal.

"Yasudah bilang aja sama adikku langsung" jawabku lalu meninggalkannya sendiri diruang tamu.

Tidak lama Putra bangkit masuk ke dalam ruang makan. "Siapa yang izinin masuk?" Tanyaku dengan tatapan mata yang tajam.

"Emm.." Dia terlihat kebingungan. Dan menahan malu atas ketidaksopanannya.

"Makan gih, tapi yang ada mie instan" akhirnya Kelvir angkat bicara walaupun nada bicaranya agak kurang sopan dengan yang lebih tua. Tapi bodo amat, lagian Putra kan rada stress.

"Iya makan gih tapi gak ada makanan lain" kataku sambil menyendok mie.

"Tidak perlu repot, aku sudah makan sebelum kesini" jawabnya polos.

Aku manggut-manggut. Kutatap Putra yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.

"Ada yang mau diomomgin?" Tanyaku to the point karena males melihat wajah orang stress yang stress-nya terus bertambah setiap detiknya.

"Emmm... Boleh sebentar malem kakaknya dipinjam dulu?" Tanyanya pada Kelvir sedikit ragu. Kelvir mengangkat wajahnya. Menyimpan sendoknya dimangkok lalu menatap Putra garang. Aku hanya terdiam melempar pandang pada kedua pria tampan didepanku. Putra terlihat gugup. Come on, adik aku masih SMA tapi Putra kelihatan tidak berdaya sama sekali.

"Baiklah dengan satu syarat-"

Ucapan Kelvir terpotong "Apa?" Tanya Putra penasaran dengan wajah mirip kepiting rebus. Ok Harus bawahi cetak tebal KEPITING REBUS.

"Pakaiannya gak boleh minim, gak boleh lebih dari satu jam perginya" jelas Kelvir mantap.

"Opsi kedua gua gak bisa janji" jawab Putra.

"Kenapa?" Adikku masih memasang tampang datar tapi sangar.

"Karena gua mau kenalin Key sama kakek gua. Tenang aja, Key aman sama gua" Ucap Putra mantap.

Kelvir manggut-manggut nampak masih berpikir. Aku hanya menerima keputusan akhir Kelvir. Aku percaya sama adikku.

"OK. Tapi dengan satu syarat lagi"

"Sebutkan!" Tampak Putra mulai emosi.

"Beliin gua makan malem, gua males masak apalagi lu nyulik kakak gua lama" Ucap Kelvir santai. Kocak juga nih bocah kirain apaan ternyata makanan. To be honnest, Kelvir adalah orang yang paling menjaga pola makan. Katanya sih biar umur panjang dan badan terjaga proposionalnya.

Sesaat kemudian...

"Hahaha, OK, bro. Lu tenang aja" jawab Putra semangat. Sepertinya mereka bakal akrab dengan cepat.

"Masih ada? Kalau tidak ada pulang gih." Ucapku pada Putra. Putra tampak shock dan balik menatapku. "Ngusir nih tuan putri?" Tanyanya dengan raut yang dibuat menggemaskan.

"Iya ngusir, sana gih pulang. Kurang kerjaan banget." Kataku mulai menaikan intonasi suaraku satu oktaf.

"Iyadeh, tuan putri. Sebentar aku bawain baju gantinya biar gak terlihat minim lagi" katanya lalu meninggalkan meja makan.

"Gak usah repot-repot. Aku punya baju yang lebih bagus dari seleramu" Teriakku. Iya tidak menghiraukan perkataanku.

Kelvir tidak mengeluarkan suaranya, ia sibuk menikmati makan siangnya sambil menonton adengan kakaknya melawan orang stress.

"Kayaknya seneng banget ya jadi penonton setia" ucapku melirik Kelvir. Bunyi klik pintu apartemen menandakan Putra sudah benar-benar lenyap dari apartemen ini.

"Udah kak gapapa, aku setuju kakak sama Putra. Kelihatannya dia baik dan mengerti kakak, cuma ya dia belum paham fashion yang tepat buat kakak" Ucap Kelvir masih belum setuju atas perlakuan Putra yang memberikan gaun yang minim. Gaunnya manis hanya saja terlalu minim.

"Apaan sih, Kelv. Dirga mau kakak kemanain?" Aku bangkit dengan raut wajah yang cemberut. Kelvir tidak memperdulikannya. Aku melangkah menuju washtafel. Kelvir mengikutiku.

"Bukan begitu, kak. Hanya saja masa depan Putra lebih menjanjikan buat kakak" Ucapnya lalu meletakkan piring makannya. "Kelvir sayang kakak, Kelvir mau yang gantiin Kelvir jagain kakak adalah orang yang tepat bukan orang dari antah berantah yang kakak saja tidak tahu bagaimana rupanya" ucap Kelvir lagi sambil menunduk.

Aku tidak bisa membantah. Perkataan Kelvir sepenuhnya benar. Dari awal aku juga berpikir mau dibawa kemana hubungan ini. Ketemu saja tidak pernah. Tapi aku percaya pada Dirga. Entahlah, rasanya aku ingin pergi ke pantai tak berpenghuni lalu berterimakasih sekencang-kencangnya.

Kelvir sudah balik menyetel televisi dengan ditemani snack kentang kesukaannya. Aku duduk disampingnya ikut mencomot snack nya. Aku tidak paham channel yang sedang disiarkan oleh televisi didepanku.

"Kelv, kalau kakak terima Putra sama saja artinya kakak LDR juga. Dia akan balik ke Jerman dan akan kembali setelah dia sukses" kataku lagi. Remah-remah snack kujilati dari jari-jariku. Kalian jijik? Hei kawan bukankah ritual ini sering kalian lakukan saat makan snack? Ayo ngaku!

Ok! Back to story. Its not a novel but its the true story.

"Setidaknya kakak tau dimana rumah keluarga Putra di Indonesia. Kakak tau tampang dan rupa Putra yang sebenarnya, kakak tau pekerjaan dan repurasi Putra. Bahkan Kelvir tau seluk beluk percintaan Putra. Sedangkan Dirga? Aku sanksi kalau dia benar-benar cowok. Kalau cowok harus membuktikan kalau dia memang pria sejati bukan anak mami" jelas Kelvir panjang lebar. Selebar langit dan bumi. Ucapannya sepenuhnya benar. Kalau bukan adikku mungkin Kelvir sudah lama aku jadikan pacar.

"Kakak jangan bengong aja. Gimana? Mau sama Dirga yang tidak jelas atau sama Putra?" Kutanggapi dengan gelengan lesu tanda aku belum bisa menentukan pilihan.

"Kita lihat saja dimana takdir membawa kakak, Kelv. Kakak istrahat dulu ya, nanti bangunin kakak jam 16:00 ya mau siap-siap anterin anak dosen kakak."

Kelvin mengangguk. Ia masih menikmati tontonan otomotif dilayar kaca. Aku melangkah menuju kamarku. Merebahkan sedikit tubuhku yang peredaran darahnya mungkin sedikit bermasalah hari ini.

Dirga? Mungkin ia sudah mati terkubur oleh rayuan cewek lain. Masa bodo.

-=-=-=- TBC -=-=-=-

Author mau tanya bagusnya Keylin sama Putra atau Dirga atau munculin tokoh baru?

Makasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca.

Jangan lupa vote sama commentnya :)
C U :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L D RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang