01.ラッキー

42 7 1
                                    

Apa yang kamu lakukan saat menyukai seseorang dan kamu tidak mengenalnya? Mencari informasi tentangnya? Mulai mengamatinya? Mencari kesempatan untuk mengenal? Atau menjadi pengagum rahasia?

Dan Sunghoon mengambil opsi terakhir, sebuah pilihan klasik yang mempunyai rasa seru tersendiri, tapi harus siap merasakan sakit setiap gadis yang di sukanya tertawa dengan pria lain.

Seperti hari dimana pertama kali dia bertemu dengan gadis itu, kini Sunghoon duduk di kursi kereta dengan pandangan yang sekali-kali menuju pada kursi di depannya, di mana gadis itu duduk dengan fokus yang selalu menuju ke arah buku yang di bacanya.

Cantik, ingin sekali Sunghoon duduk di sebelahnya dan menyelipkan beberapa helai rambut yang terlihat mengganggu ke belakang telinga gadis itu.

Tidak banyak hal yang berkesan setiap pertemuan mereka, Sunghoon tidak mengenali baju sekolah mana yang di kenakan gadis itu, yang membuatnya kesulitan adalah fakta tidak ada nama pengenal di pakaiannya.

Sunghoon ingin tau namanya.

Sunghoon menarik senyumnya saat melihat perubahan ekspresi gadis itu, dia terlihat sangat menggemaskan setiap menukik alis atau mengerucutkan bibirnya. Buku yang di pegang gadis itu selalu berbeda setiap minggunya, jika minggu kemarin dia membaca "The Guest Cat" karya Takashi Hiraide. Minggu ini buku bacaanya adalah, "Norwegian Wood" karya Haruki Murakami.

"Diperhatikan kepada penumpang. Kereta kami akan segera berhenti di Stasiun Shirayuki. Mohon siapkan barang bawaan Anda dan pastikan pintu terbuka dengan aman. Terima kasih telah memilih perjalanan bersama kami."

Suara pemberitahuan otomatis itu menarik perhatian gadis yang sedari tadi diamati Sunghoon. Ia terlihat memasukkan bukunya ke dalam tas sambil mengenakan earphone di telinganya. Sesekali, ia membenarkan mantelnya dan menyusun syal hangat yang menggulung rapi di lehernya.

Sedangkan Sunghoon sendiri membuang pandangan keluar jendela, sebentar lagi dia akan berpisah dengan gadis itu. Ia menghela napas panjang, merasa sedih sendiri.

Yang Sunghoon ketahui hanyalah kesukaan gadis itu untuk mengisi waktu menunggu pemberhentian kereta dengan membaca buku dan bahwa ia turun di stasiun Shirayuki. Berbeda dengan Sunghoon yang harus menunggu beberapa jam lagi untuk sampai di stasiun Mizuki.

Kereta tiba di stasiun Shirayuki dan penumpang mulai berdiri, bersiap untuk turun, termasuk gadis itu. Dengan tenang, pandangan Sunghoon mengikuti langkahnya. Tanpa sengaja, ia melihat gantungan kunci berbentuk daun semanggi milik gadis itu terjatuh.

Dalam gerakan refleks, Sunghoon berdiri dan mengambilnya. Namun, baru saja ia ingin mengejar gadis itu, pintu kereta menutup dengan cepat, memisahkannya dari sosok yang ia amati.

Dari balik kaca pintu, Sunghoon melihat gadis itu, dan senyumnya merekah saat melihat gantungan kunci di telapak tangannya.

"Apa akhirnya aku punya kesempatan untuk berbicara dengannya?"

[to be continued]

Love 119Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang