05. RUMAH SAKIT

77 64 22
                                    

" Pada akhir nya aku menyadari,bahwa sebenar nya aku tidak pernah sembuh dari semua luka yang telah terjadi.Aku hanya denial terhadap semua hal yang telah menimpaku,seakan akan tidak terjadi apa-apa,padahal sebenar nya aku telah hancur remuk layak nya kaca yang tidak akan pernah utuh lagi"- Dhea Adella.

•••••

Lenguhan ringan terurai halus dari bibir tipis seorang gadis yang baru saja terbangun-Bola Maya gadis itu terbuka sedikit hingga indra penciuman menangkap bau obat-obatan khas rumah sakit.

Hendak mendudukkan diri,pergerakan gadis itu terhenti saat menyadari salah satu tangan nya di genggam erat oleh tangan seseorang.

Dhea menoleh ke samping,memperhatikan Dikta yang tengah tertidur dalam keadaaan membungkuk.entah ini kebetulan atau tidak.
,Ingatakan gadis itu langsung terjatuh pada suatu kejadian yang mungkin saja persis seperti kejadian kemarin.Beda nya itu karena kecerobohan nya sendiri.

"Aku kan,udah bilang jangan lari-larian.pinggiran kolam nya licin,tuh kan,jatoh jadinya."

"Ishhsh, tolongin dong,ini malah ngomel! Dingin tau." Ujar gadis itu sembari memberenggut kesal.

"Lgian siapa suruh lari-larian di tepian kolam! Untung ajah kolam nya ngak dalem,kalo dalem gimana? Bisa tenggelam kamu,tuh." Kata lelaki itu masih saja sibuk nyerocos.

"Sini." Dikta mengulurkan tangan nya untuk membantu gadis itu.

"Makanya tuh,jangan ceroboh,dhea.udah berapa kali aku bilangin.kamu punya telinga kan,masih fungsi juga kan, awas ajah,kalau masih ngeyel aku bilangin,tuh."

"Nyenyenyenye, suka banget marahin aku!padahal kan,itu musibah. Bukan nya di bantuin malah nyerocos duluan!!" Kesal gadis itu,kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

"Loh,loh,loh. Ini Dhea nya kok basah,kak." Ujar seorang wanita yang Baru saja beres masak.

"Masuk kolam,ngeyel banget kalau di bilangin." Jawab lelaki itu seadanya.Sementara Dhea hanya menyengir polos.

"Yaudah,ganti baju dulu,gih.pake baju nya Dikta dulu tunggu orang tua kamu pulang."

"Oke,Tante." Gadis itu lantas mengekori dari belakang,mengikuti langkah Dikta yang menaiki tangga menuju kamar nya.

Tanpa sadar,gadis itu mengulas senyuman." Baju nya ajah masih gue simpan,ta." Gumam gadis itu.

Dhea lalu terkekeh,mengingat diri nya yang seceroboh itu,membuat Dikta harus lebih extra memperhatikan dirinya.Lepas dikit dari pantauan saja,gadis itu bisa nyusruk di jalanan datar.

Sadar betul,ia terlalu petakilan untuk lelaki se kalem Dikta. Tapi tidak menutup kemungkinan,lelaki itu tiba-tiba saja berubah menjadi ibu-ibu tukang tagih hutang,hobby banget nyerocos,kalau kata Dhea.

Dikta tersadar saat merasakan pergerakan-ia tertegun saat mendapati Dhea yang tengah memandangi wajah nya selekat itu.

"Udah lama Bagun nya." Ujar lelaki itu sembari membuang rasa gugup,di tatap seperti itu membuat degup jantung nya berdetak abnormal.

"Udah....lumayan lama,sih." Ujar gadis itu seadanya.

"Kenapa ngak bangunin gue."

ABOUT THE HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang