Mampir

109 9 0
                                    

Halo! selamat hari selasa

Hari ke 3 mereka berada di Thailand. Rencana hari ini, Ten akan mengunjungi rumah orang tua nya walaupun cuman sebentar. Dia juga sudah hampir 5 tahun tidak pulang ke Thailand, jadi tidak ada salahnya kan, dia pulang ke rumah orang tua nya walaupun hanya sebentar?

Siang harinya, Ten bersama Johnny, Hendery dan Haechan sudah bersiap siap menuju rumah orang tua Ten. Sebelum mereka pergi, mereka pamit kepada Jung fam dan Na fam kalau mungkin mereka bakalan lumayan lama disana.

"Jae. Aku, Ten sama anak anak mau ke rumah mertua ku. Mungkin agak lama, jadi kalau mau jalan jalan kunci mobilnya ada di tempat biasa. Kalo mau nambah mobil bilang aja, nanti di bawain" Johnny memberi tau Jaehyun bahwa dia harus pergi.

"Aman John. Kita jalan jalannya tunggu kalian pulang aja, gatau mau kemana ntar nyasar"

"Oke kalau gitu. Kita berangkat ya" Johnny pamit sambil melambaikan tangannya ke arah Jaehyun.

"Hati hati"

Setelah berpamitan, Seo fam langsung pergi meninggalkan villa dan jalan menuju rumah Ten.

Perjalanan dari villa ke rumah Ten membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Namun karena mereka banyak berhenti, jadi mereka membutuhkan hampir satu jam untuk sampai di rumah Ten. Sesampainya di rumah Ten...

"Mama Ten pulang!" Ten berteriak saat masuk ke dalam rumahnya sambil menenteng beberapa totebag kertas yang isinya adalah makanan dan beberapa jajanan

"Loh Ten, Johnny? sejak kapan kamu pulang?!" Mama Lee terlihat terkejut saat melihat anak sulungnya itu tiba tiba berada di rumahnya

"Surprise!" Ten berjalan kearah mama nya lalu memeluknya

Johnny yang berada di belakang Ten hanya bisa tersenyum menatap interaksi antara keduanya itu.

Tak lama kemudian ada seseorang yang berteriak.
"PHI TEN? KAPAN PULANG?"
Ten melepas pelukannya lalu melihat ke belakang ternyata adiknya, Tern. Ten tersenyum kearah Tern lalu berkata

"Kalo di Thailand, phi sudah 3 hari. Tapi kalau di rumah barusan aja dateng"

Mama Lee menatap ke arah Ten dengan sinis. Ten yang melihat wajah ibu nya bergidik ngeri, dia berani kan untuk bertanya

"K-kenapa ma?" Ucap Ten sambil terbata bata

"Kalau udah 3 hari disini kenapa nggak hubungin mama?"

"Kan Surprise ma.."

Mama Lee hanya ber oh pendek mendengar perkataan Ten.

Sedangkan di sisi lain, Tern masih terlihat tidak percaya bahwa kakaknya sekarang sedang berdiri tepat di depannya. Karena memang kakaknya itu sudah hampir 5 tahun tidak pulang ke Thailand. Mengobrol dengan kakaknya saja paling lewat hp, dan terakhir mereka ketemu itu 3 tahun yang lalu, pas Tern nge hadirin wisuda pacarnya di sana. Sedangkan sekarang, kakaknya benar benar ada di depannya, di dalam rumah yang sudah tak di datangi oleh kakaknya selama hampir 5 tahun, di tanah Thailand. Bagaimana dia tidak kaget.

Suasana sekarang hening, tidak tau mau berkata apa lagi. Untung saja tiba tiba Haechan masuk ke dalam rumah

"Momma, Lucky dibawa pulang aja ya? Kasihan dia tidak punya teman" Haechan masuk ke dalam rumah sambil menggendong kucing angora milik Ten, sambil di buntuti oleh Hendery.

Semuanya reflek menengok kearah pintu lalu tertawa melihat kelakuan Haechan. Tern yang awalnya perhatiannya ke kakaknya, kini perhatian itu beralih ke ponakan tersayangnya itu.

"HAECHAN!!!!!" Teriak Tern

Anak yang di panggil itu langsung nengok, di lalu ikut berteriak

"AUNTY!!!" Haechan berlari kearah Tern lalu memeluknya dengan erat. Sepertinya Haechan memang benar benar rindu sekali dengan tantenya itu.

Tern memeluk Haechan sambil berputar putar dan menciumi pipi gembul Haechan. Sedangkan Haechan tertawa karena merasa geli

"Ahaha aunty, lepasin Channie. Geli aunty"

"Eh maaf chan. Kamu sih gemes banget"

Haechan menatap tantenya sambil mem pout kan bibirnya. Tern tentu saja tidak tahan saat melihat ekspresi ponakannya itu. Lalu, dia mencubit pipi Haechan sampai sedikit merah.

"Aunty!! Sakit!" Haechan berlari ke arah Ten lalu bersembunyi di belakang Ten.

"Momma, aunty nakal! Pipi Channie jadi merah tuh" Ucap Haechan yang masih memegangi pipinya

Ten menatap sinis ke Tern. Sedangkan Tern hanya tertawa kecil melihat kakaknya.

"Nong Tern.."

"Kho tho khap na, phi Ten. Jangan marahin aku dong. Phi ga kasian, lihat nong nya phi yang selucu ini dimarahin?"

"Banyak drama kamu" Ten tiba tiba memukul lengan Tern menggunakan barang yang di pegangnya. Untung sebelum pukulan Ten mengenai Tern, Tern mencegahnya. Kalau tidak bisa bahaya dunia ini.

"Et et. Phi, jangan dulu, sebentar aku ambil sesuatu"

Tern ngacir ke lantai dua untuk mengambil sesuatu barang yang entah apa yang akan diambilnya. Tak lama setelah dia naik, dia turun lagi membawa boneka beruang yang besar.

Haechan yang melihat boneka beruang besar itu pun langsung mendekat. Seakan tak peduli dengan rasa sakit di pipinya yang barusan Tern cubit. Dia lebih memilih boneka beruang itu.

"Phi liat sendiri kan?"

Ten kaget, sihir apa yang dipakai adiknya, sampai Haechan tak peduli dengan rasa sakit di pipinya lagi. Padahal barusan saja Haechan mengadu kalau pipinya sakit dan memang terlihat merah. Tapi sekarang dia sudah tak peduli.

"Kamu kasih sihir apa ke boneka kamu?"

"Gaada sih. Cuman, ponakan tersayangku kan sukanya beruang. Untung aku belinya kemaren ga jadi hari ini. Aku kan juga gatau phi pulang ke Thailand"

Ten hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan anaknya itu.

"Aunty, Channie bawa beruangnya ke kamar aunty ya. Mau main di kamar aunty aja"

Tern yang dipanggil reflek nengok lalu berkata

"Iya Chan. Nanti aunty nyusul"

Mendengar hal itu, Haechan langsung berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamar Tern.

"Aunty, Dery ikut Channie ya?"

"Ikut aja sana, ngapain izin aunty"

"Hehe" Hendery akhirnya mengikuti Haechan dari belakang.

"Liat kan phi? Aku bisa bikin Haechan diam dalam sekejap mata.." Ucap Tern dengan nada yang dibuat seakan akan dia sedang sulap barang menghilang

"Ya, lanjutkan. Udah ah, phi malas ngomong sama kamu. Mending phi bantuin mama sama mas Johnny masak di dapur"

Kakaknya terlihat iri dengannya, Tern tertawa kemenangan. Ini yang dia mau sejak tadi.

"AHAHAHA, cie iri ya? Anaknya lebih milih aku daripada phi?"

"Apaan sih. Orang cuma males ngomong sama kamu terus mau bantuin mama masak"

"Hehe. Yaudah sana ikut mama masak, aku mau main sama PONAKAN PONAKAN KU"

"SANA DAH SANA SYUH"

Ten pergi ke dapur sambil menghentakkan kakinya. Sepertinya, dia benar benar muak dengan adiknya.

"Dadah phi Ten! Channie, Dery, aunty datang sayang"

ㅤ​ㅤ͏ㅤ
ㅤ​ㅤ͏ㅤ
ㅤ​ㅤ͏ㅤ
ㅤ​ㅤ͏ㅤ

[TBC]

Hehe, seneng banget guys jujur. Aku bisa upload hari ini. Biasanya kan Seminggu sekali, tapi kali ini aku punya banyak ide. Lofyu otak, semoga bisa diajak kerja sama terus.

ANAK PAK JO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang