Mendapatkan sebuah testpack dari Faisal tentu membuatnya bingung. Ayu bahkan berpikir jika suaminya sudah menginginkan keturunan darinya.
"Dicoba ya dek..." ucap Faisal lembut.
"Mas Fais sampun pengen punya anak ya?" tanya Ayu polos.
"Emang sampeyan nggak pengen, punya anak dari mas?"
"Ihhh mas... maksud Ayu..." ucapannya terhenti karena tiba-tiba Faisal mengecup bibirnya.
"Dicoba ya dek..." Faisal mengatakannya kembali.
Ayu pun mengangguk, dan membawa testpack tersebut ke kamar mandi. Faisal yang sedang menunggu di luar pun turut deg deg an menunggu hasilnya. Sudah sepuluh menit Ayu di dalam, namun tidak kunjung keluar. Rasa khawatir Faisal semakin menyeruak.
Tok... tok... tok...
"Dek... kok lama? Sampeyan aman kan?" tanya Faisal sembari mengetuk pintu.
Panggilan Faisal tidak mendapat respon dari Ayu, jelas saja membuatnya semakin gelisah.
Tok... tok... tok...
"Dek... mas masuk ya?" Faisal kembali mengetuk pintu dan memanggilnya.
Ceklek...
Ayu mengulurkan testpack pada Faisal sembari tersenyum namun matanya tampak basah.
Benda kecil itu menunjukkan dua garis berwarna merah. Seketika Faisal memeluk tubuh sang istri dan menciumi punggung kepala Ayu.
Keduanya kehabisan kata-kata, tidak tahu lagi bagaimana cara mengungkapkan kebahagiaan itu.
"Mas... ibu harus tahu." ucap Ayu sedikit merenggangkan pelukan Faisal.
"Ya dek... tapi sesok ya? Soale sampeyan iki harus istirahat."
"Kan isih jam 7 mas... ibu paling belum tidur."
"Dek... sesok ya? Tadi kan mas wis nuruti sampeyan sing pengen duren. Saiki sampeyan sing kudu¹ manut² mas. Mas nggak pengen sampeyan kecapekan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗬𝗼𝘂 𝗮𝗿𝗲 𝗠𝘆 𝗛𝗲𝗿𝗼
Ficção Geral𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 : 𝐅𝐚𝐫𝐚 𝐑𝐚𝐦𝐚𝐝𝐡𝐚𝐧𝐢 𝐀𝐝𝐚𝐩𝐭𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐢𝐝𝐞𝐚 𝐛𝐲 𝐀𝐥𝐨𝐫𝐚 𝐊𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐃𝐞𝐬𝐢𝐠𝐧 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫 : 𝐧𝐚𝐧𝐝_𝐠𝐚𝐥𝐥𝐞𝐫𝐲 🌸🌸🌸🌸🌸 "𝑀𝑎𝑎𝑓.. 𝑠𝑢𝑎𝑚𝑖𝑚𝑢 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑜𝑑𝑜ℎ. 𝑘𝑎𝑚𝑢 �...